Bahan Kimia pada Makanan

Bahan Kimia pada Makanan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dikelilingi berbagai bahan kimia. Kadang, kita pun menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian bahan kimia ialah semua nan terdapat di sekitar kita dan merupakan materi nan terdiri dari bahan kimia.



Pengertian Bahan Kimia

Kimia merupakan ilmu pengetahuan alam (sains). Artinya, penelitian nan dilakukan di dalamnya menggunakan mekanisme nan sistematis dan hipotesisnya mampu dibuktikan secara ilmiah.

Seorang pakar kimia ialah ilmuwan nan mempelajari propertis dan komposisi materi, serta interaksinya terhadap materi lain. Kimia memiliki banyak kecenderungan dengan biologi dan fisika.

Secara spesifik, kimia bisa juga diartikan sebagai ilmu nan mempelajari materi dan perubahannya. Sebagian besar dari kita meyakini bahwa substansi kimia hanya ada di laboratorium kimia. Padahal, para pakar kimia sendiri mempercayai bahwa semua hal nan ada di alam ini terbuat dari bahan-bahan kimia.

Kimia ada di mana-mana. Udara nan kamu hirup setiap hari mengandung unsur kimia, seperti oksigen dan nitrogen. Air nan kamu minum ialah gabungan dari unsur-unsur kimia (hidrogen dan oksigen) nan saling berikatan membentuk senyawa.

Bahan kimia nan kita kenal ialah bahan nan membahayakan. Namun, bahan kimia ada nan bersifat alami dan tak membahayakan, seperti bahan kimia nan terdapat pada tumbuhan.

Kita juga mengenal bahan kimia dalam bentuk sintetis, yaitu bahan kimia hasil protesis pabrik. Misalnya, bahan kimia nan terkandung dalam deterjen (sabun mandi), bahan pembasmi serangga, obat nyamuk, obat-obatan, dan sebagainya. Bahan kimia nan membahayakan akan mengakibatkan perubahan pada alam sekitar.

Misalnya, bahan kimia nan terdapat dalam air akan memengaruhi sifat air, baik dalam taraf keracunan maupun bahayanya. Sifat air dipengaruhi oleh bahan kimia anorganik dan organik. Bahan kimia anorganik, meliputi klorida, fosfor, logam berat dan beracun, nitrogen, dan sulfur.



Limbah Bahan Kimia nan Membahayakan

Bahan kimia dapat terdapat dalam limbah-limbah hasil industri. Limbah ialah bahan buangan industri, dapat dari industri pertanian, pertambangan, kimia, logam, dan pabrik-pabrik. Rata-rata, semuanya "menghadiahkan" limbah berbahaya. Limbah nan dihasilkan oleh industri dapat berbentuk padat dan cair.



1. Limbah Padat

Limbah padat ialah limbah nan meliputi sampah-sampah, seperti kertas, plastik, botol-botol, dan sebagainya. Penanganan limbah padat dapat dengan cara mengambil dan mengumpulkannya, kemudian diolah menjadi pupuk kompos.

Sebelum mengenal pembuatan pupuk kompos, sampah-sampah cenderung dibakar. Namun, limbah padat dengan media plastik tetap akan utuh meskipun dibakar dan dapat mengakibatkan kerugian pada tanah.



2. Limbah Cair

Limbah cair biasanya berasal dari limbah industri nan media pembuatan bahan industrinya menggunakan air. Limbah dalam bentuk cair memiliki kandungan berbahaya dan beracun. Taraf bahaya bergantung pada jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Limbah cair biasanya berwarna keruh dengan temperatur tinggi. Hal tersebut sebab air residu pabrik mengandung padatan dan partikel baik nan dapat larut maupun mengendap.

Air nan tercemar limbah dapat dideteksi, baik secara visual (terlihat oleh mata) dan panca indera lain. Misalnya, rona nan ditimbulkan keruh, bau air menyengat, dan sebagainya. Dapat juga dengan uji laboratorium. Uji laboratorium ditandai dengan perubahan sifat dan zat kimia pada air sebab air sudah terkontaminasi bahan kimia berbahaya.

Industri mengeluarkan limbah berdasarkan jumlah hasil barang nan diproduksi. Semakin banyak bahan nan diproduksi, semakin besar pula limbah nan dihasilkan. Industri nan menghasilkan limbah cair, di antaranya industri minyak kelapa sawit, industri tahu, industri kaustik soda, industri baja dan besi, industri pencelupan, industri pewarnaan, industri daging, dan lain-lain.



Bahan Kimia pada Makanan

Formalin dan boraks nan merupakan bahan kimia beracun nan digunakan sebagai campuran makanan. Kedua bahan tersebut ialah sebagian dari bahan kimia nan merusak kesehatan. Masih ada bahan kimia pada makanan lain nan memiliki taraf bahaya setara, apalagi jika dikonsumsi secara terus-menerus.

Efek nan ditimbulkan bahan-bahan tersebut dapat sangat mengerikan, mulai dari pemicu kanker, kelainan genetik, stigma bawaan lahir saat dikonsumsi ibu hamil, melemahnya kinerja otak dan syaraf, dan masih banyak lagi imbas jelek lainnya. Berikut ini ialah bahan kimia berbahaya nan sering ditemukan dalam makanan.



1. Sakarin (Saccharin)

Sakarin dikenal sebagai bahan pemanis protesis nan mampu menghasilkan sensasi rasa manis hingga 550 kali gula biasa. Bentuknya berupa bubuk putih tanpa bau. Sakarin banyak digunakan sebagai campuran makanan pengganti gula sebab harganya nan jauh lebih ekonomis. Biasanya digunakan dalam industri kue dan minuman.

Sakarin nan mengendap dalam ginjal memicu pertumbuhan kanker mukosa kandung kemih. Para ahli epidemiolog dan kesehatan tak merekomendasikan panggunaan sakarin buat makanan dan minuman konsumsi sebab terbukti membahayakan kesehatan.



2. Siklamat (Cyclamate)

Siklamat juga digunakan sebagai campuran makanan-minuman buat memberi sensasi rasa manis. Kadarnya lebih rendah dibanding sakarin. Kira-kira, 30 kali manis gula biasa. Penggunaan dalam jumlah lebih banyak dapat menimbulkan rasa getir. Itu sebabnya siklamat kalah populer dibanding sakarin.

Siklamat secara sembrono digunakan dalam industri makanan-minuman, padahal siklamat dapat mengakibatkan pecahnya sel kromoson dalam medium biakan sel leukosit. Di beberapa negara maju, penggunaan siklamat telah dilarang. Di Indonesia, penggunaan bahan ini masih ditemukan secara illegal.



3. Nitrosamin

Nitrosamin ialah bahan kimia nan digunakan buat memberi aroma khas sosis, keju, kornet, ham, dan dendeng olahan. Kadang-kadang digunakan pula buat mempertahankan rona orisinil daging.

Bentuknya seperti garam, berupa kristal atau bongkahan tak berbau, warnanya agak kekuning-kuningan. Nitrosamin terbukti bersifat karsinogen, menyebabkan kanker dengan mengubah DNA tubuh dan mengganggu proses metabolisme. Karsinogenik juga mengendap dalam paru-paru dan memicu timbulnya kanker.



4. Monosodium Glutamat (MSG)

Monosodium glutamat lebih kita kenal dengan sebutan vetsin atau penyedap rasa. Hampir semua makanan menggunakan bahan ini buat meningkatkan cita rasanya. Padahal, vetsin memiliki imbas degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, sel-sel syaraf lapisan dalam retina, bahkan menyebabkan mutasi sel, dan mengakibatkan kanker kolon dan hati.

Vetsin nan mengendap dalam ginjal juga meningkatkan resiko kanker ginjal, kanker otak, dan merusak jaringan lemak. Untuk itu, sebaiknya hindari penggunaan vetsin pada setiap makanan nan Ana untuk buat mengurangi akibat negatif nan ditimbulkannya.



5. Rhodamin B

Rhodamin B berupa serbuk kristal berwarna merah keunguan, dan ketika dilarutkan dalam air akan berubah merah berpendar nan membangkitkan selera. Zat ini sangat berbahaya bagi tubuh jika terhirup. Kulit pun dapat mengalami iritasi. Bahkan, dapat menyebabkan gangguan pencernaan berupa iritasi lambung, dan kanker hati.

Rhodamin B merupakan bahan pewarna sintetis dalam industri tekstil dan kertas, nan secara illegal digunakan buat pewarna makanan. Makanan nan menggunakan bahan ini dapat dikenali dari rona merah mencolok nan tak wajar, banyak terdapat titik-titik rona sebab tak homogen. Biasanya digunakan pada industri kerupuk, terasi, dan makanan kecil buat anak-anak.



6. Metanil Yellow

Jika Rhodamin B ialah pemberi rona merah, maka Metanil Yellow ialah pemberi rona kuning. Keduanya sama-sama bahan pewarna sintetis nan digunakan buat industri tekstil dan cat. Bentuknya dapat berupa serbuk, dapat pula berupa padatan.

Tingkat bahayanya sama dengan Rhodamin B. Adapun bahan kimia ini biasanya digunakan secara illegal pada industri mie, kerupuk dan jajanan berwarna kuning mencolok.



7. Formalin

Formalin merupakan bahan kimia dalam industri kayu lapis, dan digunakan sebagai bahan disinfektan pada rumah sakit. Formalin digunakan secara illegal buat bahan pengawet. Mie basah nan diberi formalin dapat awet berhari-hari tanpa disimpan dalam lemari pendingin. Tahu berformalin tak rusak hingga 4-5 hari. Ikan dan daging tak membusuk dalam 3 hari.

Zat ini sangat berbahaya jika sampai tertelan. Kulit nan terkena formalin akan terasa terbakar, bahkan menyebabkan pendarahan. Di dalam tubuh, formalin dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limfa, dan sistem syaraf pusat.



8. Boraks

Boraks ialah bahan pengawet kayu dan antiseptik pengontrol kecoa. Fungsinya hampir sama dengan pestisida. Boraks berbentuk serbuk kristal putih tanpa bau dan mudah larut dalam air.

Boraks digunakan secara illegal dalam industri makanan bakso dan kerupuk, sebab mampu memberi imbas bagus pada tekstur makanan. Bakso dengan boraks menjadi kenyal, renyah, dan tahan lama. Kerupuk dengan boraks pun lebih renyah dan empuk.

Padahal, boraks ialah bahan pembersih dan pengawet kayu, dengan fungsi antiseptik. Boraks dapat menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah besar, boraks dapat mematikan, koma, depresi, kerusakan ginjal, dan kematian.



9. Acrylamide

Acrylamide ialah zat kimia nan terdapat pada makanan panggang seperti serealia, roti crackers, dan sebagainya, dan merupakan produk sampingan karbohidrat nan diolah dengan temperatur tinggi. Zat ini juga tak baik buat kesehatan sebab memiliki interaksi erat dengan kolesterol.



10. Bisphenol A (BPA)

Bisphenol A ialah zat kimia nan terdapat pada plastik penyimpan makanan. Zat tersebut dapat bocor dan meresap ke dalam makanan, kemudian dikonsumsi manusia. Zat ini meningkatkan risiko kanker payudara.

Dari pengertian bahan kimia tersebut, kita menjadi tahu bahwa apa saja zat kimia nan bisa bermanfaat bagi kehidupan dan apa saja nan berbahaya bagi kehidupan kita. Untuk itu, berhati-hatilah pada limbah industri dan dalam memilih bahan makanan.