Jilbab Nakal - Pentingnya Memahami Konsep Misteri Jilbab

Jilbab Nakal - Pentingnya Memahami Konsep Misteri Jilbab

Frasa ' jilbab nakal ' sudah generik di masyarakat kita. Frasa ini digunakan buat menunjukkan pribadi nan sudah mengenakan epilog tubuh, tapi kelakuannya bertolak belakang. Seseorang mungkin saja berjilbab, tapi jilbab nakal membuat bagian atasnya tertutup dan tubuh bagian pusar ke bawah seolah menjadi sesuatu nan layak konsumsi.

Seseorang mungkin saja berjilbab, tapi jilbab nakal membuat bagian luarnya terbungkus oleh baju agama, tapi hatinya bagaikan setan. Masalah jilbab nakal nan berkaitan dengan fisik, tak akan ada habisnya dibahas. Norma-norma agama jelas-jelas sudah dilanggar oleh orang nan berjilbab, tapi pakaiannya sembarangan dan menonjolkan lekuk tubuh. Jilbab nakal jenis ini mudah dikritik sebab kelakuannya nan mudah diketahui.

Namun, bagaimana dengan perempuan jilbab nakal nan tak beres berkaitan dengan akhlak terdalamnya? Maksudnya, di luar, dia tampak berjilbab besar dengan sangat rapi. Namun, di balik kesopanan itu, jilbab nakal tetap beraksi.

Kelakuannya nan sering memojokan umat beragama lain, menggunakan tafsir kelompok buat mengklaim kebenarannya sendiri, mengandalkan hadits-hadits palsu buat melegitimasikan tindakannya, membuat jilbab nakal tersamar.

Jika dirunut lebih jauh, sebenarnya jilbab nakal dari segi fisik maupun batin, sama-sama mencederai makna misteri spiritual tentang berjilbab. Apakah misteri tersebut dan apa kaitannya dengan jilbab nakal dari segi batin?



Jilbab Nakal dan Misteri Spiritual Tentang Pemakaian Jilbab

Sedikit di antara kita nan menyadari bahwa manusia terdiri dari tiga entitas, yaitu tubuh, jiwa, dan roh. Tubuh sudah jamak diketahui. Namun, jiwa dan ruh, kita sering menggabungkan keduanya padahal sama sekali berbeda. Roh ialah entitas manusia nan dibentuk dari tiupan ruh Allah. Karena kedekatannya dengan Allah ini, roh senantiasa mengingat-Nya. Namun, ketika kita berada di dunia, ruh ini kadang terkalahkan oleh jiwa dan tubuh.

Sementara itu, jiwa ialah entitas manusia nan dibentuk dari roh; atau bentuk nan tak paripurna dari ruh sekaligus jembatan paling krusial nan menghubungkan ruh dengan tubuh. Karena jiwa lebih jauh dari roh Allah daripada ruh manusia, jiwa lebih cenderung pada hal-hal nan sifatnya menyenangkan. Kebetulan, di global ini lebih banyak hal-hal nan menyenangkan dalam waktu singkat.

Jadi, jiwa cenderung pada keduniawian. Jiwa akan mendorong roh buat tunduk pada dunia, sedangkan ruh berusaha keras agar jiwa mematuhinya dan senantiasa mengingat Allah. Interaksi berkesinambungan ini diibaratkan sebagai interaksi lelaki dan perempuan nan tak tergolong dalam kelompok perempuan jilbab nakal.



Jilbab Nakal - Roh Sebagai Lelaki dan Jiwa Sebagai Perempuan

Seorang lelaki ialah citra paling tepat tentang kondisi roh. Dia harus memimpin perempuannya menghadapi kondisi seberat apa pun. Lelaki kadang harus mengalami dua keadaan sulit sekaligus, yaitu perjalanan hayati nan rumit sekaligus kebandelan perempuan nan lebih sering menentangnya meskipun tetap mencintai si laki-laki. Demikian pula dengan roh. Roh senantiasa berada dalam keadaan sulit berjumpa dengan roh Allah sebab masih berada di dunia.

Di satu sisi lain, roh juga harus mampu mengimbangi jiwa nan maunya berdekatan dengan kesenangan duniawi. Untuk lebih mudahnya, kita dapat melihat kisah Nabi Adam dan Siti Hawa. Kisah ini sebenarnya merefleksikan penciptaan ruh dan jiwa. Adam diciptakan dari citra Allah. Demikian pula roh nan diciptakan oleh roh Allah. Hawa diciptakan Allah ketika Adam tertidur seperti halnya jiwa nan diciptakan ketika ruh tidak sadar.

Adam dan Hawa manunggal di surga, seperti halnya roh dan jiwa. Hawa terbujuk oleh iblis (atau ular dalam Injil) buat memakan buah khuldi (dalam Injil, buah pengetahuan baik dan buruk), seperti halnya jiwa nan tergoda pada hal-hal duniawi. Adam dan Hawa diturunkan ke dunia, seperti halnya roh dan jiwa nan dilepaskan ke dalam tubuh manusia. Nah , apa interaksi antara pelukisan roh dan jiwa ini dengan jilbab nakal dari segi batin?

Fungsi jilbab pada dasarnya ialah menutup aurat perempuan. Seorang perempuan nan sudah mengenakan jilbab, hendaknya sadar tentang roh dan jiwanya ini. Jilbab dapat digunakan sebagai perlambang upaya seorang manusia buat menutupi jiwanya dari keinginan-keinginan duniawi (karena itulah jilbab dipakai perempuan). Ketika seorang perempuan memakai jilbab, artinya dia merelakan diri agar tak lagi dipuji sebab lekuk tubuhnya nan latif atau rambutnya nan tergerai indah.

Ketika seorang perempuan sudah memakai jilbab, artinya dia berfokus hanya pada suaminya jika sudah menikah, anak-anaknya jika sudah memiliki anak, dan hanya Allah jika dia masih sendiri.

Ketika seorang perempuan sudah memakai jilbab, artinya dia sudah siap dengan pendapat orang lain tentang ini dan itu, mulai dari asumsi sok suci, sok agamis, hendak berpura-pura dengan berlindung pada kedok agama, dan lain-lain. Seorang perempuan nan berjilbab berarti sudah fokus buat menjalani hukum Allah sehingga tak tergolong dalam wanita dengan jilbab nakal.

Gambaran itulah nan harus dilakukan semua orang berkaitan dengan jiwanya. Sama seperti wanita nan berjilbab, seseorang nan memutuskan buat mengekang jiwanya dari kehidupan duniawi (sehingga roh lebih dominan), harus siap buat tak menerima pujian semata. Kebanyakan orang begitu haus dengan sanjungan.

Ketika mereka berbuat salah sekalipun, sanjungan bisa membuat seseorang merasa benar. Hal ini tak akan terjadi bagi mereka nan mematikan jiwanya. Akan ada ujian nan datang bertubi-tubi buat menguji orang tersebut, termasuk orang nan benar-benar kudus ataukah orang dengan 'jilbab nakal' nan berarti mengaku sudah mengekang jiwanya, tapi tidak dapat mengendalikan diri.

Orang nan sudah mematrikan jiwanya buat bersetia pada ruh, juga harus fokus buat hanya bersetia kepada Allah. Seperti halnya perempuan dengan jilbab nan merelakan hilangnya kecantikan fisik demi kecantikan batin, orang nan berjuang mengekang jiwanya harus berhenti buat berpikir tentang kesenangan duniawi dan kesenangan Akhirat.

Yang dipentingkannya hanyalah kesenangan Allah semata. Apa pun perintah Allah, hendak dimasukkan ke neraka sekali pun, bukan masalah bagi orang nan tak memakai 'jilbab nakal' atau orang nan sudah menyadari sumpahnya kepada Allah.



Jilbab Nakal - Pentingnya Memahami Konsep Misteri Jilbab

Maka, ada rambu-rambu bahaya bagi seorang suami nan istrinya sudah berjilbab atau seorang perempuan nan sudah memutuskan berjilbab. Sudahkah suami nan istrinya berjilbab tersebut mampu menjadi imam nan baik? Sudahkah dia juga menjilbabkan jiwanya agar tak mengalahkan rohnya? Jika tidak, dia tak memahami konsepsi dasar berjilbab bagi sang istri. Sudahkah perempuan nan berjilbab tadi tak menjadi perempuan dengan jilbab nakal nan selama ini banyak muncul di kalangan islam konservatif?

Jilbab secara fisik memang hanya epilog aurat wanita. Namun, jika dilihat dari sudut pandang spiritual, jilbab memiliki makna nan lebih dalam. Jilbab menandakan tunduknya semua orang pada peraturanAllah. Jilbab menyiratkan pentingnya jiwa (yang dilambangkan perempuan) buat tidak memprotes ketika ruh (yang dilambangkan lelaki) lebih dominan.

Namun sejauh ini, kita masih banyak melihat para pemakai 'jilbab nakal'. Dalam hal ini, bukan hanya perempuan nan tidak dapat mengendalikan kelakuan jiwanya nan tergolong dalam 'jilbab nakal'. Lelaki nan tidak dapat menjadi pemimpin keluarganya, nan jatuh pada kehausan duniawi, nan rohnya disetir oleh jiwanya, berarti lebih jelek daripada perempuan 'jilbab nakal'.