Macam Konduite Terpuji

Macam Konduite Terpuji

Dengan berbuat baik maka akan menentramkan hati. Tidak hanya hati sang pelaku tetapi juga hati orang-orang di sekitarnya nan melihat perilaku terpuji nan dikerjakannya. Mereka nan mau melakukan konduite nan terpuji atau baik maka akan diganjar pula dengan hal-hal nan baik dalam hidupnya.

Mereka nan menunjukkan konduite nan terpuji biasanya bahagia berkata jujur dan pemikirannya selalu mendekati kebenaran. Ini juga menjadi indikasi bahwa orang tersebut memiliki keimanan nan kuat dan selalu menempatkan Allah SWT di atas segala-galanya.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 70, "Hai orang nan beriman, takutlah pada Allah dan berkatalah nan benar, maka perkataanmu nan sahih akan bisa memperbaiki perbuatanmu dan bisa menutupi dosa-dosamu, dan barang siapa taat pada Allah dan RosulNya maka sungguh ia akan mendapatkan keberuntungan nan besar."

Dengan melakukan konduite nan terpuji berarti seseorang telah menyayangi dirinya sendiri dan mencintai sesamanya. Ia takut jika menunjukkan konduite tercela maka Allah SWT akan menghukumnya dengan siksaan nan pedih. Ia pun mempunyai kecemasan jika konduite tercela nan dilakukannya bisa merugikan bahkan menyengsarakan orang lain.

Hanya orang-orang nan berakal sehat, beriman dan mencintai sesamanya nan dapat melakukan konduite nan terpuji. Konduite nan terpuji ternyata jauh lebih sederhana ketimbang konduite tercela dalam prakteknya. Jika seseorang ingin berbuat baik maka hal nan akan dilakukannya dapat dimulai dari hal-hal sederhana.

Seperti senyum kepada orang nan ditemui, menyapa sesama muslim dengan salam, Assalamu"alaikum, nan berarti juga mendoakan buat keselamatan dan kesejahteraan dirinya dan saudaranya.

Hingga konduite terpuji nan mendorongnya berbuat lebih besar seperti membantu dengan mal dan tenaga kepada keluarga maupun orang lain nan membutuhkan. Bahkan Allah SWT saja menjanjikan suatu pahala ketika seseorang baru berniat ingin berbuat baik.

Apalagi jika konduite nan terpuji itu kemudian diwujudkannya sinkron kemampuan diriPerilaku tercela kerap membawa kita pada satu masalah ke masalah lain. Untuk memulainya saja, kita sering menyusahkan diri sendiri. Misalnya ada seorang anak nan berniat mengerjai temannya dengan menyembunyikan sandal ketika sedang mengikuti pengajian di dalam masjid.

Supaya sandal tersebut tak mudah ditemukan, anak nan nakal itu akan menyembunyikannya di loka nan sulit seperti di atas pohon. Untuk dapat melakukannya ia akan segera memanjat pohon setinggi mungkin. Beruntung jika ia bisa turun dari pohon dengan selamat. Bagaimana jika Allah SWT membuatnya terjatuh ketika akan turun dari pohon ? Melakukan konduite tercela terbukti banyak ruginya.



Istiqomah Dalam Berbuat Baik

Perilaku terpuji nan kita lakukan hendaknya berada dalam zona continual atau berkesinambungan. Bukankah ini merupakan salah satu tabungan akhirat nan harus kita isi menerus? Rosululloh SAW juga mencontohkan perlaku terpuji nan selalu dilakukannya baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit saat mendapat tekanan dari kaum kafir Quraisy.

Dalam Hadist Riwayat Muslim disebutkan, "Bila kamu beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah. "Istiqomah artinya tak menyekutukan Allah pada apapun dan teguh di jalanNya. Dalam bahasa modern, istiqomah juga berarti persistent atau teguh pendirian. Apapun nan terjadi, seorang nan istiqomah akan tetap berada di jalanNya nan lurus.

Allah SWT juga berpesan bahwa istiqomah berlaku buat kita semua nan ingin menegakkan agama Islam. Dan memang istiqomah sesungguhnya tak mudah dilakukan. Namun, ketika seseorang tetap berbuat baik dan sahih maka sesungguhnya itu mendekati istiqomah.

Perilaku nan terpuji nan kita lakukan hendaknya juga berdasarkan surat keterangan nan langsung diturunkan oleh Allah SWT dalam kitab kudus Al-Quran dan Al-Hadist. Jangan sampai maksud kita melakukan konduite nan terpuji atau suatu kebaikan tetapi di dalamnya mengandung cara nan tak baik. Seperti layaknya seorang ayah nan ingin menafkahi keluarganya tetapi ia mengambil jalan korupsi di tempatnya bekerja.

Dalam surat Hud ayat 112 Allah SWT memerintahkan malaikat buat menjaga mereka nan istiqomah di jalanNya. Istiqomah dilakukan dengan dua cara, yaitu: dengan hati atau tauhid, yaitu berusaha mengeja keesaan Allah SWT.

  1. Istiqomah hati juga dikenal dengan ma"rifatulloh atau upaya mengenal Allah SWT. Jika kita ingin menyayangi sesuatu kita kerap berusaha mengenalnya terlebih dahulu.
  1. Istiqomah nan kedua ialah istiqomah lisan nan merupakan cerminan dari hati. Hati layaknya raja dan tubuh kita layaknya prajurit nan melaksanakan titah rajanya.

Salah satu faedah primer melakukan istiqomah di jalanNya ialah Allah SWT akan senantiasa memberikan kabar gembira dengan keteduhan dan ketenangan. Siapa sih di global nan tak ingin hatinya selalu tentram dan diliputi kedamaian? Tidak ada, bukan?

Kemudian kegunaan lain dari istiqomah melakukan konduite nan terpuji ialah mendapatkan konservasi Allah SWT ketika hari kiamat, merasakan lezatnya iman dan ditempatkan pada loka nan baik di surgaNya kelak. Seperti tercantum dalam Surat Al-Hijr ayat 45-48.



Macam Konduite Terpuji

Berbagai macam konduite nan terpuji bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari diberbagai lingkungan kehidupan. Berikut ini beberapa konduite nan terpuji nan bisa kita lakukan diantaranya:

• Husnudzon atau berbaik sangka.

Perilaku nan terpuji ini dibagi menjadi tiga, yaitu husnudzon kepada Allah SWT, husnudzon kepada diri sendiri dan husnudzon kepada sesama manusia. Berbaik sangka kepada Allah SWT akan menguntungkan diri kita sendiri. Karena Allah SWT ialah sebagaimana berpretensi umatNya. Konduite nan terpuji nan dapat kita tunjukkan terhadap Allah SWT yaitu dengan SSYIT.

SSYIT ialah syukur terhadap kenikmatan nan diterima, sabar dalam menghadapi cobaan, konfiden terhadap hikmah dibalik cobaan, ikhlas dengan ujian nan diturunkan Allah, dan taat selalu kepadaNya. Husnudzon kepada diri sendiri bisa dilakukan dengan konduite nan terpuji seperti GO.

GO ialah selalu GIGIH dalam setiap perjuangan nan berada di jalur nan sahih dan OPTIMIS bahwa selalu ada asa dan jalan terbaik nan diberikan oleh Allah SWT.

Husnudzon terhadap sesama manusia bisa ditunjukkan dengan konduite nan terpuji seperti senang jika mendengar orang lain bahagia, selalu berusaha meningkatkan rasa persaudaraan antar sesama muslim dan sesama warga Indonesia, serta meminimalisir konflik dengan mengenal pribadi masing-masing.

• Qona"ah atau merasa cukup.

Merasa cukup pada konduite terpuji qona"ah bukanlah pasrah dengan nan sudah Allah SWT berikan. Qona"ah ialah merasa cukup atas hasil usaha nan sudah diperjuangkan selama ini dan berusaha menjauhkan diri dari perasaan tak rela atas apa nan diterima.

Qona"ah bukan sekadar konduite terpuji, ia pun memiliki fungsi nan dapat dimanfaatkan manusia seperti fungsi dinamisator yaitu perasaan selalu bersyukur dan bergerak maju sebab hanya bergantung pada Allah SWT dalam mencapai kebahagiaan hidup. Dan juga fungsi stabilisator yaitu perasaan selalu cukup sehingga hati tetap tentram berapapun nan diberikan Allah SWT.

• Menghargai hasil karya keluarga maupun orang lain.

Hasil karya seorang muslim niscaya dampak pekerjaan nan dilakukannya. Dan bekerja itu ialah salah satu hal nan sangat dianurkan Allah SWT dalam menjemput rezekiNya. Sebagaimana Hadist Riwayat Thabrani, "Bekerja mencari rezeki nan halal itu wajib bagi setiap muslim."Maka, hasil karya seseorang dari pekerjaan nan baik sangat perlu dihargai.

Bekerja dengan perilau terpuji misalnya dimulai dengan bacaan basmalah, niat bekerja sebab Allah SWT, mencintai pekerjaannya nan halal, dan senantiasa menjaga ekuilibrium antara bekerja buat global dan beribadah buat tabungan akhirat. Adapun menghargai hasil karya orang lain mengandung faedah seperti:

  1. Menyenangkan hati orang lain sebab karyanya dihargai.
  2. Memotivasinya agar terus melakukan perilaku terpuji dengan menciptakan karya nan baik dan manfaat.
  3. Membina interaksi afeksi sebab saling menghargai karya masing-masing.
  4. Menginspirasi orang lain buat juga menghargai karya teman dan atau kenalannya.