Kawah Meteor Terbesar

Kawah Meteor Terbesar

Asteroid terbesar nan pernah menabrak bumi mungkin ialah Theia, dengan tubuh seukuran Mars nan terbentuk lebih dari 4 miliar tahun nan lalu, pada hari-hari awal pembentukan tata surya. Theia terbentuk di titik Lagrange, daerah gravitasi stabil melintasi di orbit bumi, terletak di sisi antagonis dari Matahari.

Akhirnya, fluktuasi orbital menyebabkan tubuh ini terombang-ambing dekat dan lebih dekat ke Bumi, dan akhirnya, mereka bertabrakan, muntahan volume nan lebih besar dari batuan cair dari semua benua masa kini digabungkan.

Beberapa dari batuan cair nan dikeluarkan dengan kuat itu lantas memasuki orbit, dalam bentuk agregat, nan didinginkan, dan lalu menjadi satelit nan kini kita namakan dengan bulan. Skenario ini disebut Teori Akibat raksasa, dan seksama menjelaskan fitur dari sistem Bumi-Bulan, seperti mengapa komposisi kimia Bulan sangat mirip dengan kerak bumi.

Sejak Theia, asteroid terbesar diketahui menabrak Bumi malah jauh lebih kecil, dan ukurannya keluar pada sekitar 10 km (6 mil) dalam ukuran. Asteroid besar mungkin telah menghantam bumi selama periode nan disebut Pemboman Akhir, nan terjadi antara 4,1 dan 3,8 miliar tahun lalu.

Karena sebagian besar dari kerak dari periode ini telah baik telah subduksi kembali ke dalam mantel atau tertutup lapisan sedimen dan batuan vulkanik, kaldera meteor hasil aestroid terbesar mungkin tersembunyi dibalik penggembosan ini.

Kaldera meteor ialah sebuah penyebutan buat sebuah lokasi dimana sebuah meteor pernah jatuh di loka tersebut. Disebut sebagai kawah, sebab di lokasi jatuhnya meteor tersebut, akan terbentuk cekungan dengan diameter nan cukup besar sehingga menyerupai wujud sebuah kaldera gunung berapi.

Terbentuknya kaldera meteor ini sebagai dampak terjadinya tumbukan antara meteor nan jatuh dari angkasa dengan kecepatan nan sangat tinggi, dan jatuh hingga melesak ke dalam tanah. Kecepatannya nan super tinggi itulah nan menciptakan lekukan pada tanah sehingga bagian tanah nan tertabrak menjadi melesak ke dalam seperti kawah.

Berdasarkan data nan dikeluarkan oleh University Of new Brunswick, Kanada hingga saat ini telah ditemukan sebanyak 176 kaldera meteor di seluruh permukaan bumi. Meski demikian, bukan tak mungkin sebenarnya ada lebih banyak lagi kaldera nan belum ditemukan atau sudah tertutup oleh perubahan iklim bumi atau juga sebab adanya bala alam.

Dari adanya kaldera meteor tersebut, para peneliti dapat menganalisa beberapa hal. Seperti besarnya meteor nan masuk ke lintasan bumi dan menabrak bumi. Atau juga berapa kecepatan sebuah meteor dengan mengukur kedalaman dan imbas nan ditimbulkan dari peristiwa tersebut.

Meski demikian, para peneliti tak mampu buat menyimpulkan tentang siklus waktu peristiwa tabrakan meteor dan bumi tersebut sebagai alat ramalan peristiwa serupa di masa mendatang.



Penemuan Kaldera Meteor

Penggunaan teknologi modern, khususnya internet banyak digunakan buat menemukan keberadaan kaldera meteor nan ada di bumi ini. Teknologi nan dimanfaatkan ialah melalui pelaksanaan google earth. Dan teknologi ini terbukti mampu membantu manusia buat menemukan kaldera meteor nan sebagian besar belum diketahui manusia.

Paling tak ada dua kaldera meteor nan sukses dilacak menggunakan teknologi google earth ini. Kaldera pertama berada di kawasan Palm Valley. Inovasi ini dilakukan oleh pakar meteor, Duane Hamacher, dari Macquire university, Australia. Selain menggunakan donasi teknologi, Duane juga menelaah cerita antik dari suku Aborigin.

Dalam cerita antik tersebut dikisahkan bahwa pada zaman antik dulu, ada bintang nan jatuh ke bumi. Hanya, sebab tak disebutkan lokasi jatuhnya bintang tersebut secara khusus maka kisah tersebut dianggap imajinasi semata. Baru setelah ada inovasi dari Duane tersebut, kisah dari suku Aborigin tersebut mulai diyakini kebenarannya.

Selain inovasi di Palm Valley, teknologi google earth juga sukses menemukan kaldera meteor lain di kawasan Mesir. Kaldera ini dikenal sebagai kaldera Kamil. Kaldera ini memiliki lebar 45 meter dengan kedalaman 16 meter. Dan diperkirakan kaldera Kamil ini sudah terbentuk pada jutaan tahun nan lalu, dimana kehidupan manusia masih sangat sedikit.

Berdasar perhitungan tim ahli, diperkirakan ukuran meteor nan menabrak bumi berukuran 1,3 meter dengan berat antara 5 sampai 10 ton. Dan dari akibat nan ditimbulkan, kecepatan tumbukan dengan permukaan bumi diperkirakan meteor tersebut melaju dengan kecepatan 3,5 kilometer per jam.



Kawah Meteor Terbesar

Meskipun jawaban atas pertanyaan ini tampaknya mudah dan sederhana, sebaliknya ini sebenarnya cukup rumit dan tak mudah sama sekali. Jawaban singkatnya ialah bahwa kaldera Vredefort lah nan diverifikasi sebagai kaldera asteroid terbesar di dunia. Namun, ada juga kaldera Wilkes Land mungkin lebih besar tetapi belum diverifikasi,.

Kawah Vredefort ialah sekitar 186 mil (300 km) dengan diameter, 3 mil (5 km) nan mendalam, dan sekitar 2 miliar tahun. Hal ini terletak di Provinsi Free State Afrika Selatan. Hari ini, sebab erosi, sebagian besar pelek tak lagi di tempat. Namun, ada cincin visual nan bisa dilihat dari luar angkasa nan kira-kira dengan diameter24-56 mil (40 - 90 km).

Batu nan muncul berasal dari lapisan hampir 12,5 mil (20 km) di bawah permukaan bumi. Ada juga sebuah kubah nan terletak di tengah kaldera asteroid. Bahkan, para peneliti awalnya percaya bahwa kubah diciptakan dari divestasi gunung berapi. Pada 1990-an, peneliti menemukan bahwa itu sebab akibat asteroid.

Kaldera asteroid Vredefort merupakan salah satu situs langka di mana terdapat beberapa cincin menunjukkan akibat dari asteroid. Namun, banyak dari cincin telah dihancurkan melalui erosi dan gempa bumi.

Jika bisa diverifikasi, kaldera asteroid Wilkes Land akan lebih besar dari kaldera asteroid Vredefort. Hal ini diharapkan menjadi 300 mil (500 km) dengan diameter dan terletak di Wilkes Land, Antartika. Namun, itu terletak lebih dari satu mil (1,6 km) di bawah lapisan es, sehingga sampel tak tersedia buat pengujian, pada saat ini.

Para peneliti, di antaranya Ralph von Frese dan Laramie Potts, pernah mendengar desas desus akan adanya tanda-tanda bahwa kaldera asteroid nan hadir. Tanda-tanda ini termasuk adanya konsentrasi massa dan cincin nan lebih besar memancar dari pusatnya. Konsentrasi massa terlihat ketika satelit GRACE milik NASA digunakan buat membandingkan disparitas kepadatan pengukuran gravitasi. Kemudian, cincin nan ditemukan dengan menggunakan radar topografi.

Para peneliti juga percaya bahwa Wilkes Tanah kaldera asteroid bahkan tak 500 juta tahun. Beberapa sedang mempelajari apakah akibat asteroid dan penciptaan kaldera asteroid nan disebabkan pemisahan Australia dari superbenua Gondwana sebab melemah nya kerak bumi di daerah itu. Peneliti lain mencari alasan lain di balik massa dan cincin demi mengusulkan Wilkes Land sebagai situs asteroid kaldera terbesar. Klarifikasi ini termasuk aktivitas vulkanik pada skala terbesar.

Sampai sampel diuji buat memverifikasi apakah itu memang sebuah kaldera asteroid, para peneliti akan terus bertanya-tanya. NASA mendanai proyek inovasi Wilkes Land ini buat menjelaskan apakah sahih ini kaldera meteor. Maka dari itulah, kaldera Vredefort masih berkuasa sebagai kaldera terbesar.