Jenis-Jenis Perubahan Sosial

Jenis-Jenis Perubahan Sosial



Apa Itu Perubahan Sosial?

Perubahan sosial ialah segala sesuatu nan mengalami perubahan nan terjadi pada forum kemasyarakatan nan memengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh sistem sosial, konduite sosial, serta nilai-nilai sosial nan terdapat di lingkungan masyarakat.

Perubahan tersebut tentu saja saling berpengaruh satu sama lain sebab merupakan bagian dari struktur dan fungsi masyarakat sebagai objek seklaigus subjek dari perubahan sosial tersebut.

Dengan demikian, perubahan tersebut juga tak hanya berlaku pada tataran kehidupan sosial, tapi juga pada aspek kehidupan nan lain seperti politik dan budaya sehingga unsur-unsur kebudayaan juga terpengaruh dan berpengaruh terhadap kehidupan sosial suatu kelompok masyarakat.

Perubahan ini terjadi dalam interaksi sosial sehingga berpengaruh terhadap stabilitas sosial di dalam ruang lingkup masyarakat luas. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh adanya perubahan kondisigeografi, kebudayaan material, ideologi, adat istiadat atau Norma berperilaku, dan nilai-nilai kehidupan sosial lainnya.



Gejala Perubahan Sosial

Seperti nan sudah disebutkan di atas, perubahan dalam kehidupan sosial dapat terjadi dampak berbagai hal di dalam kehidupan. Meskipun tak semua gejala tersebut bisa dianggap sebagai perubahan sosial. Berikut ialah beberapa hal nan dapat dikatakan sebagai gejala nan mengakibatkan terjadinyaperubahan sosial :

  1. Perkembangan masyarakat nan tak dapat terhenti sebab adanya perubahan, baik secara lambat laun maupun cepat.
  2. Perubahan nan terjadi pada forum kemasyarakatan akan sangat berpengaruh terhadap perubahan forum sosial lainny
  3. Munculnya berbagai patologi sosial dampak perubahan tersebut.
  4. Perubahan nan terjadi tak hanya sebatas fisik atau materiil, tapi juga jauh di luar itu.


Jenis-Jenis Perubahan Sosial

Sesuai dengan gambaran nan telah dijelaskan di atas, perubahan sosial dapat terjadi kapan saja dengan jangka waktu nan tak dapat diprediksi. Artinya, perubahan tersebut dapat terjadi secara cepat atau lambat sehingga menimbulkan berbagai reaksi sosial dalam kehidupan masyarakat.

Oleh sebab itu, ada dua klasifikasi perubahan sosial nan terjadi berdasarkan taraf cepat atau lambatnya perubahan itu terjadi.

Perubahan Evolusi

Perubahan pertama dinamakan dengan perubahan evolusi. Perubahan evolusi ialah perubahan sosial nan terjadi secara lambat, yakni dalam waktu nan cukup lama serta tanpa kehendak masyarakat buat dapat mengubah suatu kondisi sosial.

Perubahan tersebut berkembang secara alami sejalan dengan apa nan dilakukan oleh masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari. Ketika masyarakat dihadapkan pada berbagai kondisi kehidupan, maka pada saat itu pula perubahan sosial terjadi secara bertahap. Misalnya saja, perubahan sosial dari masyarakat primitif menjadi masyarakat nan lebih beradab.

Teori evolusi sendiri mengatakan bahwa manusia dan masyarakat akan mengalami perkembangan nan sinkron dengan tahapan eksklusif hingga mencapai titik paripurna (asumsi manusia). Namun, tahapan tersebut tak berlaku secara mutlak sehingga perubahan dapat terjadi dampak hal lain di luar konstruksi sosial.

Perubahan Revolusi

Perubahan revolusi ialah perubahan sosial nan berlangsung secara cepat, baik dengan adanya planning maupun tanpa adanya perencanaan sebelumnya. Oleh sebab itu, perubahan sosial seperti ini bisa menimbulkan konflik eksklusif dalam kehidupan masyarakat.

Perubahan seperti ini tak begitu saja terjadi. Ada beberapa faktor nan mengakibatkan munculnya revolusi, antara lain :

  1. Adanya keinginan dari masyarakat buat mewujudkan perubahan sosial sebab ketidakpuasan mereka terhadap kondisi sosial nan tengah dialami.
  2. Adanya seseorang nan dianggap mumpuni buat dapat menjadi pemimpin dalam suatu kelompok masyarakat.
  3. Pemimpin tersebut diasumsikan mampu menampung segala ide dan aspirasi masyarakatnya.
  4. Adanya waktu nan tepat buat melakukan gerakan revolusi.


Faktor Penghambat Perubahan Sosial

Faktor penghambat perubahan sosial merupakan subsistem kebudayaan dalam kehidupan masyarakat nan bisa menghambat perubahan sosial, padahal perubahan tersebut bisa memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat itu sendiri, misalnya: ilmu pengetahuan, hubungan sesama masyarakat, integrasi budaya dan lain-lain.

Masyarakat ortodok dan berpendidikan rendah, menghindari dari pergaulan dengan masyarakat lain, berprasangka jelek terhadap perubahan ialah beberapa tipe masyarakat nan bisa menjadi faktor penghambat perubahan sosial.

Menarik sebenarnya ketika kita mencermati faktor penghambat perubahan sosial, sebab terjadi pertentangan antara kebosanan nan menuntut perubahan dengan kondisi masyarakat sendiri nan kerap kali tak mau atau belum siap menerima suatu perubahan sosial.

Masyarakat nan berpendidikan rendah nisbi lebih sulit buat menerima perubahan sebab kurangnya pengalaman dan pengetahuan terhadap hal-hal nan baru. Masyarakat ini lebih nyaman dengan apa nan telah dimiliki meskipun perubahan tersebut sebenarnya akan bermanfaat bagi mereka.

Internet misalnya, tak semua lapisan masyarakat menerima begitu saja, meskipun kita tahu khasiatnya tapi bagi masyarakat eksklusif justru risi akan merusak kebudayaan.

Selanjutnya, masyarakat nan menutup diri dari informasi, pergaulan dengan masyarakat lain dengan alasan nan majemuk justru akan kesulitan beradaptasi dengan situasi dan kondisi nan kian hari kian berkembang. Mereka akan merasa asing di tengah-tengah kemajuan nan tak pernah mereka dengar, lihat, rasakan sebelumnya.

Padahal, kemajuan itu sudah menjadi hal nan lumrah bagi masyarakat nan lainnya sebab mereka tak menutup diri dari pergaulan atau masyarakat lain sehingga mereka dapat cepat beradaptasi.

Tak sporadis faktor penghambat perubahan sosial justru dari keyakinan masyarakat nan dianggap nilai dasar. Meskipun keyakinan itu tidak selamanya benar, misalnya masalah takdir baik dan buruk. Masyarakat terjebak pada kepasrahan tanpa usaha nan maksimal buat mengubah hidupnya.

Ketika ada anggota keluarganya nan sakit panas, masih ada masyarakat pedalaman nan membawanya ke dukun sebab menyangka penyakit itu ialah kutukan, bukan dibawa ke dokter atau puskesmas terdekat buat diobati.

Masyarakat pun sangat erat sekali dengan tokohnya (public figure) meskipun sebutannya bhineka di setiap tempat, ada nan menyebutnya kepala dusun, kepala adat, datuk, dan sebagainya. Dalam adat istiadat, mereka memiliki kedudukan nan tinggi di mata masyarakat begitu pula derajat sosialnya.

Di samping posisi tersebut sebab faktor keturunan, tidak sporadis pula sebab jasanya nan besar terhadap masyarakat sekitar, sehingga ucapan dan tindakannya harus dituruti menurut adat. Sayangnya, jika tokoh masyarakat ini tertutup dari segala perubahan sosial, maka hal ini pun dapat jadi salah satu faktor penghambat perubahan sosial.

Jika disimpulkan paling tak ada beberapa faktor penghambat perubahan sosial, di antaranya:

1. Lambatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Minimnya hubungan dengan masyarakat lain.
3. Kekhawatiran terjadinya perpecahan budaya.
4. Adat dan Norma
5. Kepentingan eksklusif nan ditanamkan
6. Berpretensi jelek terhadap suatu hal nan baru
7. Prinsip bahwa kesalahan dalam hayati tidak dapat diperbaiki
8. Ideologi nan bertentangan dengan perubahan
9. Masyarakat nan sangat tradisional.

Faktor penghambat perubahan sosial ini akan selalu terjadi sepanjang masa seperti selalu terjadinya perubahan sosial itu sendiri, sebab cara pandang, pengalaman, dan pengetahuan setiap masyarakat bhineka antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, satu daerah dengan daerah lainnya. Maka tidak heran jika setiap perubahan sosial disambut oleh sikap pro dan kontra dari masyarakat.



Dampak Perubahan Sosial Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat

Bagaimana pun juga, berbagai perubahan akan memberikan akibat terhadap kehidupan. Baik akibat positif maupun negatif, perubahan sosial juga sangat berpongaruh terhadap kehidupan masyarakat sehingga seorang revolusioner perlu mempertimbangkan akibat eksklusif jika ingin mengadakan perubahan dalam kehidupan sosial.

Misalnya saja, adanya perubahan sosial berupaa peradaban nan berkembang dalam suatu wilayah sosial primordial akan sangat memberikan dampak, baik positif maupun negatif, terhadap kehidupan masyarakatnya.

Di satu pihak, peradaban akan membuat masyarakat di kelompok sosial tersebut mengetahui berbagai hal mengenai kehidupan luar nan sekarang sedang merajai jagatglobalisasi. Aakan tetapi, di sisi lain, perubahan tersebut justru membuat suasana primordial tak lagi sesakral dahulu.

Artinya, perlu dilakukan beberapa hal buat dapat membuat perubahan memberikan pengaruh nan baik bagi kehidupan sosial masyarakat.