Tipe 2

Tipe 2

Salah satu penyakit nan bisa timbul dampak kelainan metabolisme karbohidrat ialah diabetes mellitus atau dikenal juga sebagai penyakit gula darah dan penyakit kencing manis. Diabetes merupakan penyakit gangguan kronis dampak adanya gangguan dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Tanda dari penyakit diabetes ialah meningkatnya gula darah nan dikenal dengan istilah glukosa secara cepat dan hal ini sangat berisiko terhadap penyakit jantung, stroke , ginjal, dan kehilangan fungsi saraf.

Gula darah nan meningkat ini disebabkan oleh gangguan sistem metabolisme, di mana tubuh (khususnya pankreas) tak sanggup memproduksi hormon insulin dalam jumlah nan dibutuhkan. Ada berbagai tipe diabetes mellitus. Setiap tipe memiliki gejala dan penyebab nan berbeda. Inilah ketiga tipe diabetes mellitus tersebut.



Kelainan Metabolisme Karbohidrat: Diabetes Mellitus Tipe 1

Diabetes tipe 1 disebut sebagai diabetes Mellitus nan tergantung pada insulin (IDDM), penyakit diabetes tipe 1 banyak menyerang anak-anak dan remaja; tetapi dapat juga menyerang orang dewasa. Ini dampak adanya kerusakan sel-sel beta pada pankreas, di mana pankreas ialah loka buat memproduksi hormon insulin. Insulin dibutuhkan tubuh buat megendalikan kadar darah. Pada penderita diabetes tipe 1 harus membiasakan diri mengendalikan kadar gula darah mereka dengan kedisiplinan saat mengonsumsi makanan.

Diabetes tipe 1 ini hingga sekarang belum ditemukan pencegahan maupun pengobatannya. Bahkan diet dan olahraga tak bisa mengobatinya. Pada awal menderita diabetes tipe 1, penderita memiliki fisik nan cukup sehat serta berat badan nan ideal. Respons tubuh mereka terhadap insulin pun nisbi normal, terutama di termin awal munculnya diabetes.

Rusak dan hilangnya sel beta pada diabetes ini disebabkan oleh salah reaksi dari autoimunitas, nan kemudian menghancurkan sel-sel beta pada pankreas. Reaksi seperti ini dapat jadi dipicu oleh infeksi pada tubuh penderita. Karena kerusakan sel-sel ini, produksi insulin terganggu. Para pakar medis lantas mencetuskan terapi pemberian insulin di bawah supervisi terhadap si penderita. Intinya, penanganan diabetes tipe 1 fokus pada penggantian insulin. Jika insulin tak diperoleh oleh tubuh, penderita terancam koma bahkan meninggal dunia.

Adapun pemberian insulin dapat dilakukan melalui injeksi, pump, atau inhaled powder. Pemberian insulin tersebut harus dibarengi dengan gaya hayati sehat, termasuk di antaranya mengatur diet dan melakukan olahraga teratur. Penanganan diabetes tipe 1 ini ialah perawatan jangka panjang nan harus dilakukan secara disiplin dan penuh komitmen.

Kesadaran penderita buat mendapatkan perawatan serta pengobatan nan tepat bisa membantu taraf glukosa dalam tubuhnya kembali normal. Yang dimaksud dengan normal ialah antara 80 - 120 mg/dl, 4 - 6 mmol/l. Jika kadar glukosanya rendah kembali, akan terjadi hipoglisemia nan mengakibatkan pasien hilang kesadarannya.



Kelainan Metabolisme Karbohidrat: Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes tipe 2 disebut juga Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau diabetes nan tak tergantung pada insulin, diabetes tipe II ini banyak menyerang ke orang pada umur lebih dari 40 tahun. Pada penderita ini kadar insulinnya mengalami peningkatan dan mengakibatkan hilangnya sensitivitas terhadap insulin oleh sel-sel tubuh. Hal ini biasanya disebabkan sebab faktor kegemukan atau obesitas. Pada tipe 2 ini diperlukan program diet nan disesuaikan dengan kondisi tubuh.

Kelainan metabolisme karbohidrat nan satu ini pada dasarnya disebabkan oleh mutasi gen, terutama gen-gen nan memengaruhi kinerja sel beta, proses sekresi hormon insulin, dan mengatur resistensi sel kepada insulin. Organ hati pada penderita diabetes tipe 2 juga menjadi kurang peka pada insulin. Glukosa bisa diserap oleh otot lurik tetapi sekresi gula darah pada hati meningkat. Gen nan bertanggung jawab atas kelainan ini sering kali ditemukan pada kromosom 19.

Tahap awal terjadinya diabetes tipe 2 ditandai dengan meningkatnya jumlah insulin di dalam darah. Hal ini dapat diatas dengan mengonsumsi obat anti-diabetes, nan berfungsi meningkatkan sensitivitas terhadap insulin sekaligus mengurangi produksi glukosa di organ hati. Sayangnya, semakin parah diabetes tipe 2 ini, semakin sulit juga sekresi insulin sehingga diperlukan terapi lebih lanjut.

Penanganan jangka panjang diabetes tipe 2 dilakukan dengan melakukan olahraga teratur, mengurangi asupan karbohidrat, dan mengurangi berat badan secara signifikan. Penanganan-penanganan tersebut bisa berangsur-angsur mengembalikan kepekaan hormon insulin.



Kelainan Metabolisme Karbohidrat: Diabetes Mellitus Tipe 3

Diabetes mellitus tipe 3 disebut juga diabetes mellitus gestasional. Tipe diabetes ini terjadi pada ibu nan sedang mengandung, dan biasanya kesembuhan akan didapat berangsur-angsur setelah melahirkan. Diabetes tipe 3 berbahaya sebab berpotensi mengganggu kesehatan janin atau ibunya. 20% - 50% penderita diabetes tipe ini bisa bertahan hidup, sedangkan sisanya meninggal dunia. Diabetes tipe 3 ini hanya terjadi pada sekitar 2% - 5% dari seluruh kehamilan di dunia.

Secara alamiah, penderita diabetes tipe 3 bisa sembuh dengan sendirinya pasca melahirkan. Namun bukan berarti kelainan metabolisme ini tidak memerlukan penanganan khusus. Jika ibu hamil dengan diabetes tipe 3 mengabaikan diabetesnya, risiko kesehatan akan menghantui janin dan ibunya. Kerusakan vascular dapat merusak fungsi plasenta. Bayi nan telah lahir dapat mengalami penyakit jantung bawaan, berat badan lahir di atas normal, stigma otot rangka, sindrom gangguan pernapasan, dan terganggu sistem saraf pusatnya.



Kelainan Metabolisme Karbohidrat - Diabetes Mellitus dan Resiko Asterosklerosis

Agar terhindar dari risiko terkena asterosklerosis, penderita diabetes harus rajin dan mengurangi faktor nan berisiko pada terjadinya agresi jantung dan stroke . Dan berusaha dan disiplin agar kadar gula dalam darah (glukosa) dapat senormal mungkin dan mengurangi kadar kolesterol pada darah.

Komplikasi kronis pada penderita diabetes terjadi dampak adanya pengikatan glukosa pada protein, nan disebut dengan istilah glikosilasi . Ini dapat menyebabkan perubahan-perubahan struktur dan fungsi banyak pada protein tubuh dan meningkat beberapa kali lipat dan dapat menyebabkan penyakit jantung, ginjal, dan penyakit saraf. Oleh karena itu, penderita diabetes harus rajin memantau kadar gula darah mereka dan melakukan kontrol nan baik



Kelainan Metabolisme Karbohidrat - Menghindari dan Mengobati Diabetes Mellitus

Pengobatan nan efektif dan tepat bagi penderita diabetes ialah melakukan pergantian dalam menu makanan dan minuman serta biasakan menerapkan pola atau gaya hayati sehat. Diabetes dapat ditangani dengan mengontrol konsumsi karbohidrat ke dalam tubuh.

Karbohidrat kompleks nan tinggi, diet nan kaya serat nan dikolaborasikan dengan makanan-makanan nan lebih alami merupakan cara nan lebih alami dan merupakan diet pilihan dalam merawat diabetes. Semua karbohidrat sederhana, alkohol, dan makanan nan mengandung lemak jenuh harus dibatasi. Perbanyak mengkonsumsi kacang polong, bawang merah, dan bawang putih secara teratur.

Selain pengobatan melalui terapi insulin dan obat-obatan kimia, penderita diabetes juga dapat mencoba obat-obatan tradisional. Obat-obatan buat diabetes salah satunya ialah Gymnema Sylvestre ,adalah tanaman orisinil dari hutan tropis India. Penelitian pernah dilakukan, memakai objek percobaan dengan memakai anjing dan kelinci nan terkena diabetes, hasilnya membuktikan bahwa gymnema bisa meningkatkan kontrol glukosa.

Dosis nan dipakai ialah 400 miligram per hari, baik pada diabetes tipe I maupun diabetes tipe II. Gymnema tak menyebabkan imbas samping dan memiliki kemampuan buat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Dengan kemauan kuat buat kembali sehat, kelainan metabolisme karbohidrat dalam bentuk diabetes mellitus tak akan merenggut hayati Anda.