Unsur-unsur Drama

Unsur-unsur Drama

Drama merupakan salah satu karya sastra nan memang asik buat ditonton. Dalam cerita drama pendek tersebut terkadang penuh dengan makna nan dapat kita ambil hikmahnya buat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Cerita dalam drama memang tak akan pernah lepas dari cerita di dalam kehidupan sehari-hari. Namun, biasanya dalam cerita tersebut mendapatkan sebuah penekanan nan ada di dalam dialognya sehingga kita dapat mengambil makna nan ada di dalam cerita tersebut.

Dialog nan ada dalam sebuah pementasan drama, baik itu berupa guyonan atau nan lainnya, biasanya selalu berisi sebuah sentilan terhadap masalah sosial nan ada di negeri ini. Ambilah contoh tentang masalah korupsi nan semakin merajalela di negeri ini nan tak luput juga dapat dijadikan sebagai sebuah sentilan sosial dalam obrolan nan ada dalam drama.



Drama

Drama ialah salah satu bentuk karya sastra nan cukup memiliki kelebihan dibandingkan dengan karya sastra nan lainnya. Keunggulan drama dibandingkan dengan karya sastra lainnya, yakni puisi dan prosa, ialah drama bertujuan buat ditampilkan atau dipentaskan dalam sebuah pertunjukan.

Makanya tak heran jika pengertian dari drama ialah sebuah karya sastra nan berupa obrolan dengan maksud buat dipertunjukkan atau dipentaskan di depan orang banyak. Jadi, hasil akhir dari karya sastra ini ialah dipertunjukkan di depan publik.
Drama berisi obrolan antara tokoh nan satu dengan nan lainnya. Setiap tokoh memiliki karater dan tabiat nan berbeda. Oleh sebab itu, ketika seseorang membawakan tokoh nan sedang dilakoninya maka harus dapat berujar seperti karakter tokoh nan dimaksud.

Misalnya, jika kita berperan sebagai seorang nan kalem dari kalangan priyayi maka tentunya kita harus dapat mengeluarkan suara khas nan dimilliki oleh seorang priyayi. Seorang priyayi gaya bahasa dan tutur katanya selalu sopan dan tak urakan dan tak pula menggunakan intonasi nada nan terlalu tinggi. Inilah nan harus dipahami oleh seseorang ketika berdialog di dalam drama.



Unsur-unsur Drama

Pendalaman karakter nan pas akan menjadikan tokoh nan diperankan dalam cerita drama pendek tersebut menjadi enak buat dilihat. Seperti halnya di dalam karya sastra nan lainnya, yakni prosa, maka drama juga memiliki unsur-unsur drama.

Unsur-unsur drama ialah sebagai berikut.



1. Tokoh Drama

Tokoh dalam drama ialah pelaku atau pemain nan akan memainkan peran di dalam pementasan drama tersebut. Tabiat dan sifat dari tokoh biasanya dapat dilihat dari obrolan nan digunakan ataupun dapat juga dilihat dari perbuatan nan dilakukan oleh pemeran tadi di atas anjung atau pentas.

Misalnya, tokoh nan memiliki tabiat atau konduite suka menderma maka di dalam pementasa drama dapat digambarkan sebagai seseorang nan suka memberi kepada orang lain. Begitu juga dengan tokoh nan dursila dapat digambarkan dengan tokoh nan suka mengumpat dan berkata kasar dengan konduite nan kurang ajar.

Lakon atau tokoh dalam sebuah drama memiliki sebuah peranan nan cukup penting. Tanpa adanya tokoh atau lakon dalam drama maka pementasan drama tak akan pernah dapat berjalan. Jadi, sekali lagi, kehadiran tokoh dalam sebuah drama merupakan unsur primer dalam sebuah pementasan.



2. Latar

Latar merupakan tempat, suasana, dan waktu terjadinya peristiwa dalam pementasan drama tersebut. Dari sini, kita dapat mengetahui bahwa latar sebuah pementasan drama terdiri dari tiga macam, yakni:

a. Tempat

Latar loka ialah kondisi seting loka nan menggambarkan peristiwa nan sedang terjadi. Misalnya, latar di sebuah warung maka seting loka nan digunakan juga harus menggunakan properti nan biasanya ada dalam sebuah warung.
Kita tahu dalam warung niscaya ada beberapa komponen nan menandakan bahwa loka tersebut ialah warung dan bukanlah supermarket ataupun loka dugem. Beberapa komponen nan merupakan setingan loka warung seperti etalase, kursi, barang jualan, atau jajanan makanan nan dijual. Tentu saja semua itu harus diseting persis seperti kondisi warung agar pementasan drama bisa berjalan dengan baik

b. Suasana

Latar suasana ialah kondisi atau suasana nan sedang dialami oleh tokoh dalam drama tersebut. Misalnya, suasana sedih, gembira, senang, merenung, cemberut, pusing, bingung, marah, dan nan lainnya.

Semua hal tersebut harus mampu dimunculkan oleh tokoh nan ada dalam drama. Dengan demikian, latar suasana nan diinginkan sinkron dengan naskah drama dapat terwujud.

Ketika seseorang sedang dalam suasana senang, maka tokoh harus dapat mengekspresi suasana bahagia tersebut. Misalnya, tertawa dan mimik muka nan begitu sumringah atau tersenyum sebab perasaannya nan sedang senang. Hal nan seperti inilah nan dapat dikatakan sebagai latar suasana.

c. Waktu

Latar waktu ialah latar nan menandakan waktu terjadinya peristiwa dalam adegan tersebut. Misalnya, siang hari, malam hari, subuh, ataupun pagi hari. Semuanya itu ialah penanda dari latar waktu.

Sebagai contoh ialah adegan agresi fajar. Maka, nan harus ditampilkan ialah peristiwa nan terjadi ketika waktu akan menjelang pagi. Hal tersebut dapat ditandai dengan kondisi pencahayaan nan masih gelap dengan sedikit sekali sinar.



3. Tema

Tema merupakan gagasan primer atau pokok nan dijadikan sebagai dasar pembuatan sebuah naskah drama. Pemikiran primer tersebut dikembangkan dengan begitu apik sehingga menjadi sebuah drama nan sangat latif buat ditonton.

Setiap naskah drama niscaya memiliki sebuah tema nan diangkat menjadi sebauh cerita. Tanpa adanya tema nan jelas maka sebuah naskah drama tidaklah akan menjadi baik. Banyak sekali tema nan dapat diangkat buat menjadi drama, salah satunya ialah tema persahabatan ataupun tema tentang nasionalisme.



4. Alur

Alur merupakan rangkaian cerita nan ada dalam sebuah drama dan saling berhubungan. Alur sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya ialah sebagai berikut.

a. Alur Eksposisi

Tahapan pada alur eksposisi ialah ketika seorang pengarang mulai mengenalkan tokoh nan ada dalam drama secara keseluruhan.

b. Alur Pertikaian

Pada tahapan ini, mulai muncul sebuah konflik nan menjadi masalah dalam sebuah drama. Misalnya, konflik tentang pro dan kontra antara seorang suami dan istri perihal korupsi. Si istri meminta suaminya buat korupsi sebab kehidupan mereka nan serba kekurangan. Sementara itu, suami menolak hal tersebut sebab bertentangan dengan prinsip nan dimilikinya. Tahapan nan seperti inilah nan masuk ke dalam tahapan pertikaian.

c. Klimaks

Pada tahapan ini, sebuah konflik sudah mencapai titik tertingginya.

d. Peleraian

Tahapan nan memberikan citra persoalan nan sudah mulai mereda.

e. Penyelesaian

Pada termin ini, persoalan nan menjadi perdebatan sudah dapat diselesaikan.

Tahapan alur juga terbagi menjadi tiga yakni:

a. alur maju
b. alur mundur
c. alur campuran



5. Amanat

Amanat ialah pesan nan disampaikan oleh pengaran di dalam sebuah naskah drama maupun pementasan drama.

Demikianlah tahapan membuat cerita drama pendek. Semoga dengan klarifikasi singkat ini, bisa membantu kita saat membuat naskah drama atau menjadi seorang pelakon dalam drama tersebut.