Kebudayaan Persia

Kebudayaan Persia

Nama Persia ini hampir terkenal di seluruh global sebab sejarahnya nan cukup unik dan menarik buat diulas. Suku bangsa nan termasuk dalam kelompok Bangsa Iran ini memiliki kebudayaan nan hampir mirip dengan bangsa Iran. Bangsa ini tersebar hampir di beberapa bagian di Timur Tengah dan menjadi mayoritas di negara Iran, namun, menjadi minoritas di Amerika Serikat, Kuwait, Irak, dan di beberapa negara lainnya.

Menurut sejarahnya, bangsa Persia lahir dari percampuran penduduk nan berbangsa Arya dengan suku Elam. Sejarah ini tertulis dalam prasasti nan disebut dengan Assyria nan ditulis sekitar 834 SM.



Bahasa Persia

Bahasa nan tertua di global dan dikenal sebab karya-karya sastrawannya ialah bahasa Persia. Sastrawan-sastrawan berbakat bangsa Persia tersebut seperti Khayyam, Attar, Nezami, Roudaki, Rumi, Hafez, dan Ferdowsi. Bahkan, keunikan bahasa Persia ini juga memberikan pengaruh nan sangat besar pada bahasa Indonesia.

Hal ini terbukti dengan ditemukannya kata berbahasa Indonesia nan merupakan kata serapan dari bahasa Persia seperti bandar, menara, anggur, jahanam, topan, waswas, arak, dan bait.



Kisah Ilmuwan dari Persia

Ada banyak kisah tentang bangsa Persia nan dapat kita ulas. Penggunaan teknologi nan jauh lebih maju dari peradaban bangsa mana pun membuat bangsa Persia memiliki ilmuwan-ilmuwan canggih nan kemampuannya diakui hingga saat ini. Seperti halnya Nasiruddin al-Tusi nan memberikan sumbangan nan sangat besar dalam berbagai bidang ilmu, seperti filsafat kedokteran, biologi, kimia, astronomi, bahkan ilmu agama Islam.

Dalam usianya nan masih tiga belas tahun, ilmu nan dikuasai Nasiruddin ini sudah sangat banyak. Padahal, situasi bangsanya pada saat itu sangatlah tidak menentu. Keamanan menjadi barang nan mahal, apalagi pasukan Jengis Khan nan brutal dan sadis mulai memasuki wilayah Persia.

Karya pertama Nasiruddin ialah kitab Akhlaq-i Nasiri nan selesai ditulisnya sekitar 1232 M. Ketika Istana Alamut sukses dikuasai oleh Hulagu Khan nan merupakan cucu dari Jengis Khan, Nasiruddin selamat sebab ternyata Hulagu sangat berminat kepada ilmu pengetahuan nan dimiliki Nasiruddin. Bahkan, akhirnya Nasiruddin nan merupakan orang berbangsa Persia, diangkat Hulagu menjadi penasihat di bidang ilmu pengetahun.

Hingga akhirnya, pada tahun 1259 M, Nasiruddin memulai pembangunan observatorium nan megah buat melengkapi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu. Saat pembangunan observatorium tersebut, Nasiruddin melibatkan sarjana dari Persia dan para astronom dari Cina. Jelas saja, teknologi nan digunakan di dalam observatorium itu ialah teknologi tercanggih pertama nan ditemukan pada masa itu.

Bahkan, ada banyak peralatan nan biasa digunakan buat mengamati langit dan perbintangan ternyata ialah inovasi Nasiruddin termasuk kuadran azimuth. Ilmu pengetahuan dan teknologi nan dimiliki oleh Nasiruddin tersebut akhirnya membawa namanya menjadi semakin termasyhur sebagai pakar ilmu pengetahuan. Hal ini telah mengangkat nama Persia di mata dunia.

Selain itu, sebab ilmuwan Persia ini pulalah nan selanjutnya menemukan tabel konvoi planet nan merupakan inovasi krusial di dalam bidang Astronomi.



Kebudayaan Persia

Jika ditanya manakah kebudayaan nan paling tua di dunia? Maka jawabannya ialah Persia. Pada awalnya, di dalam kebudayaan Persia hanya dikenal penggunaan bahasa Avesta nan merupakan bahasa nan digunakan buat penulisan kitab kudus agama mereka saat itu. Namun selanjutnya, bahasa Avesta tersebut mengalami perkembangan hingga menjadi terkenal dengan sebutan bahasa Pahlewi atau Parsi.

Rumpun bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Sanskrit beserta bahasa-bahasa turunnya, seperti bahasa Urdu, Bengali, Hindi, dan Shindi. Nama Persia atau Parsi tersebut ternyata diambil dari dua orang terkenal nan membangun Kerajaan Iran Purba, yaitu Parthi dan Hakshiminia. Karena kejayaan kedua orang tersebut nan sukses menaklukan bangsa Babylonia maka akhirnya sebutan Persia atau Parsi tersebut digunakan.



Sejarah Bangsa Persia dan Islam

Sekitar tahun 651 M, kekuasaan Bani Sassan nan merupakan raja dari kerajaan Persia berakhir. Saat itu, terjadi peperangan besar. Bangsa Arab sukses mengalahkan Persia dengan telak. Peperangan ini bukanlah peperangan nan pertama kali terjadi. Sebab, jauh sebelum masa ini, peperangan antara bangsa Persia dengan bangsa Arab sudah sangat sering terjadi.

Pada zaman Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khatab, dan Ali bin Abi Thalib pun peperangan antara bangsa Arab dengan bangsa Persia sudah pernah terjadi. Hanya saja, baru pada masa pemerintahan Bani Umayyah, bangsa Persia akhirnya sukses ditaklukkan. Dengan penaklukan Kerajaan Persia tersebut maka semakin luaslah wilayah nan berada di bawah kepemimpinan Bani Umayyah dengan ibu kota pemerintahannya di Damaskus.

Kedatangan bangsa Arab dan masuknya Islam ternyata membuat kebudayaan bahasa Persia menjadi hilang dan tergantikan oleh bahasa Arab. Akhirnya, kebudayaan Persia ini nan tertinggal hanyalah karya-karya sastranya nan sangat terkenal.



Sinopsis Film "300"

Masih ingat dengan film nan berjudul "300" nan ramai diputar di bioskop-bioskop di Indonesia? Film nan satu ini merupakan adaptasi dari kisah perjuangan dan kegagahan prajurit-prajurit bangsa Persia nan mampu melawan ribuan musuhnya hingga titik darah penghabisan. Film nan disutradarai oleh Zack Snyder, dengan pemeran utamanya ialah Gerard Butler, Lena, David Wenham ini sempat merebut perhatian para penggemar film di Indonesia.

Film ini pun sebenarnya diadaptasi dari sebuah novel nan berjudul sama, yaitu "300" dan dibuat menjadi sebuah film oleh Warner Bros Pictures sekitar tahun 2007.

Kisah dimulai ketika utusan dari Kekaisaran Persia datang dan memasuki wilayah Sparta dan meminta bangsa Sparta nan saat itu dipimpin oleh Raja Leonidas buat tunduk kepada bangsa Persia. Leonidas nan mendengar permintaan utusan tersebut langsung menolak dan membunuh seluruh utusan bangsa Persia tersebut. Karena itulah, perang antara Sparta dan Persia dimulai.

Beberapa kali, tawaran Raja Xerxes nan sebenarnya lebih tertarik dengan kekuatan Leonidas serta ingin agar Leonidas menjadi bawahannya, tetap ditolak mentah-mentah oleh Leonidas. Lalu, Leonidas mengajak seluruh pasukannya nan hanya berjumlah tiga ratus orang itu buat menghadang pasukan Persia di daerah nan bernama Thermophylae. Mereka berencana buat menghabisi pasukan Persia.

Sayangnya, jumlah nan kalah banyak membuat pasukan Sparta harus berjuang habis-habisan hingga akhirnya seluruh pasukan nan berjumlah tiga ratus tersebut wafat di medan perang. Untungnya, Leonidas masih sempat memerintahkan kaptennya buat pulang ke Kerajaan Sparta dan memberikan pesan Leonidas kepada raja nan memimpin kerajaan tersebut. Isi pesan itu cukup singkat yaitu, "Ingatlah alasan kami gugur."

Pesan nan singkat itu ternyata mampu membangkitkan semangat bangsa Sparta. Beberapa tahun kemudian, pasukan Sparta nan telah berjumlah sepuluh ribu orang ditambah dengan bergabunganya pasukan Yunani hingga akhirnya pasukan mereka menjadi sekitar empat puluh ribu orang itu menyerang Kerajaan Persia nan masih berada di Yunani. Persia kalah telak sebab jumlah pasukan Yunani dan Sparta nan sangat banyak tersebut.

Ada banyak pelajaran sebenarnya nan dapat kita pelajari dari bangsa Persia ini.

  1. Kebudayaan nan dikembangkan melalui sastra ternyata tidak akan lekang dimakan waktu, sehingga hal ini pula nan akhirnya membuat bangsa Persia tetap dikenang hingga masa sekarang ini.
  2. Keberanian dan pantang menyerang dalam menghadapi setiap musuh nan menghadang mereka membuat Kerajaan Persia ini sempat menjadi kerajaan terkuat di tanah Eropa hingga beberapa abad hingga akhirnya sukses dikalahkan oleh bangsa Arab.