Pembuatan Skenario Cerita Rakyat buat Drama

Pembuatan Skenario Cerita Rakyat buat Drama

Cerita rakyat ialah salah satu warisan dari leluhur. Banyak sekali cerita rakyat nan berkembang di Indonesia, misalnya saja Malin Kundang, Ande-ande Lumut, Timun Mas, Jaka Tarub, dan masih banyak lagi cerita rakyat nan lain.

Kisah nan unik dan sarat dengan pesan moral membuat cerita rakyat ini sering diangkat menjadi tema dalam pementasan drama. Untuk pementasan drama ini, kita dapat membuat skenario cerita rakyat sendiri ataupun menggunakan skenario dari cerita rakyat nan banyak terdapat di toko buku.



Pembuatan Skenario Cerita Rakyat buat Drama

Skenario ialah suatu tulisan nan berisi tentang suatu cerita nan menjadi dasar acuan dari masing-masing orang nan terlibat dalam pembuatan suatu film, drama, ataupun sineteron. Di dalam skenario ini sudah berisi cerita, pemain, setting, lokasi, dan obrolan nan akan diucapkan oleh para pemain.

Kita dapat berlatih membuat skenario dengan memperhatikan suatu film ataupun suatu pementasan drama terlebih dahulu baru kita untuk skenario dari drama nan kita lihat tersebut. Membuat skenario tak sulit,. Tetapi buat bisa membuat skenario nan bagus, kita dapat membaca buku-buku nan berisi teknik-teknik pembuatan skenario nan baik dan benar.

Jika kita memutuskan buat membuat skenario dari cerita rakyat sendiri, ada beberapa hal nan perlu diperhatikan dalam pembuatan skenario dari cerita rakyatini. Diantaranya:

1. Pemilihan Cerita

Pilihlah cerita rakyat nan sinkron dengan tema drama nan akan dipentaskan jika memang pementasan drama ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian acara. Hal tersebut akan baik sekali sebab sudah terbawa seperti pada suasana nan ada.

Penyelenggara acara tak perlu lagi membawa susana nan ingi ditampilakan dalam pentas cerita rakyat sebab secara keseulurah sudah sinkron dengan acara nan digunakan. Akan lain halnya jika pementasan dilakukan berbeda dengan tema nan digunakan.

Namun akan sangat tak baik sekali jika hal tersebut dilakukan oleh orang nan ingin mengangkat suatu pementasan. Hal tersebut dinilai kurang baik sebab cerita nan ada di dalam pementasan tak sinkron dengan kondisi nan ada.

Misalnya saja jika tema dalam acara ialah tentang kemerdekaan, kita dapat mengangkat cerita rakyat Kebo Iwa nan menggambarkan perjuangan Kebo Iwa menghadapi penjajah. Atau juga mengangkat cerita rakyat Si Pitung. Kurang pas jika kita mengangkat cerita rakyat Ande-ande Lumut buat dipentaskan.

Pengangkatan cerita semisal Si Pitung dalam rangka kemerdekaan melawan penjajahan bangsa asing sudahlah sangat sinkron sedangkan pengangkatan cerita rakyat tentang ande-ande lumut tidaklah sesuai. Jika diibaratkan dengan ikan maka cerita tersebut seperti ikan nan tak pada air atau ikan nan berada di darat.

Bisa dipastikan, ikan tersebut akan wafat dengan sendirinya. Seperti halnya pemilihan cerita rakyat nan tepat sinkron dengan tema ialah sangat penting. Jika tak tepat sinkron dengan tema maka inti dari acara tak akan pernah didapatkan malah akan melenceng jauh dari acara nan disusun.

Selain itu, pemilihan cerita nan tak sinkron dengan tema nan sedang berkembang juga kurang baik buat ditrima di dalam kalangan penonton. Jadi lebih baik memilih cerita rakyat nan sesua dengan tema nan ada.

2. Banyaknya Pemain

Setelah kita memilih cerita nan tepat, hal lain nan perlu diperhatikan ialah banyaknya orang nan akan bermain dalam drama kita.

Jika orang nan akan bermain dalam drama kita lebih banyak dari jumlah pemain primer nan ada di dalam cerita, kita dapat menunjuk beberapa orang menjadi tokoh primer dalam cerita dan orang nan lainnya akan menjadi tokoh pembantu.

Tokoh pembantu ini dapat bermain sepanjang cerita ataupun hanya muncul sekali saja. Misalnya saja dalam skenario dari cerita rakyatMalin Kundang kita masukkan tokoh nan merupakan teman Malin Kundang ataupun tokoh nan lain.

Tetapi jika orang nan akan bermain di dalam pementasan drama lebih sedikit dari jumlah tokoh primer dari skenario dari cerita rakyat nan kita buat, kita dapat memberikan peran ganda kepada satu orang.

Tetapi nan perlu diingat ialah jangan sampai dua tokoh nan diperankan oleh satu orang tersebut berjumpa antara satu dengan nan lain di dalam skenario dari cerita rakyat sebab hal tersebut akan membuat kita kesulitan. Karena itu penunjukkan tokoh nan akan diperankan harus memperhatikan dahulu skenario dari cerita rakyatyang ada.

Pendalaman terhadap cerita juga sangat dibutuhkan agar kejadian nan seperti itu tak terjadi. Akan sangat sulit sekali buat terjadi jika dua karakter nan berbeda namun diperankan oleh satu tokoh buat berjumpa dalam satu ruangan. Hal tersebut ialah sangat tak mungkin buat terjadi.

Banyaknya pemain juga patut buat dilakukan perancangan secara matang. Jangan sampai sebab terlalu banyak pemain nan ikut pentas maka pementasan cerita rakyat nan dilakukan menjadi tak jelas.

Selain itu, masih ada lagi nan perlu diperhatikan ketika nan bermain ialah banyak orang. Hal nan perlu diperhatikan ialah tata anjung nan disediakan apakah cukup buat menampung banyak pemain ketika tampil.

Jika ternyata anjung nan disediakan buat pementasan tak terlalu besar maka diharapkan hanya mengambil peran nan krusial saja sehingga tak banyak pemain nan dilibatkan dalam pementasan. Terlalu banyak pemain juga akan membuat anjung nan lebar menjadi sempit jika penataannya tak teratur dengan rapi.

Yang perlu diperhatikan ialah penyampaian ide cerita dilakukan dengan baik saja sehingga meskipun nan muncul banyak sekali paras dalam pementasan tersebut tetapi tetap tak mengganggu jalannya cerita. Penyampaian ide cerita masih dapat terkondisikan dengan baik.

3. Penyesuaian Cerita

Dalam pembuatan skenario dari cerita rakyat, kita dapat menyesuaikan cerita rakyat dengan keinginan kita asalkan garis besar skenario cerita dari rakyat nan kita untuk tak melenceng dari cerita orisinil nan kita angkat.

Misalnya saja kita dapat memperbanyak kisah Malin Kundang nan sedang berusaha mencari kerja di negeri orang. Kita dapat memperlihatkan penderitaan Malin Kundang nan ditolak bekerja dari satu loka ke loka nan lain. Hingga akhirnya Malin Kundang diterima bekerja dan dijodohkan dengan istri majikannya.

Inti dari cerita Malin Kundang ialah durhaka kepada orang tua dan hal inilah nan tak boleh hilang dari skenario dari cerita rakyat nan akan kita buat. Jangan sampai ide cerita nan sudah terkenal tersebut malah melenceng kemana-mana.

Bolehlah kita memasukkan ide lain dalam cerita rakyat tersebut tetapi ide primer haruslah sinkron dengan cerita nan ada. Pergeseran cerita nan ada akan banyak sekali menimbulkan konflik dalam penonton.

Bahkan dapat jadi kegiatan tersebut dapat memicu terjadinya amarah bagi orang nan melihatnya. Tentu saja orang nan melihatnya akan marah sebab cerita rakyat nan merupakan warisan budaya tersebut dirusak dan diganti alur ceritanya dengan tanpat memperhatikan hal tersebut.

Sudah sepatutnya sebagai generasi muda buat dapat menjaga warisan budaya nan berupa cerita rakyat. Bukan malah merusak cerita rakyat nan sudah ada tersebut. Memberikan bumbu nan berbeda diperbolehkan asal inti dari cerita tersebut masih ada dan dapat dinikmati oleh para penonton.

4. Setting

Jika kita menggunakan anjung nan berubah settingnya jika berada di loka nan berbeda, kita dapat membuat skenario dari cerita rakyat tanpa perlu menjelaskan di mana suatu adegan terjadi.

Tetapi jika setting anjung dalam pementasan drama tersebut tetap, kita dapat memberikan informasi kepada penonton tentang loka suatu peristiwa itu melalui obrolan dari pemain ataupun dengan memberikan narasi dari seorang narrator cerita.

Namun sekali lagi nan terpenting ialah jika setting anjung sinkron dengan cerita nan dilakoninya atau sinkron dengan adegan cerita. Dengan demikian akan lebih mudah bagi penonton buat menangkap cerita daripada berdasarkan narasi saja.

5. Waktu Pementasan

Hal lain nan juga tak kalah krusial dalam pembuatan skenario dari cerita rakyat ialah lamanya pertunjukkan nan akan diadakan. Jangan sampai skenario dari cerita rakyat nan kita untuk terlalu panjang ataupun terlalu sedikit. Karena itu setelah skenario dari cerita rakyat selesai dibuat, kita dapat melakukan latihan sederhana buat mengukur lamanya waktu pementasan.

Setelah kita memperhatikan aspek-aspek teknis dalam pembuatan skenario, cobalah buat berdisusi dengan orang lain tentang skenario nan kita buat. Hal ini sangat krusial buat memperlkuat isi dari skenario dari cerita rakyatyang kita buat.