The Swordless Samurai : Kisah Perjalanan Panjang sang Penguasa Jepang

The Swordless Samurai : Kisah Perjalanan Panjang sang Penguasa Jepang

Buku ialah Ventilasi dunia. Setidaknya hal itu ialah slogan buat mengajak masyarakat agar lebih suka membaca. Novel sebagai buku bukan hal nan tak berisi ketika di baca. Tapi, dengan gaya bahasa nan menarik, biasanya masyarakat lebih menyukai Novel buat dibaca. Di sinilah berbagai resensi diperlukan buat mengenalkan kisah di dalamnya. Sayangnya banyak orang nan kesulitan buat mebuat resensi novel.

Untuk itu dibutuhkanlah contoh resensi novel sebagai media pembelajaran.Berbagai contoh resensi novel sangat banyak kita temukan. Bayangkan saja, dengan begitu banyaknya novel dengan berbagai aliran tentu membuat banyak pecinta novel ini menuangkannya dalam bentuk resensi. Salah satunya ialah contoh resensi Novel berjudul The Swordless Samurai nan nantinya akan kita bahas dalam tulisan selanjutnya.



Contoh Resensi Novel : Cara Membuat Resensi

Bagi sebagian orang nan baru menulis, membuat resensi novel mungkin cukup menyulitkan. Tapi tak begitu dengan orang-orang nan telah terbiasa dan benar-benar memahami isinya. Kesulitan membuat resensi novel tak akan dirasakan lagi. Untuk itu kita akan coba buat melihat bagimana cara mebuat resensi Novel. Biasanya dalam resensi berbagai buku, hal-hal nan sine qua non di dalannya, yaitu:



1. Bukti diri buku

a. Judul buku

Judul buku sine qua non setiap melakukan resensi. Apabila buku nan diresensi merupakan buku terjemahan, maka tuliskan judul orisinil dari buku tersebut. Di mana pembaca nantinya bisa mencari sendiri buku orisinil atau terjemahannya

b. Penulis atau pengarang

Penulis tentunya menjadi salah satu unsur primer nan sine qua non dalam membuat resensi buku. Apabila buku nan dibuat resensinya ialah buku terjemahan, maka tuliskan nama orisinil pengarang dan penerjemahnya.

c. Nama penerbit

d. Cetakan serta tahun terbit

e. Tebal buku beserta jumlah halaman

  1. Judul ResensiSelain adanya judul buku, tentunya sebagai penulis kita juga harus membuat judul resensi sebagai tulisan kita, nan konteksnya harus sama dengan judul bukunya.
  1. Ikhtisar Isi BukuBuatlah Ikhtisar Isi dari buku dalam bentuk karangan singkat dari buku aslinya. Untuk itu ada beberapan hal nan harus diperhatikan ketika membuat ikhtisar isi buku.

  2. Bacalah terlebih dahulu hingga selesai buku nan akan diresensi. Sebagai peresensi kita harus mengetahui citra umum, maksud, dan sudut pandang pengarang.

  3. Catatlah setiap gagasan pokok serta isi pokok dari setiap bab.

  4. Buatlah reproduksi atau tulis kembali gagasan nan kita anggap krusial ke dalam karangan singkat nan mempunyai satu kesatuan nan padu.

  5. Kelebihan dan Kekurangan BukuKetika membuat resensi, peresensi tentunya haruslah membuat evaluasi mengenai kelemahan serta kelebihan dari buku nan diresensi. Di mana juga harus terdapat ulasan nan objektif mengenai kelebihan dan kekurangan buku tersebut.

  6. KesimpulanDalam membuat resensi, peresensi hendaknya mengemukakan apa nan didapatnya dari buku nan sedang diresensi serta imbauan terhadap pembaca.Cantumkan pula nama kamu sebagai pelaku resensi buku tersebut.


Contoh Resensi Novel Sejarah : The Swordless Samurai

Berikut ini kita akan mencoba membuat salah satu contoh resensi novel sejarah nan berjudul The Swordless Samurai. Buku ini sangat menarik, namun tentunya bagi para pecinta novel sejarah. Untuk itu, contoh resensi novel ini, seperti resensi novel lainnya dibuat buat menarik minat baca masyarakat buat mengetahui isi novel ini lebih jauh.

Judul : The Swordless Samurai

Pengarang : Kitami Masao

Penerjemah : Mardohar S

Penerbit : Zahir Books

Tahun 2010



The Swordless Samurai : Kisah Perjalanan Panjang sang Penguasa Jepang

Para penyuka novel-novel sejarah kebesaran bangsa-bangsa di Asia mungkin sering mendengar kisah mengenai kebesaran Kerajaan Cina dan stretegi nan terkenal dalam kisah SAMKOK. Di mana tokoh-tokoh kerajaan nan terkenal memainkan peran dan taktik nan bahkan dikenal hingga kini.

Tahukah Anda? Tidak hanya bangsa Cina saja nan terkenal akan kebesaran dan kisah para penguasanya. Begitu pula di Jepang. Negri para samurai ini terkenal dengan kisah perjuangan dan idealisme para samurai dalam mempertahankan klan mereka.

Dalam beberapa kisah kita akan diceritakan kisah para samurai nan sangat mahir beladiri, ilmu pedang dan perang. Akan tetapi tak hanya itu, bangsa Jepang juga memiliki strategi dan kecerdikan dalam seni perang, bahkan politik di negaranya. Buktinya selama beberapa tahun Jepang telah sukses menguasai Asia. Bahkan menjadi versus politik Amerika dalam Perang Global II.

Swordless Samuai ialah salah satu buku nan menceritakan mengenai kehebatan salah satu pemimpin Jepang di abad XVI. Saat itu, pemimpin Jepang biasanya berasal dari kalangan samurai nan jago pedang dan masih memiliki darah bangsawan. Tidak dengan pemimpin nan satu ini. Toyotomi Hideyoshi ialah seorang pemimpin Jepang nan berasal dari rakyat jelata. Bahkan masa kecilnya ia hayati dalam kemiskinan.

Tidak hanya tak jago beladiri, tapi tubuhnya kecil, wajahnya tak tampan, bahkan cenderung mirip dengan kera. Karena itu pada masa mudanya ia disebut sebagai kera.

Hidup sebagai rakyat Jelata membuat Hideyoshi lebih tahu cara buat survive dan bagaimana kehidupan rakyat jelata. Karirnya nan dimulai dengan menjadi pesuruh, akhirnya menanjaka sebab kecerdasannya. Dalam buku ini, karakter Hideyoshi tak hanya bercerita, tetapi juga mengungkapkan taktik nan dilakukannya dalam pembentukan dirinya menjadi seorang pemimpin nan cerdik dan cakap.

Bagaimana ia menguasai musuh dan memenangi peperangan tak dengan otot, tapi akal dan kecerdikannya. Dalam buku ini, gaya bahasa nan digunakan mampu membuat kita merasakan kisah nan dialami oleh Hideoshi. Selain itu, penulis juga mengajak pembaca buat berfikir dan berdiskusi mengenai segala strategi nan dilakukan oleh Hideoshi dalam berperang.

Bahkan, tak hanya menjadi sebuah kisah surat keterangan semata, buku ini juga cocok dijadikan pedoman oleh masyarakat jaman sekarang buat membentuk dirinya menjadi seorang pemimpin dan bagaimana mengelola organisasi secara baik. Sayangnya buku ini terlalu banyak mengedepankan subjektivitas positif penulis terhadap Hideyoshi.

Tidak diceritakan pula bagaimana strategi nan dilakukan hingga terjadi konfrontasi berdarah. Atau nan menunjukan Hidesyoshi pada akhirnya sama saja dengan para politikus lain nan melakukan segala cara buat mencapai keberhasilannya. Kesalahan Hideyoshi hanya diceritakan di bagian kahir. Itu juga dilumrahakan bahwa ia sebagai seorang pemimpin nan gelap mata sebab kekuasaan melakukan kelalaian nan mengecewakan.

Tidak dipaparkan bagaimana Hideyoshi sebab tak memiliki pilihan lain pada akhirnya terpaksa melakukan kesalahan tersebut. Terlepas dari segala kekurangannya buku ini sangat cocok dibaca oleh Anda nan sangat suka mencari spirit dan ilham dari kisah-kisah sejarah. Di mana dari strategi nan diajarkannya, dan keberhasilan gemilangnya bisa kita adaptasi dalam kehidupan saat ini.

Bagaimana contoh resensi novel di atas? Cukup mudah dipahami bukan. Sebenarnya membuat contoh resensi novel ialah salah satu termin awal kita buat belajar menulis. Di mana, sebagai pembaca kita tak hanya dituntut buat tahu, tapi juga memahami isi, serta pola pikir dari penulis.