Peranan Manusia Terhadap Lingkungan

Peranan Manusia Terhadap Lingkungan

Manusia sebagai bagian makhluk biotik, memiliki peranan nan besar terhadap alam. Karena manusialah nan memiliki kemampuan mengolah alam. Oleh sebab itu, manusia perlu dibekali pengetahuan lingkungan hayati , agar pengolahan alam tak salah dan tak merugikan manusia serta makhluk lain dan lingkungan alam di sekitarnya.

Namun dengan kemampuannya, manusia kadang lupa diri dan menjadi serakah mengekploitasi alam secara berlebihan, membuang sampah tak pada tempatnya, melakukan penebangan hutan. Semua itu, pada akhirnya akan membawa akibat kerugian bagi seluruh makhluk hidup.

Maka dari itu, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai apa itu lingkungan hidup, bagaimana manusia dituntut buat menjaga lingkungan hidup, serta bagaimana manusia mengaplikasikan berbagai pengetahuan lingkungan hayati nan dimilikinya.



Apakah nan Dimaksud dengan Lingkungan Hidup?

Lingkungan hayati merupakan segala hal nan memengaruhi kehidupan seluruh makhluk nan ada di global ini. Makhluk nan dimaksud di sini tak hanya berkisar makhluk hidup, tapi juga benda wafat nan terpengaruh dan memengaruhi makhluk hidup.

Hal itu disebabkan oleh adanya interaksi saling keterkaitan antara makhluk nan satu dengan makhluk nan lainnya sehingga apabila satu lingkungan makhluk terganggu, maka hal itu akan mengganggu kelangsungan hayati makhluk lain pula.

Sebagai contoh, apabila lingkungan hayati makhluk pemakan tikus terganggu, maka siklus kehidupan pun akan terganggu. Populasi tikus akan meningkat, dan kehidupan manusia pun akan terganggu sebab banyaknya tikus nan berkeliaran di sekitar mereka tanpa ada nan memangsanya.

Begitu juga dengan berbagai tumbuhan nan jika kekurangan air dan matahari, maka mereka akan layu dan wafat sehingga manusia akan kekurangan oksigen nan biasa dihasilkan dari proses fotosintesis nan dilakukan oleh tumbuhan.



Unsur Pembentuk Lingkungan Hidup

Manusia memang selalu melakukan penemuan buat dapat mengubah global sinkron dnegan apa nan mereka pikirkan, termasuk dalam menciptakan berbagai alat teknologi guna meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Sayangnya, hal tersebut bukannya meningkatkan kualitas lingkungan hidup, justru menurunkan kualitas lingkungan hayati tersebut sebab hampir seluruh makhluk hayati terkena akibat jelek nan ditimbulkan oleh adanya alat-alat teknologi tersebut.

Lingkungan loka tinggal makhluk hayati semakin lama semakin dipersempit sebab teknologi membutuhkan loka nan besar buat dapat dipraktikkan sinkron dengan apa nan direncanakan oleh para penemu teknologi.

Bahkan manusia sendiri sulit buat mendapatkan loka tinggal nan layak, air higienis nan dapat digunakan buat mandi dan minum, tanaman nan baik nan dapat menghasilkan oksigen bagi kehidupan mereka, serta banyak hal lain nan tercemar dampak penciptaan teknologi itu sendiri.

Oleh karena itu, pengetahuan lingkungan hayati bukan hanya perlu diketahui definisinya saja, tapi juga unsur apa saja nan membentuknya sehingga kita sebagai manusia tak lalai dalam mengelola unsur unsur tersebut.

Unsur-unsur nan dimaksud tersebut ialah unsur hayati, yakni segala makhluk hayati nan ada di global ini; unsur sosial, yakni bagaimana makhluk hayati tersebut bersosialisasi buat membangun lingkungan hayati nan kondusif; serta unsur fisik, yakni semua makhluk kecuali makhluk hidup.

Ketiga unsur tersebut harus terpenuhi buat dapat membentuk lingkungan hayati nan baik dan harmonis. Jika salah satu unsur tersebut tak dapat dipenuhi, maka kehidupan pun tak akan bisa berjalan dengan lancar.



Peranan Manusia Terhadap Lingkungan

Manusia sebagai makhluk nan dibekali akal pikiran, memiliki peranan nan besar terhadap alam. Peranan manusia beberapa di antaranya ialah dengan sebagai berikut.



Mencegah Terjadinya Banjir dan Longsor

Manusia dapat menjadi pemicu terjadinya banjir sebab tingkah laku mereka nan tak mengehargai lingkungan hayati loka mereka tinggal. Namun, sebaliknya, hanya manusialah nan dapat melakukan berbagai hal buat mencegah timbulnya bala nan sering dialami ini.

Mencegah banjir dan longsor dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, sebagai berikut.

  1. Di kawasan hutan lindung tak boleh ada budi daya tanaman apa pun juga, melakukan penebangan pohon, mendirikan bangunan nan berstruktur, dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya nan dapat menyebabkan menurunnya fungsi kawasan sebagai pengendali tata air serta melindungi dari bahaya erosi.
  2. Di kawasan resapan air jangan membuat bangunan, sebab akan menghalangi meresapnya air hujan.
  3. Di kawasan sempadan air tak diperbolehkan buat membangun jalan, bangunan, dan kegiatan budi daya lainnya. Pada kawasan ini perlu dilakukan penanaman pohon nan berfungsi buat menambah kapasitas resapan air.
  4. Di kawasan sekitar danau atau waduk, harus dijaga agar tak terjadi penebangan pohon. Apabila huma gundul, lakukan penanaman.


Melakukan Pembibitan

Pembibitan ialah kegiatan dalam usaha menjaga lingkungan agar tetap asri. Cara ini dapat dilakukan oleh manusia buat lebih meningkatkan kualitas serta kuantitas komponen pembentuk lingkungan hidup.

Pembibitan bisa dilakukan dengan berbagai macam pilihan, yaitu:

  1. Mencangkok, yaitu kegiatan pembibitan tanaman dengan cara menumbuhkan akar pada bagian tanaman, biasanya pencangkokan dilakukan pada bagian batang. Tidak semua tumbuhan bisa dicangkok, hanya tumbuhan nan memiliki sel kambium dan tanaman nan berkayu.
  2. Stek batang, yaitu kegiatan pembibitan tanaman dengan cara menumbuhkan bagian batang tanaman sehingga menjadi tanaman baru.
  3. Stek daun, yaitu kegiatan pembibitan tanaman dengan cara menumbuhkan bagian daunnya.
  4. Menempel (okulasi) yaitu pembibitan dengan cara menempelkan mata tunas dan sebagainya, guna mendapatkan buah nan lebih bagus dengan batang, kayu nan lebih kuat.
  5. Menambah biji, yaitu kegiatan pembibitan nan penanamannya masih berupa biji.
  6. Menyemai biji, yaitu kegiatan nan sama dengan menambah biji. Hanya caranya saja nan berbeda. Pada cara menyemai biji, biji nan ditanam dilakukan bersama-sama dalam suatu tempat.


Melakukan Penanaman

Sama halnya dengan pembibitan, penanaman juga dilakukan buat meningkatkan kualitas dan kuantitas unsur hidup pembentuk harmonisasi nan baik bagi lingkungan hidup.

Setelah melakukan pembibitan, kemudian masuk ke kegiatan penanaman. Penanaman dapat dilakukan dengan dua media, yaitu: penanaman nan dilakukan di dalam pot dan penanaman nan dilakukan di huma (di tanah langsung).



Pemeliharaan

Jika bukan manusia nan melakukan perawatan terhadap apa nan sudah dilakukan buat memelihara ekuilibrium kualitas dan kuantitas lingkungan hidup, apa mungkin hewan atau tumbuhan nan melakukannya?

Tentu tidak. Oleh karena itu, diperlukan pemeliharaan nan baik serta pencerahan nan tinggi dari manusia buat dapat merawat apa nan sudah dilakukannya demi memperbaiki kualitas lingkungan sekitar kita.

Pemeliharaan tanaman dilakukan sinkron dengan cara penanamannya. Pemeliharaan tanaman di dalam pot akan berbeda dengan penanaman di dalam lahan. Umumnya pemeliharaan ialah melakukan cara-cara sebagai berikut: penyiraman, pemupukan, pemangkasan, penyemprotan terhadap hama tanaman, dan perhatian terhadap intensitas cahaya matahari.



Pengawasan

Pengawasan dimaksudkan agar tak terjadi pengrusakan tanaman, terutama di huma (tanah terbuka). Pengrusakan nan dimaksud bukan hanya pengrusakan nan dilakukan oleh tumbuhan atau hewan saja, tapi juga pengrusakan nan dilakukan oleh manusia.

Seperti nan sudah dijelaskan sebelumnya, manusialah justru nan memiliki potensi besar buat merusak lingkungan hayati nan sudah terbentuk secara harmonis. Karena egoisme serta keserakahan nan dimiliki oleh manusia, maka dapat jadi komponen pembentuk lingkungan hayati menjadi berkurang sehingga lingkungan hayati menjadi tak stabil hingga akhirnya mengalami kehancuran.