Lomba Penulisan Artikel Antarsekolah

Lomba Penulisan Artikel Antarsekolah

Ternyata sulit juga mengajak anak-anak buat menulis. Mereka selalu mengatakan tak bisa menulis. Padahal sejak sekolah dasar mereka sudah diajari buat menulis. Secara teoritis, seharusnya anak-anak sudah mempunyai kemampuan buat menulis, ternyata jauh barah dari pemanggangan. Tidak heran jika ada lomba penulisan artikel dan sebagainya, pesertanya sangat terbatas. Hingga tanggal deadline, calon peserta nan mendaftar sangat sedikit.

Ini merupakan kondisi nan sangat memilukan bagi global tulis menulis. Upaya regenerasi penulis tak pernah bisa terlaksana, sehingga penulis-penulis senior merasakan kekawatiran nan sangat besar.

Seharusnya, setelah mengikuti proses pembelajaran di sekolah, anak-anak setidaknya mempunyai dasar kemampuan menulis. Oleh sebab itulah, banyak penulis senior nan memprakarsai adanya lomba kepenulisan artikel. Mereka tak menginginkan global penulisan kehilangan generasi penerus.



Mengefektifkan Pembelajaran Menulis

Pada proses pendidikan dan pembelajaran, salah satu mata pelajaran nan diberikan kepada anak didik ialah pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dalam mata pelajaran ini, salah satu materi pokok nan diberikan ialah pelajaran membaca dan menulis. Kedua materi pelajaran ini merupakan satu bagian integral, saling melengkapi.

Terkait dengan hal tersebut, seharusnya para guru lebih mengefektifkan pembelajaran membaca dan menulis secara aplikatif. Jangan lagi terlalu banyak teori. Berikanlah latihan-latihan menulis kepada anak didik. Hal terpenting dari pelajaran bahasa ialah bagaimana Anda menerapkannya dalam kehidupan.

Selama ini Anda memang telah terjebak pada kondisi nan serba teoritis. Anda mengedepankan teori buat anak didik tetapi sama sekali tak memberikan pelatihan buat pelaksanaan kemampuan. Anak didik hanya diberikan pemahaman konsep, tetapi sedikit sekali diarahkan buat penerapan konsep tersebut. Akibatnya, saat ada brosur lomba kepenulisan artikel di sekolah, maka tak ada seorangpun nan bisa dimajukan buat mengikuti kegiatan tersebut.

Ini merupakan kelemahan proses pendidikan dan pembelajaran mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Apalagi, jika dikaitkan dengan aspek sastra. Mereka semakin jauh dari kondisi nan diharapkan dari proses pendidikan dan pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa. Oleh sebab itu, sudah seharusnya para guru lebih mengefektifkan proses pembelajaran bahasanya pada pembelajaran aplikatif.

Terkadang satu mata pelajaran nan diberikan hanya menjadi sebatas pengetahuan belaka di dalam kelas. Pengetahuan nan didapat akan segera hilang seketika si pelajar keluar dari kelas atau sekolah. Hal inilah nan banyak sekali terjadi sekarang.

Apa nan diberikan tidak banyak memberikan bekas nan konkret dalam diri si pelajar. Terlebih ketika kebanyakan pelajar sekarang malah hanya dituntut buat mendapatkan nilai nan bagus dan tinggi. Maka apa nan dilakukan semata hanya buat mengejar nilai tersebut tanpa memiliki keinginan dan semangat buat memahami lebih lanjtu apa nan telah diterangkan guru di dalam kelas.

Hal ini banyak terjadi hampir di semua mata pelajaran nan diajarkan, tidak terlepas pada pelajaran bahasa Indonesai. Termasuk juga dalam hal menulis sebuah artikel atau hanya kemampuan pelajar dalam menulis.

Memang diajarkan bagaiman seseorang bisa menggali ide buat menulis, bagaimana membuat sebuah tulisan sehingga menjadi sebuah hal nan menarik buat dibaca dan juga mempunyai sesuatu buat layak dibaca. Namun banyak guru nan hanya memberikan hal ini sebatas pada sebuah pengetahuan saja tanpa adanya kemauan buat merangsang pelajar agar mau menulis ataupun menjadi seorang penulis.

Menulis terkadang memang terlihat sebagai sebuah hal nan tidak begitu mudah buat dilakukan. Menulis harus memperhatikan kaidah penataan ide nan ada buat diungkapkan dalam bentuk tulisan. Dan hal inilah nan tidak fikuasai oleh semua orang.

Sejatinya seorang guru juga bisa melakukan banyak hal buat bisa merangsang kemaauan atau keinginan dari pelajar agar mampu menulis. Sehingga materi dasar kepenulisan nan telah diberikan di dalam kelas tak akan tertinggal begitu saja dan tidak memiliki bekas apapun di dalam diri si pelajar itu sendiri.

Semua materi tentang kepenulisan nan telah diberikan oleh guru di dalam kelas kepada seluruh pelajarnya bisa digunakan sebagai bekal pelajar atau anak itu sendiri buat mengarung global kepenulisan. Hal ini dapat diawali dari skala nan paling kecil dan sederhana seperti menuangkan segala hal nan terjadi pada diri si anak ke dalam buku harian atau semacamnya.

Hal ini akan menumbuhkan rasa cinta dan menyukai kegiatan menulis. Karena rasa suka inilah nan harus terlebih dahulu dibangun. Setelah adanya rasa suka ini maka akan lebih mudah lagi membangun sebuah Norma buat getol menulis.

Dengan memulai menulis dari hal nan sederhana dan disukai maka hal ini akan lebih mudah lagi. Setelahnya maka bisa dilakukan termin nan lebih lanjtu misalnya ialah mengajak anak buat mengikuti lomba kepenulisan artikel.

Lomba ini memiliki banyak sekali kegunaan bagi si pelajar. Misalnya ialah mengasah kemampuan si pelajar dalam hal menulis nan telah dilakukan selama ini. mungkin saja selama ini hasil tulisan hanya dibaca dan dan dinilai oleh guru ataupun teman dan orang nan ada di sekitar si pelajar.

Namun dengan mengikuti lomba semacam kepenulisan artikel ini maka akan banyak pihak nan akan menilai hasil tulisan dari si pelajar. Kita tahu bahwa tidak sembarang juri nan dipilih buat menilai lomba semacam ini. tentunya para juri tersebut ialah orang dari kalangan nan memiliki pengetahuan nan lebih mengenai kepenulisan.

Hal ini sangat bagus buat perkembangan kemampuan si anak dalam menulis. Karena hasil tulisannya akan dinilai oleh orang nan memang kompeten di dalam global menulis. Sehingga akan diperoleh banyak saran dan juga kritik atas hasil tulisan si anak.

Semua saran dan kritik nan telah diberikan tentunya akan menjelaskan bagaimana kedudukan atau hasil dari tulisan nan telah dibuat. Si pelajar akan mengetahui di mana kelemahan dan kelebihan dari hasil tulisannya. Jika ada kelemahan maka haruslah diperbaiki namun jika ada kelebihan maka patutlah buat dipertahankan dan terus dikembangkan.

Inilah nan akan diperoleh dari lomba nan diikuti. Selain itu, dengan mengikuti lomab ini maka si pelajar akan memiliki semangat nan labih baru buat terus menulis dan menulis. Dan dapat jadi, si pelajar akan lebih menyukai kegiatan menulis.



Perlu Kerja Sama dengan Media Massa

Seharusanya media massa dan institusi sekolah membuat semacam MoU, terkait dengan hasil pembelajaran bahasa. Secara periodik, media massa memberikan pelatihan efektif buat anak didik dan juga gurunya buat bagaimana menulis artikel. Perlu adanya pelatihan spesifik dan menindaklanjuti dengan penampungan hasil tulisan anak didik.

Peranan media massa dalam merangsang kemampuan menulis anak didik diharapkan bisa menjadi pendorong semangat menulis anak-anak. Tentunya dalam hal ini, hasil karya tulis anak-anak harus diberikan reward nan proporsional. Ini merupakan reward atas kemampuan nan dimiliki. Jika anak mendapatkan reward atau penghargaan nan mengangkat harga dirinya, niscaya memicu dan memacu semangat menulisnya.

Secara periodik pula, kerjasama sekolah dengan media massa dalam kegiatan produktif. Dengan demikian, maka anak didik tak hanya mendapatkan pembelajaran teori, melainkan juga praktek. Untuk memikat atau merangsang semangat menulis anak didik, maka buat pemenang lomba diberikan penghargaan nan memikat.



Lomba Penulisan Artikel Antarsekolah

Sementara buat lebih meningkatkan semangat anak dalam mengembangkan kemampuan menulis, khususnya menulis artikel, maka lomba nan diselenggarakan tak hanya secara generik di media massa tetapi lebih dipersempit buat taraf antar sekolah.

Lomba kepenulisan artikel antar sekolah ini diharapkan bisa menjadi pendorong semangat bersaing diantara anak didik dan guru pembimbing. Hal ini terkait dengan peningkatan gengsi sekolah. Jika sekolah mampu meraih kemenangan dalam lomba tersebut, sama saja dengan meningkatkan prestise sekolah.

Tentunya hal ini bisa menggairahkan anak didik dan global pendidikan di lingkungan Anda. Disamping itu, para guru bersaing buat meningkatkan dan mengefektifkan pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Sekiranya, program peningkatan kemampuan menulis ini terlaksana, maka geliat global kepenulisan di negeri ini bisa ditingkatkan. Konsekuensinya akan membawa akibat pada peningkatan budaya tulis dan budaya baca anak bangsa ini.

Semua itu ialah tanggung jawab kita semua. Oleh sebab itu, mari bersama merangsang peningkatan kemampuan menulis pada anak-anak agar global penulisan tak kehilangan generasi penerus.

Itulah beberapa hal nan bisa kita peroleh dari mengikutkan pelajar kita ke dalam lomba penulisan artikel.