Dampak Emisi pada Lingkungan

Dampak Emisi pada Lingkungan

Masyarakat Indonesia banyak nan tak peduli pada polusi udara nan disebabkan oleh gas buang pabrik dan kendaraan bermotor. Apalagi di kota-kota besar makin dipadati oleh kendaraan bermotor. Tak sporadis pula para pemilik kendaraan bermotor baik itu kendaraan generik atau pun kendaraan pribadi tak memedulikan emisi gas buang mereka. Alhasil, kendaraan bermotor menyumbangkan 70% bahan pencemaran ke udara.

Nah, pernahkah terpikirkan akibat dari polusi udara ini bagi kesehatan manusia? Coba bayangkan berapa besar polusi udara nan terhirup oleh para pejalan kaki. Apakah Anda pernah mencoba berjalan kaki di luar kendaraan tertutup dan merasa pernafasan menjadi sesak?

Yup, memang pencemaran udara tersebut bisa berdampak pada sistem pernafasan. Bagi beberapa orang memang efeknya tak langsung terasa. Tetapi, sisa tersebut akan terus menumpuk dan mengakibatkan penyakit pernapasan. Gas buang kendaraan bermotor mengandung majemuk senyawa organik dan anorganik. Senyawa tersebut bisa masuk melalui hidung ketika bernapas.



Karakteristik dan Komposisi Emisi Kendaraan

Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa gas nan dikeluarkan oleh kendaraan bermotor terdiri dari bermacam senyawa. Faktor-faktor nan mempengaruhi komposisi kandungan dari senyawa ini antara lain alat pengendali emisi, jenis mesin, kondisi berkendara, temperatur operasi dan lain-lain. Asap nan keluar dari knalpot pada kendaraan nan menggunakan solar tampak dengan jelas, berbeda dengan kendaraan nan menggunakan bensin nan gas keluarannya tak tampak mengepul hitam.

Sebenarnya, senyawa primer emisi kendaraan bermotor tak berbahaya, yaitu berupa karbondioksida, nitrogen, dan uap air. Tetapi, terdapat pula senyawa lain nan sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Komposisi senyawa tersebut pun cukup besar. Senyawa berbahaya tersebut ialah karbon monoksida, majemuk senyawa oksida nitrogen, majemuk senyawa hidrokarbon, sulfur, dan partikel debu nan mencakup timbal.

Penguapan nan berasal dari sistem bahan bakar akan melepaskan timbal organik dan hidrokarbon ke udara. Di udara akan terjadi suatu berbagai reaksi, ada nan cepat dan ada nan panjang dan rumit. Hasil reaksi tersebut bisa berupa produk nan lebih lemah atau lebih aktif ketimbang senyawa awal.

Nitrogen dioksida nan lebih reaktif bisa dihasilkan dari rekasi nitrogen monoksida di udara. Senyawa hidrokarbon dengan nitrogen oksida bisa membentuk ozon beserta oksida lain sehingga terjadi kabut asap fotokimi atau smog. Kabut asap ini justru seringnya terjadi di dipinggir kota, jaraknya tergantung dari kecepatan angin dan kondisi reaksi.

Pencemar nan lain walau memiliki sifat lebih stabil tetap bisa mengkontaminasi air dan tanah dengan cara mengendap bersama debu atau jatuh bersama air hujan ke tanah. Beberapa senyawa tersebut mencakup hidrokarbon halogen, hidrokarbon poliaromatik, dan timbal.

Senyawa nan sudah mengontaminasi air dan tanah tersebut bisa masuk tubuh manusia melalui produk hewan ternak dan sayuran nan dikonsumsi. Hal ini dikarenakan senyawa tersebut masuk ke sayuran dan hewan melalui daur rantai makanan. Senyawa buangan kendaraan bermotor juga dapat mengakibatkan kondisi air dan tanah nan asam. Hal tersebut menyebabkan logam dan mineral pada ikatan tanah bisa lepas dan mencemari lingkungan.



Dampak Emisi pada Kesehatan

Sejumlah senyawa nan berbahaya bagi kesehatan ialah mencakup hidrokarbon, logam berat tertentu, oksida karbon, oksida nitrogen, oksida sulfur dan partikulat. Nah, senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa nan dihasilkan selama pembakaran bahan bakar berupa bensin atau solar pada mesin kendaraan demi membentuk energi nan menjalankan kendaraan tersebut.

Emisi kendaraan bermotor lebih berbahaya ketimbang pembangkit tenaga listrik dan industri sebab hasil pembakaran nan memiliki kadar bahan pencemar lebih tinggi. Apalagi hal ini berada di tengah-tengah masyarakat dan bisa dengan mudah terhirup. Berbeda dengan pabrik nan memiliki cerobong gas dengan posisi nan tinggi.

Senyawa masuk ke tubuh manusia tak hanya melalui udara nan terhirup oleh pernafasan. Tetapi juga melalui jajanan nan terpapar oleh bahan pencemar di pinggir jalan. Kadar senyawa nan menempel pada makanan ini tentunya bergantung pada kondisi lalu lintas di jalanan tersebut.

Beberapa gangguan kesehatan nan bisa ditimbulkan oleh polusi kendaraan bermotor ialah kanker paru-paru maupun kanker organ tubuh nan lain, gangguan pada tenggorokan baik nan akut maupun kronis, kerusakan sistem syaraf dan bahkan kematian. Hal ini juga bergantung dari gambaran senyawa berbahaya tersebut pada manusia dan berapa lama seseorang mengalami gambaran tersebut, serta usia dari manusia nan terpapar.

Usia lanjut dan anak-anak memiliki risiko lebih tinggi dalam gambaran polusi ini. Fungsi paru-paru dan kemampuan menyesuaikan kapasitas paru-paru pada orang lanjut usia cenderung menurun, begitu pula dengan kekebalan tubuh mereka. Anak-anak memiliki fungsi paru-paru nan berbeda lagi, mereka lebih sensitif pada infeksi pernapasan. Kelompok nan juga sensitif pada polusi udara ialah penderita penyakit paru-paru dan jantung sebab kapasitas paru-paru mereka rendah.

Berikut ini penggolongan imbas senyawa berbahaya emisi kendaraan berdasarkan dampaknya pada kesehatan manusia:



1. Gangguan saluran pernapasan

Pada kategori ini, senyawa berbahaya tersebut ialah oksida nitrogen, oksida sulfur, ozon, partikulat dan jenis oksida lain. Organ-organ pada saluran pernafasan memiliki pengaruh langsung sebab berhubungan langsung dengan senyawa beracun ini saat udara terhirup oleh hidung. Senyawa tersebut menimbulkan iritasi dan radang dalam sistem pernafasan.

Oksida sulfur dan partikulat memiliki karakter sinergetik nan berpotensi mempertinggi risiko pada kesehatan manusia. Oksida nitrogen berupa nitrogen dioksida ialah gas nan sangat beracun. Gas ini mampu menembus sistem pernafasan nan lebih ke dalam. Pertama gas ini akan mempengaruhi jaringan paru-paru dan membran mukasa. Selain itu, nitrogen dioksida juga bisa masuk dalam genre darah dari paru-paru.



2. Akibat racun sistemik

Senyawa ini mencakup hidrokarbon monoksida dan timbal.Ketika senyawa diserap oleh paru-paru, maka akan dibawa ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran darah dan cairan getah bening. Hal ini tentu saja akan membahayakan organ-organ nan terdapat pada tubuh.

Selain melalui paru-paru, dapat saja senyawa nan masuk melalui hidung dan berada di mukosa bronkial tertelan masuk melalui kerongkongan atau terbawa oleh peredaran darah. Kemudian saluran pencernaan melakukan penyerapan senyawa tersebut.



3. Kanker

Senyawa nan berpotensi menimbulkan akibat ini ialah hidrokarbon. Ukuran gas dan partikulat nan sangat kecil dari gas dan partikulat ini bisa kurang dari 2 mikro meter. Sifat mereka ialah mutagenik dan karsinogenik. Senyawa karsinogenik berpotensi menyebabkan tumor pada organ selain paru-paru.



Dampak Emisi pada Lingkungan

Selain berdampak langsung pada kesehatan manusia, bagaimana akibat emisi kendaraan bermotor ini pada lingkungan? Beberapa senyawa tak beracun nan terkandung pada gas buang kendaraan bermotor ternyata tetap berbahaya buat lingkungan. Karbon dioksida tak berbahaya pada kesehatan manusia. Tetapi, akibat karbondioksida pada lingkungan bisa mengakibatkan imbas rumah kaca.

Keberadaan gas tersebut di atmosfer akan menyerap kalor dan menghambat kalor tersebut menuju ke lapisan udara nan lebih tinggi sehingga terjadi peningkatan temperatur rata-rata permukaan bumi. Maka, pegunungan es pun akan meleleh dan menaikkan permukaan laut. Tentu saja hal tersebut akan mengganggu siklus alam.

Gas lain nan berpengaruh pada lingkungan ialah sulfur dioksida. Zat ini akan menimbulkan bercak coklat merah atau noda putih di permukaan daun. Selain itu, gas tersebut juga menimbulkan kerusakan bangunan. Keberadaan asam sulfat dan asam sulfit menimbulkan sifat asam pada air hujan sehingga dapat menimbulkan zat oksidasi pada logam. Sementara itu, nitrogen oksida sangat berperan dalam pembentukan kabut asap.