Akhir Riwayat Isuzu Panther

Akhir Riwayat Isuzu Panther

Isuzu Panther pada mulanya dikembangkan di Jepang dan spesifik diproduksi buat dipasarkan di kawasan Asia. Maka kendaraan keluarga bermesin diesel ini pun diberi kode Asian Utility Vehicle (AUV). Selain diproduksi dan dipasarkan di Indonesia, kendaraan serba guna ini juga diproduksi di Filipina nan dikenal dengan sebutan Isuzu Crosswind , di Vietnam disebut Isuzu Hi-Lander , dan di India dikenal sebagai Chevrolet Tavera .

Kemampuan Isuzu dalam memproduksi mesin diesel memang tak perlu diragukan lagi. Selain dicangkokkan pada Isuzu, mesin-mesin diesel keluaran Isuzu juga banyak digunakan oleh produsen mobil lain, semisal Holden Gemini, Chevrolet Trooper, Chevrolet Luv, dan masih banyak lagi.

Memang, Isuzu sendiri lebih dikenal sebagai pabrik mesin diesel, ketimbang mobil diesel. Mesin-mesin diesel keluarannya bukan saja digunakan sebagai mesin penggerak kendaraan, tetapi juga dipergunakan sebagai mesin-mesin industri di banyak pabrik.

Isuzu sendiri sporadis memproduksi mobil keluarga sebab concern dengan memproduksi mesin diesel nan biasanya dipergunakan oleh kendaraan-kendaraan berat.

Di Indonesia, Isuzu Panther merupakan mobil keluarga pertama nan secara spesifik diproduksi oleh Isuzu. Sebelumnya Isuzu hanya memproduksi dan memasarkan truk ringan, nan sebagian juga dimodifikasi sebagai mobil angkutan penumpang jenis mikrobus.

Isuzu Panther hadir buat meramaikan pasar mobil keluarga dengan kapasitas lebih dari lima penumpang, nan sebelumnya didominasi Toyota Kijang. Kehadiran mobil ini pada ceruk pasar ini, menjadikan masyarakat semakin punya alternatif pilihan. Terlebih sebab mobil ini memiliki keunggulan kompetitif, yakni ekonomis bahan bakar.



Isuzu Panther Ekonomis Bahan Bakar

Masih ingat dengan iklan Isuzu Panther di layar kaca pada awal-awal tahun 1990an? Benar, iklan dengan bapak-bapak nan berbicara dalam aksen bahasa Bali nan memberikan testimony tentang keiritan bahan bakar nan dikonsumsi Isuzi Panther. "Untuk perjalanan Jakarta-Bali, hanya habis empat puluh empat ribu rupiah!”, ucap Bapak tadi mantap.

Konsumen Indonesia nan dibidik oleh Isuzu Panther memang lapisan masyarakat nan sensitif dengan keekonomisan operasional sebuah mobil. Sebenarnya, selain Isuzu Panther, Daihatsu juga sudah mengeluarkan kendaraan keluarga bermesin diesel nan merupakan pengembangan dari Daihatsu Taft nan berjenis jip .

Daihatsu meluncurkan Taft GTL lima pintu nan bersasis panjang dan Taft Rocky nan berpintu tiga. Namun, sebab harganya terpaut jauh dari mobil ini, maka masyarakat lebih tertarik buat membelinya.

Selain Daihatsu, Chevrolet sudah lebih dulu menghadirkan Luv dan Trooper nan juga mengusung mesin diesel protesis Isuzu. Namun, produksi kendaraan diesel nan dilansir Chevrolet ini dihentikan produksinya pada awal-awal tahun 1990-an. Alhasil, Isuzu melenggang sendiri nyaris tanpa competitor, hingga akhirnya Mitsubishi meluncurkan Kuda diesel.

Mesin diesel memang dikenal irit dalam pemakaian bahan bakar, maka tak mengherankan buat kendaraan nan memiliki kapasitas CC besar selalu menggunakan mesin ini. Pada waktu itu, pengguna mesin diesel juga diuntungkan oleh kebijakan pemerintah nan menjual solar dengan harga nan lebih rendah dari pada premium.



Varian Isuzu Panther

Isuzu Panther generasi pertama (1991 - 1996) menggunakan mesin diesel 2.300 cc indirect injection dengan kode mesin C 223. Selanjutnya, dipasarkan oleh prinsipal dalam empat versi, versi termewah ialah Hi Grade , berikutnya Royal , Total Assy (deluxe), dan nan termurah ialah versi standard.

Selain keempat varian tersebut, ada banyak perusahaan karoseri nan memproduksi Isuzu Panther dalam berbagai model, di antaranya Isuzu Panter Samurai dan Miyabi, nan nyaris menyerupai jip Pajero.

Generasi kedua (1996 - 2000), ada perubahan signifikan pada dapur pacu, di mana kapasitas mesinnya mulai ditingkatkan, dari 2.300 cc menjadi 2.500 cc. Mesin dengan kode 4ja1 ini sudah menggunakan teknologi direct injection, yang membuat pembakaran lebih sempurna, hingga percepatan jadi lebih baik dan pemakaian bahan bakar dapat lebih irit.

Dengan mengusung mesin baru ini, tenaganya juga semakin meningkat hingga 86 HP pada putaran mesin 3.900 rpm. Generasi kedua ini memiliki versi nan lebih banyak. Versi termewah ialah New Hi Grade , selanjutnya Hi Grade, Hi Sporty, New Royal, Grand Royal, Royal, Deluxe , dan Standard.

Tahun-tahun ini ialah tahun kejayaannya, sekalipun ceruk pasarnya mulai dimasuki oleh Mitsubishi Kuda diesel dan Toyota Kijang kapsul diesel.

Generasi ketiga, New Panther (2000 - 2004), masih menggunakan mesin diesel berkapasitas 2.500 cc dengan kode 4ja1 nan berteknologi direct injection , performa mesinnya masih sama dengan mobil ini generasi kedua.

Desain juga sudah mulai berubah, bukan lagi kotak tetapi sudah mulai agak membulat dan aerodinamis, mengikuti jejak saudaranya Toyota Kijang kapsul. Generasi ketiga ini dipasarkan dalam berbagai versi, mulai dari versi termewah Grand Touring, Touring , LS, SS, LV, SV, LM, dan SM.

Generasi keempat (2004), nyaris tak ada disparitas signifikan dengan generasi ketiga. Semuanya hampir sama. Namun demikian, buat mempercantik penampilannya, Isuzu tetap melakukan penyempurnaan pada desain lampu, grill , serta interior.

Selain itu, juga mengeluarkan versi Touring Turbo (LS) guna memenuhi baku EURO. Versi lengkap dari generasi keempat ini ialah Grand Touring, Touring , LS Turbo, LV, LV FF, Smart , dan Smart FF.



Akhir Riwayat Isuzu Panther

Belakang, beredar kabar bahwa produksi mobil serbaguna bermesin diesel ini akan dihentikan. Pasar Isuzu Panther nan menyebut dirinya sebagai Rajanya Diesel, syahdan makin tergerus oleh kehadiran mobil MPV lainnya, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.

Data penjualan Gaikindo sejak 2007-2009, menunjukkan bahwa penjualan MPV terus tergerus dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 penjualannya terjual sebanyak 11.615 unit, tapi tahun berikutnya, penjualannya turun jadi 9.367 unit. Bahkan penjualan mobil ini merosot tajam pada tahun 2009, Rajanya Diesel nan irit ini ternyata hanya terjual sebanyak 4.443 unit.

Melihat angka penjualan nan cenderung merosot itu, Plt Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto, menyarankan agar Isuzu memproduksi mobil komersial saja dan tak usah memproduksi mobil keluarga lagi. Saran ini bukannya tak berdasar, dipasaran pada saat ini sudah ada pemain lain, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia, nan semakin berkuasa diceruk pasar mobil ini.

Isuzu sendiri agaknya juga sudah menangkap gelagat ini, maka selain membatasi produksi, Isuzu kini mulai menggencarkan pemasaran Isuzu Elf, sebagai mobil penumpang komersial nan sanggup membawa 16 orang penumpang. Kehadiran Isuzu Elf disegmen ini, banyak menarik minat penguasaha angkutan, tour dan travel.

Pasar mobil penumpang komersial selama ini nan dikuasai oleh Mitsubishi L 300, maka kehadiran Isuzu Elf pada pasar ini tak mustahil akan sanggup menggoyang posisi L 300, terlebih mengingat daya angkut penumpangnya nan jauh lebih banyak.

Isu lain nan makin menyudutkan nasib Isuzu Panther belakangan banyak beredar. Kabarnya mobil ini bakal bertekuk lutut setelah pemerintah Indonesia memberlakukan regulasi baru tentang baku emisi gas buang Indonesia menjadi Euro-4.

Ketika peraturan ini diberlakukan, dapat dipastikan bahwa PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) akan menghentikan produksi Isuzu Panther di Indonesia sebab mesinnya masih dengan baku emisi Euro-2.

Diperkirakan pada 2015 mendatang, pemerintah Indonesia akan mulai memberlakukan regulasi baru tersebut, nan ini sama artinya dengan memukul lonceng kematian bagi mobil ini. Dapat dipastikan tahun itu ialah saat bagi Rajanya Diesel buat lengser dan menyerahkan tahta, serta mengubur cerita tentang Isuzu Panther.

Jadi, tak hanya di pasar bahan pokok saja persaingan perdagangan terjadi, tapi di pasar mobil juga terjadi persaingan. Tinggal menyerahkan kepada para konsumen sebagai pembeli dan pengguna, mana nan lebih menarik perhatiannya.