Kualitas Oli

Kualitas Oli

Segala jenis kendaraan, baik roda dua maupun roda empat membutuhkan bahan bakar agar dapat beroperasi. Namun, bukan bahan bakar saja nan krusial bagi kendaraan. Satu elemen krusial lainnya nan tak dapat dilupakan dalam keberlangsungan operasional kendaraan ialah minyak pelumas atau oli. Minyak pelumas atau oli ini dipakai buat menunjang kinerja mesin.

Minyak pelumas mesin atau oli mesin memiliki banyak jenisnya. Penggunaan minyak pelumas mesin atau oli mesin bergantung pada mesin. Pada dasarnya, oli atau pelumas mesin berfungsi buat menambah atau menjaga usia pakai dari mesin.

Secara umum, oli atau pelumas mesin bisa diartikan sebagai zat nan berada di antara komponen-komponen nan terus bergerak agar mengurangi gesekan nan terjadi anta komponen nan ada di dalam mesin. Oli atau pelumas mesin termasuk komponen krusial dalam sistem pelumasan.

Pada dasarnya, semua jenis oli memiliki fungsi nan sama, yaitu menjaga agar mesin tetap awet dan bebas gangguan. Selain itu, oli pun berfungsi sebagai pendingin dan penyekat mesin. Pelumas atau oli tersusun atas lapisan-lapisan halus nan berfungsi buat mencegah gesekan antar logam nan ada di dalam mesin seminimal mungkin.

Selain itu, buat keperluan tertentu, pelumas atau oli diharuskan memiliki fungsi-fungsi tambahan. Contohnya, oli buat mesin diesel tentunya berbeda dengan oli mesin nan berbahan bakar bensin.



Jenis Oli

Oli atau pelumas memiliki dua jenis, yaitu oli mineral dan oli sintetis. Berikut ini klarifikasi mengenai kedua jenis tersebut.



1. Oli mineral

Salah satu jenis oli ialah oli menieral. Oli jenis ini terbuat dari basae oil atau oli dasar. Base oil atau oli dasar ini diambil dari minyak bumi nan sudah diolah dan disempurnakan dengan melakukan pencampuran. Pencampuran itu dilakukan dengan zat nan berfungsi buat meningkatkan fungsi dan kemampuannya.

Para ahli mesin menjelaskan bahwa jika telah terbiasa memakai oli mineral selama bertahun-tahun dan ingin menggantinya dengan oli sintetis, jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis. Hal ini dikarenakan umumnya oli sintetis dapat mengikis sisa-sisa nan ditinggalkan oli meniral. Hal ini mengakibatkan siss-sisa dari oli mineral itu teangkat dan akan mengalir ke celah mesin sehingga bisa memnggangu kinerja mesin.



2. Oli Sintetis

Selain jenis oli mineral, oli pun ada nan berjenis sintetis. Umumnya, jenis oli sintetis terdiri atas Polyalphaolifins . Zat ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Hal inilah nan mengakibatkan oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral ataupun sebaliknya.

Perlu diketahui bahwa oli jenis sintetis ini tak mengandung zat karbon reaktif. Karbon reaktif merupakan senyawa nan tak bagus buat oli. Hal ini dikarenakan senyawa tersebut cenderung bersifat mengikat oksigen sehingga menghasilkan asam (acid). Pada dasarnya, oli buatan dirancang agar menghasilkan kinerja nan efektif dan maksimal dibandingkan dengan oli mineral.



3. Pelumas Nabati

Pelumas botani merupakan jenis pelumas nan tebuat dari lemak binatang atau tumbuh-tumbuhan. Pelumas jenis ini memiliki sifat penting, yaitu bebas sulfur atau belerang. Namun, jenis oli atau pelumas botani ini tak tahan terhadap suhu tinggi. Jadi, buat mendapatkan kinerja nan baik dari jenis oli ini harus dicampurkan dengan pelumas nan berasal dari bahan jenis minyak mineral.



Karakter Oli

Oli sebagai bagian dari sistem pelumasan memiliki karakter. Berikut ini karakter oli.



1. Kekentalan Oli

Oli sebagai salah satu komponen dalam sistem pelumasan. Oleh sebab itu, oli memiliki kekentalan atau viskositas. Kekentalan oli merupakan salah satu hal krusial nan perlu diperhatikan. Mengapa? Karena kekentalan oli berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar kemampuannya buat mengalir di dalam mesin. Selain itu, kekentalan oli pun berkaitan dengan fungsi oli sebagai zat nan melindungi benturan antara komponen penyusun mesin.

Pelumas atau oli akan mengalir ketika suhu mesin dalam batas ambient. Hal ini bertujuan agar oli atau pelumas bisa mengalir secara cukup supaya komponen-komponen nan bergerak di dalam mesin terjamin pasokan olinya. Bisa diaktakan bahwa semakin kental oli, lapisan nan ditimbulkan akan semakin kental
Lapisan halus pada oli nan memiliki kekentalan nan bagus akan memberikan layanan ekstra buat menyapu atau membersihkan permukaan logam nan terlunasi.

Sebaliknya, oli nan terlalu kental akan menghasilkan resistensi hiperbola sehingga mengalirkan oli pada temperatur nan rendah. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya jalannya oli ke komponen mesin nan dibutuhkan. Jadi, bisa dikatakan bahwa oli atau pelumas mesin harus memiliki kekentalan nan tepat saat mesin di operasikan, baik ketika mesin bersuhu tinggi maupun saat mesin bersuhu rendah.



2. Indeks Kekentalan

Tinggi rendah indeks kekentalan oli menunjukan taraf kekentalan oli terhadap perubahan temperatur. Bisa dikatakan bahwa semakin tinggi angka indeks oli atau pelumas, maka semakin kecil perubahan kekentalan oli jika tejadi penaikan atau penurunan suhu. Indeks kekentalan ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

  1. HVI atau High Vicosity Index dengan indeks di atas 80
  1. MVI atau Medium Viscosity index dengan indeks antara 40 hingga 80
  1. LVI atau Low Viscosity Index dengan indeks di bawah 40


3. Flash Point

Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah saat pelumas atau oli menyala. Cara pengukuran flash point ini menggunakan alat-alat standar, tapi metodenya berbeda bergantung pada produk nan diukur dari flash point-nya.



4. Pour Point

Pour poin merupakan suhu terendah ketika oli tak bisa mengali dan selanjutnya membeku. Ciri pour point ini sangat perlu diketahui bahwa oli atau pelumas nan penggunaannya mencapai suhu nan dingi atau beroperasi di lingkungan udara nan dingin.



5. Total Base Number (TBN)

Karakter total base number menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan oli terhadap pengaruh pengasaman. Biasanya, indeks TBN dilakukan minyak pelumas nan baru atau fresh oil. Setelah pelumas dipakai dalan jangka waktu tertentu, nilai TBN akan mengalami penurunan. Untuk mesin dengan bahan bakar bensin dan diesel, penurunan TBN tak boleh kurang dari satu. Jadi, lebih bai diganti dengan pelumas atau oli baru. Hal ini dikarenakan kualitas minyak pelumas nan mengalami penurunan TBN sudah tak layak pakai lagi.



6. Carbon Residue

Salah satu karakter dari oli ialah carbon residue. Karakter ini merupakan indeks karbon nan mengendap jika pelumas atau oli diuaokan pada suatu tes tertentu.



Kualitas Oli

Setiap produk memiliki kualitas nan ditentukan standarnya. Begitupun dengan oli atau pelumas. Kualitas oli atau pelumas disimbolkan dengan API atau American Petroleum Institute. API terdiri atas dua, yaitu S dan C. S atau service diartikan sebagai Spark plug ignitio n (memakai busi). Tipe S ini digunakan buat jenis mobil MPV atau jenis mobil pick up nan berbahan bakar bensin. Sementara itu, C atau Commercial digunakan buat truk heavy duty dan kendaraan bermesin diesel. Contoh dari kategori C antara lain CF, CF-2, dan CG-4.

Jika menggunakan mesin diesel, oli nan digunakan harus tepat sebab karakter mesin diesel berbeda dengan karakter mesin bensin. Karakter mesin diesel banyak menghasilkan residu pembakaran nan tinggi. Jadi, kategori oli jenis C membutuhkan zat tambahan berupa aditif dispersant dan detergen nan berfungsi menjaga mesin agar tetap bersih.



Manfaat Oli

Pada klarifikasi di awal artikel, telah dijelaskan fungsi dan kegunaan oli secara singkat. Berikut ini fungsi dan kegunaan dari oli sebagai komponen nan krusial bagi mesin.

  1. Berfungsi mengurangi gesekan dan mencegah keausan. Hal ini dilakukan dengan cara membentuk lapisan tipis unntuk mencegah gesekan antar logam nan ada di dalam mesin.
  1. Oli berfungsi sebagai media penndingin mesin. Hal ini dilakukan dengan cara menyerap panas dari bagian-bagian nan mendapatkan pelumasan.
  1. Oli berfungsi sebagai bahan pembersih. Caranya dengan mengeluarkan kotoran pada bagian mesin.
  1. Oli atau pelumas berfungsi mencegah zat oksidasi pada bagian mesin.

Itulah klarifikasi mengenai minyak pelumas mesin atau oli mesin. Jadi, peran oli sebagai pelumas mesin tak bisa dianaktirikan sebab oli termasuk komponen terpenting buat mendukung kinerja mesin.