Lompat Tali

Lompat Tali

Play Station, Game Boy Advance, Time Zone, dan Tamiya!! Mungkin kita sudah sangat familiar dengan beberapa jenis permainan modern nan disebutkan tersebut. Ya, siapa sih nan tak tahu Play Station (PS).

Semua orang dari segala jenis usia dan jenis kelamin juga sudah tahu dan sangat familiar dengan nan namanya PS. Tinggal cari permainan tersebut di toko mainan niscaya telah tersedia.

Tapi bagaimana bila ada pertanyaan “taukah kamu jenis-jenis permainan tradisional?”. Niscaya sebagian besar jawabannya ialah “tidak”. Sungguh ironi, padahal permainan tradisional ialah salah satu warisan budaya bangsa. Permainan tradisional juga banyak mengajarkan filosofi tentang kehidupan.



Manfaat Permainan Tradisional buat Anak

Permainan tradisional anak memberi keterampilan fisik, memupuk sikap sosial, baik berupa kerjasama, gotong royong, persahabatan, latihan bergaul, sikap menghormati, dan rasa setia kawan. Permainan tradisional umumnya tumbuh spontan, penuh dengan keakraban, penuh dengan sikap kegembiraan.

Permainan tradisional ialah salah satu pembelajaran, menumbuhan sikap demokrasi pancasila, sebab pada dasarnya semua permainan tradisonal adalah “dari anak, oleh anak, dan buat anak”.

Menumbuhkan sikap memimpin, sebab dalam permainan tradisional, anak-anak nan mengatur, mereka pulalah nan diatur, dan mereka membuat peraturan sendiri. Apabila sudah bosan maka mereka sendirilah nan mengakhirinya.

Permainan tradisional nan berkembang dalam kebudayaan tradisional mengajarkan banyak hal buat anak-anak. Selain nan telah disebutkan, permainan tradisional merupakan wujud kecintaan mereka terhadap kebudayaan tradisional nan ada di daerah mereka masing-masing. Semangat dan jiwa kebersamaan merupakan dasar dari permainan tradisional ini.

Bandingkan dengan permainan anak-anak masa sekarang nan sarat dan didominasi dengan teknologi. Kebersamaan tentu saja tak dapat tercipta jika bermain dengan menggunakan perangkat teknologi.

Selain itu, permainan modern kurang memperhatikan aspek kerjasama dan toleransi dengan sesama. Dengan bertahannya permainan tradisional ini diharapkan masyarakat dapat mewariskannya sampai ke generasi seterusnya.

Coba, kita cari permainan tradisional nan memiliki filosofi kehidupan:



Petak Umpet

Cara bermainnya yaitu: satu orang sebagai penjaga (yang mencari) dan nan lainnya menjadi nan dicari (yang bersembunyi). Biasanya ditentukan waktunya. Misalnya bila hingga waktu sudah habis ternyata belum dapat menemukan juga, maka penjaga akan kalah dan bertugas menjaga kembali. Permainan ini mengajarkan taktik dan ketelitian.



Lompat Tali

Permainan ini dijaga oleh dua orang sebagai pemegang tali. Kelompok nan tak kebagian memegang tali bertugas melewati rintangan berupa tali nan ketinggiannya berubah-ubah, mulai dari nan paling pendek hingga tinggi.

Permainan ini mengajarkan bahwa manusia akan selalu mengalami rintangan sepanjang hidupnya dan semakin usia bertambah ujian juga akan semakin bertambah. Bagi anak-anak nan masih dalam tingkat pertumbuhan, permainan ini dapat merangsang pertumbuhan tulang.



Ding

Di Jawa disebut dengang “ding” atau “engklek”. Cara bermainnya sangat mudah, yaitu dengan menggambari tanah dengan kotak-kotak berbentuk persegi. Bentuk kotak-kotaknya ada bermacam-macam. Pemain disuruh lewat di kotak-kotak tersebut dengan menggunakan satu kaki.

Oya, pemain juga wajib memiliki “ginco” atau semacam kunci agar dapat melewati area permainan. “Ginco” tersebut dapat berupa potongan-potongan ubin atau potongan-potongan genteng nan sudah tak terpakai. Permainan ini mengajarkan tentang kesabaran dan taktik juga kejujuran.



Dakon

Di Jawa, permainan ini juga disebut “dakon”. Dakon ialah jenis permainan nan tak membutuhkan mobilitas fisik terlalu banyak seperti ketiga jenis mainan sebelumnya. Yang dibutuhkan ialah kotak-kotak kecil dan koin atau biji buat. Cara memainkannya adalah, setiap pemain nan terdiri dari dua orang wajib mengisi rumah mereka dengan biji buah tersebut sebanyak-banyaknya.

Pemain nan paling banyak mengisi rumahnya dengan biji buah akan menjadi pemenang. Permainan ini mengajarkan murni strategi, yaitu taktik buat menang dengan cara nan transparan dan tak curang.



Bekelan

Permainan ini dapat dimainkan oleh dua orang, nan satu sebagai versus mainnya. Permainan ini dilakukan secara bergantian. Apabila satu pemain kalah, pemain nan satu nan memainkan begitu seterusnya. Alatnya berupa bola bekel dan empat buah batu kerikil.

Cara bermainnya, bola bekel dilempar ke atas dengan pelan. Kemudian mengambil batu nan berada di bawah. Lalu kembali menangkap bola nan melambung tadi, sebelum bola jatuh ke tanah. Pertama, ambil batunya satu persatu, lalu dua per dua, lalu 3, lalu 4, begitu seterusnya.



Cublak-cublak Suweng

Permainan ini dimainkan oleh beberapa orang. Ada satu nan tengkurap. Sedangkan nan lain meletakan tangannya diatas punggung orang nan tengkurap tadi.

Sambil menyanyikan lagu cublak-cublak suweng ada seorang anak nan membawa kerikil kemudian diletakkan secara berurutan sampai lagu selesai. Setelah selesai kerikil itu ada digenggaman salah seorang anak dan nan tengkurap menjawab siapa nan membawa kerikil itu. Bila benar, si pembawa kerikil akan jaga. Jika salah, dia tetap jaga.



Permainan Tarik Tambang

Permainan ini biasanya melibatkan 5 atau lebih peserta dalam 1 grup. Seperti namanya, cara bermain permainan tarik tambang ialah dengan menarik sebuah tambang nan telah disiapkan oleh panitia. 2 grup bertarung buat saling adu kekuatan dalam menarik sebuah tambang.

Garis diletakkan di tengah-tengah posisi 2 grup tersebut, sebagai penanda batas. Jika salah satu grup telah melewati garis batas nan dibuat sebab kalah kuat menahan tarikan lawan, maka grup tersebut kalah.

Kunci kemenangan dari permainan tarik tambang adalah, pemain nan terdepan haruslah nan kekuatannya paling besar. Ini agar ia bisa menahan dan menyentak tali tambang agar bisa menjauhi garis batas.



Gasing

Sebenarnya gasing tak hanya dikenal di Indonesia. Namun gasing termasuk permainan tradisional Indonesia, karena sudah dimainkan sejak jaman dahulu oleh nenek moyang kita.

Gasing terbuat dari kayu nan diukir dengan bentuk bundar mirip bola, namun ujung-ujungnya runcing, hingga memungkinkannya mencapai kesetimbangan saat sedang berputar pada porosnya.

Untuk bisa berputar kencang, gasing akan dililit dengan tali nan lalu disentak keras agar gasing terlempar dan berputar. Untuk memainkan permainan ini, memang peserta tak berkelompok, melainkan sendiri-sendiri.

Namun buat mencari pemenang, maka beberapa orang dengan gasing berbeda akan adu kekuatan dan kestabilan gasingnya. Gasing mana nan paling lama berputar, maka itu pemenangnya.



Balap Karung

Balap karung ini juga merupakan permainan nan kerap diadakan saat peringatan hari kemerdekaan RI setiap tahunnya. Prinsip permainannya sama dengan balap lari, hanya saja setiap peserta memakai karung di kakinya seperti sarung.

Karung nan salah satu ujungnya tertutup itu membuat langkah peserta menjadi terhambat dan terkadang membuat mereka terjatuh. Ini nan selalu memicu tawa penonton saat lomba balap karung diselenggarakan. Sangat meriah, apalagi jika hadiah nan disediakan menarik. Peserta niscaya akan membludak.



Congklak

Congklak ialah permainan tradisional Indonesia nan asalnya dari Jawa. Congklak menggunakan media permainan terbuat dari kayu atau plastik, nan dicetak dengan lubang-lubang dipermukaannya. Biji-biji terbuat dari besi atau juga kerang kecil sejumlah 98 buah melengkapi permainan congklak.

2 buah lubang besar terdapat di ujung papan congklak, berfungsi sebagai lumbung loka pemain mengumpulkan hasil perolehan biji-biji congklak mereka. Pada akhir permainan, nan paling banyak jumlah biji dalam lumbungnya akan menjadi pemenang.

Sedangkan lubang kecil di sepanjang papan congklak berjumlah 14 terdiri atas 7 disetiap sisi pemain. Tiap lubang ini akan diisi dengan 6 biji kerang masing-masing lubangnya. Pemain akan mengedarkan biji-biji kerang ini agar lumbung mereka terisi.



Permainan Kasti

Permainan tradisional Indonesia ini masih banyak dimainkan oleh anak-anak sekolah dalam pelajaran olahraga. Cara mainnya mirip dengan softball, hanya saja kasti lebih sederhana dan tak membutuhkan lapangan khusus. 2 grup nan memiliki lebih dari 5 pemain bisa memainkan kasti.

Prinsipnya adalah, pemain harus dapat memukul bola nan dilemparkan, dengan pemukul dari kayu sejauh mungkin, agar pemain tersebut bisa melewati titik-titik singgah dalam lapangan, hingga kembali ke home .



Bakiak

Bakiak ini sebenarnya permainan tradisional anak-anak nan berkembang di Sumatera Barat. Permainan ini merupakan permainan menggunakan bakiak panjang buat beberapa orang. Biasanya nan menggunakan bakiak ini terdiri dari tiga sampai lima orang.

Permainan ini dilakukan oleh beberapa kelompok, dan setiap kelompok nan masing-masing lima orang tadi berjalan menggunakan bakiak, siapa nan paling cepat dan kompak sampai di garis finish dialah nan menang.



Maggale

Permainan ini merupakan permaianan nan menggunakan Kaddaro atau tempurng kelapa. Pada zaman dahulu, permainan tradisional ini umumnya dilakukan setelah panen, serta pengisi waktu senggang di waktu sore atau pagi hari. Permainan ini tak didasarkan pada latar belakang stratifikasi sosial dan karenaya sangat merakyat dalam masyarakat kebudayaan tradisional Bugis.

Begitu banyak ternyata permainan-permainan tradisional nan banyak mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Barangkali, permainan tradisional tersebut wajib kita perkenalkan kepada anak-anak kita kelak. Ayo kita cari permainan tradisional lainnya, dan mainkan. Selamat mencoba!