Sisi Unik Harian Jogja

Sisi Unik Harian Jogja

Harian Jogja , sinkron namanya memang terbit dan beredar di kalangan masyarakat Jogjakarta. Sinkron namanya juga, Harian Jogja juga ialah media nan terbit setiap hari sebagaimana layaknya koran-korang nan terbit setiap pagi tiap harinya.

Keberadaan Harian Jogja di kota pelajar ini menjadi semacam acuan tersendiri bagi masyarakat Jogjakarta dalam menangkap berita-berita nan terjadi di daerah mereka. Maka tak heran jika kemudian Harian Jogja memiliki disebut-sebut sebagai korannya orang Jogja, nan memiliki semboyan; Berbudaya. Membangun Kemandirian.

Nah, di sini kita akan membahas lebih detail mengenai harian nan satu ini. Akan tetapi akan lebih elok jika kita mengenal terlebih dahulu Daerah Istimewa Jogjakarta sebagai lokasi penyebaran Harian Jogja itu sendiri.



Harian Jogja - Korannya Wong Jogja

Sebagaimana kita tahu Jogja banyak sekali media-media nan juga tidak kalah santer di sana. Selain Harian Jogja, sebut saja Radar Jogja dan lainnya. Jogja sebagai daerah istimewa sejatinya ialah sebuah daerah nan tingkatannya sama seperti halnya provinsi di Indonesia ini, akan tetapi Jogja meliputi Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman, nan dapat dikatakan sebagai sebuah negara di sini.

Dilihat dari sisi geografisnya, maka Jogjakarta berada di selatan pulau Jawa bagian tengah serta berbatangan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah dan juga Samudera Hindia. Sementara itu pemerintah Jogjakarta sendiri terdiri dari 1 kota dan empat Kabupaten nan kemudian juga terbagi kembali menjadi sebanyak 78 Kecamatan dan juga 438 kelurahan atau desa-desa nan tersebar di Jogjakarta.

Selanjutnya mengenai nama sendiri, penyebutan Daerah Istimewa Yogyakarta seringkali menimbulkan singkatan semisal DI Yogyakarta, atau bahkan lebih simpel dengan menyebut DIY saja. Ada pun nan disebut dengan 'daerah istimewa'nya sendiri ialah kota Yogjakarta nan sejatinya memiliki luas terkecil kedua jika dibandingkan degan Daerah Spesifik Ibukota Jakarta. Daerrah pemilik Harian Jogja ini memang cukup istimewa.

Akan tetapi jangan pernah meremehkan kota nan satu ini. Pasalnya kota Yogyakarta ternyata terbukti menjadi kota tujuan wisata kedua setelah Bali. Bahkan kemasyhuran Yogyakarta sangatlah terkenal, tidak hanya di taraf nasional, akan tetapi gaung namanya sudah mengawang-awang ke ranah Internasional.

Dalam global pendidikan, Kota Yogyakarta sangatlah terkenal dengan kota pelajaran sebab di sini banyak sekali mahasiswa-mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia nan menimbal ilmu di kampus-kampus ternama di Jogja. Informasi tentang kampus di Jogja pun sedikit banyak niscaya pernah muncul di Harian Jogja.

Nah, tampaknya dari sinilah kemudian bebarapa pengusaha media melirik potensi akan perlunya bacaan nan sifatnya harian dan juga factual, baik dalam bentuk hard news atau juga news feature nan membidik sisi lain dari kehidupan masyarakat di Jogja dalam bidang sosial, ekonomi, dan juga budaya nan sangat kaya dan beraneka ragam.

Dan Harian Jogja menempatkan dirinya sebagai media nan layak dibaca masyarakat 'terpelajar' tersebut sebab memang dalam global bisnis, Kota Yogyakarta telah menciptakan pasar terlebih dahulu sebelum kemudian maraknya atau bermuncullanlah bisnis-bisnis di bidang media.
Harjo ialah Harian Jogja

Nah, jika Anda kebetulan mampir atau singgah di Jojakarta, mungkin Anda akan merasa heran jika pagi-pagi Anda sudah mendengar kata 'Harjo'. Atau barangkali tak harus pagi, saat Anda sedang duduk-duduk santai dan tidak jauh dari Anda istirahat ada orang nan menyebut-nyebut nama 'Harjo'. Ingat, ini bukan nama orang, akan tetapi kependekan dari penyebutan nama sebuah media harian. Harjo alias Harian Jogja. Jadi Anda tak harus heran jika ada orang-orang menyebut nama tersebut.

Sejatinya Harian Jogja merupakan sebuah surat kabar atau koran nan penetrasi peredarannya menjangkau daerah-daerah nan ada di Provinsi Yogyakarta, nan kemudian disebut sebagai Daerah Istimewa nan ada di Indonesia ini. Jika Anda pernah mengenal atau mendengar setidaknya perihal perusahaan penerbitan Bisnis Indonesia Group, maka Harian Jogja tidak lain dan tidak bukan ialah anak penerbitan di perusahaan tersebut sebab sebelumnya telah terbit harian lokal Solo Pos.

Terkait dengan 'anakberanak' usaha dalam sebuah perusahaan besar, rasanya bukan sesuatu nan aneh dalam global bisnis, sebab memang tujuannya ialah guna memperlebar jejaring usaha serta mempersempit mobilitas kompetitor atau pesaing bisnis tersebut.

Ada nan unik saat Harian Jogja ini dilaunching pada 20 Mei 2008 lalu. Seperti ungkapan iklan pada perusahaan SPBU Pertamina 'dimulai dari nol, ya."" Maka Harian Jogja pun pada edisi perdananya terbit dengan nomor edisi 0000. Akan tetapi edisi pertama kemudian dicantumkan pada hari berikutnya, atau tepat pada 21 Mei, dengan menggunakan nomor terbit edisi 0001.

Maka dengan waktu nan nisbi singkat dan cepat, keberadaan Harian Jogja mampu memeriahkan pasar koran di kota Yogyakarta dan juga sekitarnya. Singkat di sini sebab memang Harian Jogja terus melakukan pengembangan-pengembangan nan menyesuikan pada kondisi kemajuan teknologi, agar lebih mudah dijangkau oleh lebih banyak pembaca lagi.

Maka jadilah, tak lama setelah edisi perdana dicetak dan disebar di tengah masyarakat, Harian Jogja pun mencoba pangsa pasar pembaca di ranah global maya. Maka tak lebih dari satu tahun keberadaanya, Harian Jogja sudah memilik koran versi digital nan benar-benar dapat dimanfaatkan lebih luas oleh pembaca melalui situs atau website nan diberinama www.harianjogja.com nan tetap update hingga hari ini.



Sisi Unik Harian Jogja

Seolah tidak bosan berkreasi, Harian Jogja terus saja melakukan maneuver-manuver nan membuat pembacanya semakin meluas. Ini terbukti dengan terbitnya Harian Jogja Ekspress nan tidak lain dan tidak bukan ialah versi lain dari Harian Jogja biasa atau reguler.

Bedanya adalah, jika Harian Jogja reguler memiliki ketebalah 24 halaman setiap kali terbit, maka pada Harian Jogja Ekspress hanya sebanyak12 halaman setiap kali diterbitkan. Sebagai jejaring info lainnya, Harian Jogja pun sukses mengakuisisi radio Star FM dalam waktu nan nisbi singkat, lalu setelah itu mengganti namanya dengan radio Star Jogja, nan mengudara pada frekuensi101.3 FM.

Sukses nan disematkan pada Harian Jogja tidak lain dan tidak bukan sebab Harian Jogja ini memang memahami betul akan trend nan sedang berkembang mutakhir di kalangan masyarakat. Ini tentu secara psikis dapat menjadi semacam ajang pendekatan nan efektif. Bahkan Harian Jogja juga memfasilitasi ragam komunitas nan sangat kaya dan majemuk di kota Yogyakarta ini.

Hal lainnya ialah nan juga menjadi pendongkrak kesuksesan Harian Jogja ialah masalah tampilan atau perwajahan Harian Jogja nan simpel dan praktis namun tetap mengandung nilai-nilai estetis nan tinggi dan berkelas.

Pembaca pun betah, sebab mereka disuguhkan jenis tulisan atau ukuran font nan sangat nyaman di mata saat dibaca. Selain itu, Harian Jogja ini juga memiliki informasi nan sangat selektif dan rubrikasi nan tegas dan jelas. Sebut saja pemakaian nama istilah lokal dalam setiap rubrik semisal rubric Angkringan, Jagongan, Unek-unek, dan juga Suluk.

Selain itu, nan tidak kalah menarik ialah Harian Jogja senantiasa memunculkan rona khas pada tradisi masyarakat Yogyakarta, yakni cokelat, hijau, merah, dan kuning pada tiap halamannya. Sekali lagi itu ialah langkah agar Harian Jogja dapat lebih akrab dan diterima oleh warganya sendiri. Nah, buat lebih detailnya, jika Anda saat ini berada di Jogja, cari segera Harian Jogja.