Pelukis Hidup

Pelukis Hidup

Seberapa pentingkah Anda menyikapi kata mutiara Alkitab ? Seperti nan sering dikumandangkan para penyair, kata-kata ialah senjata. Kata-kata ialah perjuangan. Kata-kata ialah doa. Percayakah bahwa kata-kata mempunyai kekuatan nan besar daripada senjata nuklir nan menghancurkan Hirosima dan Nagasaki?

Percayakah Anda bahwa kata-kata lebih hebat dari gempa dan tsunami nan meluluhlantakkan suatu negeri? Anda harus percaya sebab hanya dengan kata-kata kita bisa mengubah hayati suatu bangsa. Bukankah para nabi, para filsuf, dan para cendikiawan mempunyai senjata kata-kata buat mengubah pemahaman dunia.

Anda dapat mencontoh ajaran Sidharta Gautama nan abadi sampai sekarang. Ajaran Jesus Kristus. Ajaran Muhammad. Mereka semua hanya bermain dengan kata-kata. Namun, mereka dikenang sepanjang zaman. Itulah kehebatan kata-kata. Kata-kata ialah wahyu Tuhan. Hanya manusia nan sanggup berkata-kata, tak dengan makhluk kreasi Tuhan nan lain.

Kata-kata mutiara alkitab ialah wahyu Tuhan. Jadi, suatu keharusan kita buat merenungkannya. Berikut ini contoh kata-kata mutiara Alkitab.



Pelukis Hidup

Tuhan ialah pelukis hidupmu

Ia belum selesai melukis hidupmu

Ia masih bekerja sampai larut malam

Mencampur rona nan sangat istimewa

untuk lukisan-Nya yg istimewa

untuk membuatmu menjadi mahal dan indah

Ia masih mempunyai planning besar buat ciptaan-Nya

Ia masih mempunyai planning nan latif buat hidupmu.

'Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku'
(Yesaya 49: 16)

Ketika kita mencermati ayat tersebut, Tuhan telah menciptakan manusia seindah mungkin dan memberinya takdir nan paling baik agar hayati manusia bahagia. Tuhan memberi nan terbaik buat kita dengan membaguskan ciptaannya agar kita dapat saling menghargai.

Namun, kenyataannya, apa nan terjadi? Manusia kurang bersyukur dengan kreasi Tuhan. Akhirnya, mereka merasa menderita nan mereka ciptakan sendiri. Padahal, Tuhan tak ingin umatnya menderita.

"Diberkatilah orang nan mengandalkan TUHAN, nan menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon nan ditanam di tepi air, nan merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air dan nan tak mengalami datangnya panas terik, nan daunnya tetap hijau, nan tak kuatir dalam tahun kering, dan nan tak berhenti menghasilkan buah." (Yeremia 17: 7-8)

Mencermati ayat tersebut, bisa diambil simpulan bahwa segala sesuatu harus diserahkan kepada Tuhan sebab hanya Dia nan Maha Tahu dan Maha Pemberi Solusi. Barang siapa nan mengandalkan Tuhan, dia seperti sebatang pohon nan merambatkan akar-akarnya ke dalam air.

Dia tak akan pernah merasa kekeringan sebab menunggu hujan. Demikian juga dengan manusia, tak akan merasa hampa dan kering hidupnya sebab selalu dekat dengan Tuhan.

Dalam ayat selanjutnya, dijelaskan:

"Mengapa aku harus membiarkan tekanan hayati menggangu aku jika aku bisa punya keberanian sebab Tuhan Jesus telah menang atas global dan penderitaan." (Yohanes 16: 33)

Ayat tersebut memberikan motivasi bahwa kita tak perlu takut dengan hayati karena akan ada Jesus nan menyelamatkan umat manusia di dunia.

"Mengapa aku harus bingung jika Allah ialah Raja Damai dan Dia memberi aku pengetahuan melalui roh-Nya nan diam di dalam diri kita."

Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa Tuhan selalu bersama kita ke mana pun kita pergi dan di mana pun kita berada. Jadi, kita tak perlu takut dengan apapun sebab ada Tuhan dalam diri setiap manusia.