Penyakit Gila: Trymethilaminuria (Sindrom Malador)

Penyakit Gila: Trymethilaminuria (Sindrom Malador)

Apa nan ada di benak Anda ketika mendengar kata ‘penyakit gila’? Mungkin orang lusuh nan berjalan-jalan sambil meracau tidak karuan. Sebenarnya bukan itu saja, ada beberapa kelainan psikologi atau psychological disorder pada orang-orang nan kelihatannya tak gila.

Pernahkah Anda menemui seorang nan bertingkah aneh? Misalnya, mandi berjam-jam dan suka menyemprotkan parfum hingga memenuhi ruangan, tetapi orang itu masih merasa dirinya berbau seperti ikan. Mungkin juga orang nan begitu panik atau takut meski hanya berjalan-jalan dengan anjingnya di halaman rumah. Ada pula orang nan selalu menyingkirkan sesuatu nan tak tampak di atas kulitnya.

Tidak mudah hayati dengan seorang nan berperilaku sangat aneh atau memiliki penyakit gila. Namun, bagaimanapun mereka layak hayati dan mendapat perlakuan baik. Berikut contoh beberapa penyakit gila nan dikenal di dalam global medis.



Penyakit Gila: Poliglandular Addison

Penyakit ini merupakan tipe penyakit dampak pengaruh hormon. Gila disebabkan oleh luka nan mendalam dampak kematian orang nan dicintai. Jennifer, gadis kecil 10 tahun, tinggal di UK, ialah seorang gadis nan diketahui berpenyakit poliglandular addison.

Penyakit gila ini merupakan imbas dari terganggunya sistem hormon dan kasusnya sangat sporadis terjadi. Pasien berpenyakit ini tak mampu memproduksi hormon adrenalin buat mengatasi perasaan tertekannya.

Adrenalin atau dikenal juga dengan epineprin merupakan hormon nan membuat tubuh bisa bekerja. Tanpa adrenalin, organ-organ tubuh tak bisa merespon stres sehingga menimbulkan shock dan kematian.

Pasien seperti Jennifer memerlukan perhatian nan kontinu dan penanganan medis agar mampu menjalani hidupnya. Ibu Jennifer, ketika diwawancarai BBC, berkata, “Terkadang, Jennifer begitu ketakutan saat berjalan-jalan bersama anjingnya.”

Bahkan, Jennifer pun merasa bahagia luar biasa ketika menonton televisi atau berdansa dan berolahraga. Rasa bahagia nan ditunjukkannya begitu hiperbola sehingga membuat orang di sekitarnya terganggu. Bayangkan jika Anda menemui orang nan terus melompat kegirangan saat menonton televisi, apakah Anda bisa hayati berdamai dengan mereka?



Penyakit Gila: Trymethilaminuria (Sindrom Malador)

Penyakit ini merupakan tipe penyakit gangguan metabolisme. Gila disebabkan pasien merasa berbau seperti ikan busuk. Trimetilaminuria (TMA) merupakan penyakit gangguan metabolisme nan sporadis terjadi. Penderita tak mampu memproduksi TMA nan diperlukan tubuh. TMA diperlukan buat bernafas, berkeringat, kencing, dan sekresi lainnya.

Orang nan terkena penyakit gila TMA ini akan menunjukkan gejala aneh, seperti menyemprotkan puluhan kali parfum atau menggunakan deodoran. Bahkan, pasien juga seringkali mandi hingga berjam-jam tetapi merasa dirinya berbau seperti ikan.

Semua keanehan ini disebabkan mereka tak sanggup mencium bau wangi parfum nan disemprotkan pada tubuh meskipun wanginya sampai menyeberang ruangan. Mereka akan selalu merasa dirinya bau seperti ikan meskipun telah mandi ratusan kali, menggunakan deodoran, parfum, dan pengharum lainnya hingga ribuan kali.



Penyakit Gila: Morgellon

Penyakit ini merupakan tipe penyakit kulit. Gila disebabkan pasien merasa ada sesuatu nan merangkak di kulitnya, apakah itu hanya khayalan? Penyakit Morgolleon merupakan penyakit nan masih menjadi rahasia di global medis hingga saat ini.

Para pakar tak mengetahui penyebabnya, apakah penyakit ini ada atau hanya persoalan halusinasi pasien nan berlebihan? US Center for Desease mengklaim bahwa penyebab penyakit gila Morgellon tak diketahui dan kaum medis tak memiliki informasi cukup buat mendeskripsikan penyakit ini.

Menurut Morgellon Research Foundation , sebuah organisasi nirlaba, gejala penyakit gila ini ditandai dengan perasaan ada sesuatu nan merangkak di kulit sehingga pasien seringkali bertingkah seperti membuang sesuatu di kulitnya. Kadang-kadang, mereka juga merasa ada nan menggigit kulitnya dan lain-lain. Penyakit ini sangat aneh sehingga para pakar menyimpulkan bahwa ini merupakan penyakit ilusi (khayalan) parasitosis.



Penyakit Gila: Sindrom Stockholm

Penyakit ini terjadi pada orang nan diculik. Jika biasanya orang nan diculik ketakutan, trauma, dan ingin kabur dari penculiknya, orang dengan sindrom Stockholm justru orang nan diculik jadi pasrah, menyayangi, bahkan jatuh cinta pada penculiknya.

Kasus seperti ini sudah berkali-kali terjadi, terutama pada orang nan diculik selama bertahun-tahun. Salah satu contoh kasus sindrom Stockholm ialah penculikan pada Natascha Kampusch. Natascha Kampusch ialah seorang anak perempuan berusia 10 tahun nan tinggal Austria. Ia diculik pada tahun 1998 dan melarikan diri pada tahun 2006 (saat usianya 18 tahun). Meski terlihat pucat, ia terlihat menyayangi penculiknya dan menunjukkan kesedihan saat sang penculik bunuh diri.



Penyakit Gila: Sindrom Tangan Alien

Mungkin kedengarannya aneh, apa hubungannya penyakit gila nan satu ini dengan alien? Sindrom tangan alien ialah penyakit di mana seseorang merasakan tangannya bergerak sendiri, bahkan menggapai dan menggenggam di luar kontrolnya.

Seorang nenek dengan sindrom tangan alien pernah mencekik dirinya sendiri serta meninju wajahnya sendiri! Hayati dengan sindrom tangan alien tentu merisaukan. Oleh sebab itu banyak ilmuwan mencari tahu penyebab dan pengobatan sindrom tangan alien.

Rupanya sindrom tangan alien ialah bentuk gangguan saraf di otak kiri. Penyebab gangguan ini masih misterius. Penelitian hanya menunjukkan bahwa saat tangan bergerak sendiri, hanya otak kanan nan berfungsi, sedangkan otak irinya tidak, sehingga tak dipahami oleh otak.



Penyakit Gila: Sindrom Cotard

Penyakit ini ialah penyakit gila ketika seseorang merasa bahwa dirinya sudah wafat dan membusuk. Sindrom ini sporadis sekali terjadi. Penderita penyakit ini biasanya ialah seseorang nan memiliki gangguan bipolar dan skizofrenia.

Seseorang nan mengalami sindrom cotard merasa seluruh anggota tubuh, organ dalam, bahkan darah membusuk satu per satu. Keterlibatan cedera otak juga menjadi salah satu penyebab terjadinya sindrom cotard. Penderita sindrom cotard cenderung depresi, ingin bunuh diri, berpikiran negatif, dan pada akhirnya meyakini bahwa dirinya memang sudah mati.

Belum ada terapi nan dianggap efektif buat menyembuhkan penyakit ini. Akan tetapi terapi elektrokonvulsif dapat menjadi pilihan. Dengan mengaliri listrik ke otak, diharapkan permasalahan pada otak dapat teratasi; begitu juga dengan sindrom cotard-nya.



Penyakit Gila: Gangguan Obsesif Kompulsif

Penyakit ini merupakan cerminan berlebihannya rasa cemas pada diri seseorang. Orang nan menderita gangguan obsesif kompulsif cenderung melakukan hal-hal berulang kali, misalnya mencuci tangan berkali-kali, memeriksa pintu sebelum tidur berkali-kali, terlalu perfeksionis, dan terobsesi dengan kerapian.

Menurut penelitian, inilah beberapa contoh bentuk gangguan obsesif kompulsif nan pernah terjadi:

  1. Sering kali menimbun barang kesukaannya di rumah meskipun di rumahnya barang tersebut sudah ada banyak sekali.

  2. Sering kali memeriksa alarm mobil berkali-kali sebab risi belum dikunci.

  3. Cenderung menghindari orang-orang nan bersikap kontra dengannya.

  4. Menghitung suatu hal berulang kali.

  5. Terobsesi akan kerapian, tidak dapat sedikit saja melihat sesuatu nan berantakan. Meskipun menurut orang lain sudah rapi, dia akan tetap beres-beres dan bersih-bersih sebab masih merasa belum rapi.

  6. Terlalu perfeksionis.

  7. Suka mengulang-ulang ucapan, gerakan, atau kelakuan.

  8. Khawatir melakukan kesalahan dalam bertindak.

  9. Khawatir tak diterima oleh orang-orang atau terlalu risi akan melukai perasaan orang lain.

Mengapa dapat seseorang mengidap gangguan obsesif kompulsif? Rupanya penderita penyakit gila ini umumnya ialah orang nan tak percaya diri dan ragu-ragu, sehingga ia merasa harus melakukan sesuatu berulang-ulang kali sampai ia merasa puas dan menganggapnya sempurna.