Soundtrack di Indonesia

Soundtrack di Indonesia

Lagu Titanic nan berjudul My Heart Will Go On, cukup berhasil di blatika musik dunia. Kesuksesannya berbanding lurus dengan film nan menggunakan lagu ini sebagai tema musik nan juga berjudul Titanic. Titanic sendiri ialah sebuah film nan dibintangi oleh Kate Winslett serta Leonardo Di Caprio dan bercerita tentang kisah salah satu kapal pesiar terbesar nan pernah ada di global nan bernama Titanic. Kapal ini sendiri tenggelam beserta ribuan penumpangnya, pada pelayaran perdananya dampak menabrak gunung es.

Lagu Titanic ini dinyanyikan oleh Celine Dion. Dengan kekuatan vokalnya nan cukup khas, lagu tersebut mampu membawa penonton film ke dalam suasana romantis nan terbangun dalam film tersebut. Kenny G, seorang saxophonist global pun pernah mengaransemen lagu tersebut dan menyajikannya dalam lengkingan saxophonenya.

Selain lagu Titanic, ada pula beberapa lagu nan menjadi soundtrack film nan juga meraih sukses. Di antaranya ialah lagu How Do I Live nan dinyanyikan oleh Trisha Yearwood. Lagu ini menjadi lagu tema film Con Air nan dibintangi oleh Nicolas Cage. Meski tergolong pendatang baru, namun suara Trisha Yearwood nan khas, dianggap cukup sinkron dengan karakter nan dibangun dalam film bernuansa action romantis tersebut.

Hal ini merupakan sebuah pembelajaran bagi global hiburan di tanah air. Bahwa pada dasarnya setiap jenis seni memiliki interaksi nan dapat saling menguntungkan. Seperti misalnya antara seni musik dan seni peran nan ditunjukkan di global barat. Keduanya saling melengkapi buat kemudian bersama-sama meraih kesuksesan.



Lagu Titanic

Berikut ialah lirik dari lagu soundtrack Titanic nan berjudul My Heart Will Go On nan dinyanyikan Oleh Celine Dion.

Every night in my dreams
I see you, I feel you
That is how I know you go on

Far across the distance
And spaces between us
You have come to show you go on

Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you're here in my heart
And my heart will go on and on

Love can touch us one time
And last for a lifetime
And never let go till we're gone

Love was when I loved you
One true time I hold to
In my life we'll always go on

Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you're here in my heart
And my heart will go on and on
You're here, there's nothing I fear
And I know that my heart will go on

We'll stay forever this way
You are safe in my heart
And my heart will go on and on

Lagu Titanic tersebut pada saat diluncurkan dan menjadi soundtrack film Titanic mengalami begitu besar kepopuleran. Lagu ini juga menjadi populer seperti halnya film Titanic tersebut. Lagu ini menjadi pengiring dari film Titanic nan begitu melegenda.

Film titanic dimulai dari kisah sebuah kapal besar nan dijanjikan tidak akan pernah tenggelam. Namun memang fenomena berkata lain. Saat berlayar di Samudra Atlantik, kapal besar ini menabrak gunung es dan kemudian tenggelam. Banyak dari penumpang kapal nan tidak bisa diselamatkan sebab mereka ikut tenggelam di dalam bahari nan begitu dingin.

Di antara kisah kapal besar itu terselip sebuah kisah percintaan antara seorang pemuda miskin nan bernama Jack dan gadis cantik dari kalangan bangsawan nan bernama Rose. Si pemuda sukses mendapatkan tiket buat naik di kapal besar tersebut sebab ia menang dalam sebuah adu judi.

Ia berjumpa dengan gadis cantik itu di kala gadis tersebut sedang merasa galau dan ingin mengakhiri kehidupannya dengan berniat buat terjun dari kapal menuju ke samudra nan luas. Namun si gadis sukses diselamatkan atau lebih tepatnya disadarkan buat tak mengakhiri kehidupannya nan berharga dengan sebuah hal nan konyol.

Lalu keduanya pun saling tertarik tanpa memperhatikan disparitas status sosial nan dimiliki oleh keduanya. Bersamaan dengan itu ternyata si gasid telah dijodohkan dengan lelaki tampan dari kalangan bangsawan juga.

Sebenarnya perjodohan tersebut terjadi di saat keluarga si gadis mengalami kebangkrutan dan dipastikan bahwa mereka akan jatuh miskin selepas turun dari kapal tersebut. Ibu si gadis mengharapkan bahwa dengan dijodohkannya gadis tersebut dengan pria kaya itu akan bisa mengangkat kembali derajat keluarga dan mereka tidak akan sampai jatuh miskin.

Pada awalnya si gadis bisa menerima itu semua. Namun pada akhirnya ia sadar bahwa selama ini ia seakan hayati bukan buat dirinya sendiri. Setelah ia berjumpa dengan Jack, Rose seakan menemukan arti hayati nan sebenarnya dan ia ingin buat terus merasakan hayati sebenarnya itu. Lalu ia pun memutuskan buat meninggalkan tunangannya dan mengawalli hayati baru bersama dengan Jack.

Sebelum mereka bisa mewujudkan mimpi dari keduanya buat hayati bersama, kapal besar nan mereka naiki menabrak sebuah gunung es nan sangat besar. Tabrakan itu menyebabkan kapal tenggelam dengan keadaan nan mengerikan. Seluruh penumpang tenggelam beserta harta bawaan mereka nan melimpah sebab memang kebanyakan dari penumpang kapal ialah dari golongan bangsawan.

Cerita tragis nan mengiringi karamnya kapal besar mewah itu juga terdapat kisah mengenai hilangnya sebuah permata besar nan memiliki nilai nan begitu tinggi. Permata besar itu ternyata masih berada di tangan Rose sebab telah diberikan sebagai hadiah oleh tunangannya.

Itulah cerita nan ada di dalam filn titanic nan begitu melegenda. Film ini telah sukses masuk dalam jajaran film Box Office global dan menghasilkan banyak sekali laba berupa materi. Selian itu, banyak sekali penghargaan nan diterima oleh film ini termasuk penghargaa paling bergengsi di bidang perfilman global yaitu dalam penghargaan Oscar.



Soundtrack di Indonesia

Tren lagu nan menjadi soundtrack film pun merambahIndonesia. Apalagi dengan perkembangan sinema di televisi, menjadikan semakin banyak lagu dari pemusikIndonesiayang dipilih buat mengiringi film tersebut. Baik itu pemusik nan sudah senior maupun pemusik nan baru saja hadir di kancah musik tanah air.

Ebiet G Ade misalnya, tembang Kupu-kupu Kertas miliknya pernah menjadi lagu pengiring sebuah sinetron televisi beberapa waktu lalu dengan judul nan sama. Lagu Tuhan nan pernah dinyanyikan oleh group Bimbo pun, sempat mengisi sebuah sinetron berjudul Tuhan Ada di Mana-mana, dengan lagu nan dinyanyikan ulang oleh group rock Gigi.

Bahkan salah satu televisi swastaIndonesia, pernah membuat sebuah tayangan nan cukup menarik. Tayangan tersebut berupa sebuah film pendek, nan temanya diambilkan dari sebuah lagu nan sedang populer di tanah air. Bahkan pemainnya pun berasal dari anggota group musik nan lagunya menjadi tema film tersebut.

Kondisi ini menunjukkan bahwa antara seni musik dan seni peran dalam film, memiliki sebuah interaksi nan kuat. Keduanya saling mengisi dan melengkapi buat menguatkan karakter nan dibangun dalam masing-masing kesenian tersebut.

Di sisi lain, sebuah lagu pengiring film kerap pula menjadi ajang promosi sebuah film nan hendak diluncurkan. Seperti nan pernah terjadi dalam film Beauty and The Beast. Pada saat film tersebut tengah diselesaikan, soundtrack film nan berjudul A Whole New World sudah terlebih dahulu dikenal oleh masyarakat.

Sehingga ketika film tersebut selesai dibuat dan siap diluncurkan, produsen film tak perlu terlalu sulit memperkenalkan film tersebut. Sebab, kehadirannya sudah terlebih dahulu dipromosikan oleh sountrack film nan tenar oleh vokal Peabo Bryson dan Celine Dion. Inilah sebuah bukti interaksi dan fungsi sebuah lagu nan menjadi soundtrack sebuah film.

Bagitulah interaksi nan saling menguntungkan antara lagu sountrack dengan film. Lagu sountrack sering kali menjadi populer seperti kepopuleran nan diperoleh oleh si film. Namun juga ada sebaliknya, ada film nan menjadi begitu terkenal sebab lagu soundtracknya nan melegenda.

Memang dua hal ini menjadi sebuah hal nan tidak bisa dipisahkan, global musik dan global film seakan telah melakukan simbiois mutualisme dengan sangat baik. Hal ini tentunya sudah banyak kita lihat dalam global perfilman internasional maupun nasional. Seprti halnya lagu Titanic dalam Film Titanic.