Semut Melawan Tikus

Semut Melawan Tikus

Apa itu fabel? Fabel ialah cerpen tentang hewan atau binatang nan diceritakan berperilaku seperti layaknya manusia. Cerpen atau cerita pendek memang mengasyikkan buat dibaca.

Selain ceritanya nan singkat, isi cerita biasanya mudah dipahami atau bersifat ringan. Ada banyak jenis cerpen atau cerita pendek. Pada artikel ini akan dibahas tentang fabel.

Fabel termasuk cerita fiksi. Tentu saja sebab di global ini tidak ada hewan nan bertingkah laku seperti manusia. Cerpen fabel ini biasanya mengandung hikmah eksklusif atau ada pesan nan diselipkan oleh pengarang dalam kisahnya tersebut.

Saat kita masih kecil, tentu kita sering mendengar atau membaca cerpen nan berjudul “Kancil Mencuri Timun”, “Kancil dan Buaya”, dan banyak kisah atau judul fabel lainnya.

Pada cerpen nan berjudul “Kancil dan Buaya” misalnya, cerpen ini menceritakan kecerdasan seekor kancil nan ingin menyeberang sungai nan dipenuhi oleh buaya.

Berkat kecerdikannya, kancil sukses menipu buaya nan ia suruh berbaris di sungai hinga membentuk jembatan. Pada cerpen ini terlihat bahwa karakter kancil ini memiliki kecerdasan dan kecerdikan buat menyelesaikan masalah.

Cerpen ini biasanya mengandung hikmah atau pesan bagi pembacanya. Kebanyakan cerpen cocok buat dibaca oleh anak-anak.

Namun, sebaiknya orang tua tetap mendampingi anaknya buat memahami isi cerita pada cerpen fabel ini. Cerpen tentang hewan atau fabel ini pun bermanfaat buat merangsang kreatifitasnya.

Cerita fabel ini juga biasa digunakan buat mendidik anak melalui pesan nan tersimpan dalam kisahnya. Kadang kala, cerpen juga menceritakan sejarah atau legenda, seperti mengapa kucing tak dapat bicara dan hanya mengeong, ada kisahnya dalam bentuk fabel.

Adapun kisah mengapa ular phyton tak memiliki bisa. Menurut cerpen, ular phyton dahulu kala memiliki dapat nan mematikan. Pada suatu hari ular phyton menghina seekor ular kecil sebab tubuhnya kecil dan lemah.

Karena kesombongannya, Tuhan akhirnya mencabut dapat dari ular phyton dan memberikannya pada ular kecil nan bernama kobra. Berdasarkan cerita tersebut, terselip hikmah.

Hikmahnya ialah bahwa kita tak boleh arogan dan semena-mena dengan orang lain. Apa lagi dengan orang nan lebih lemah. Orang nan arogan niscaya akan menerima dampak buruk.

Penasaran dengan cerpen fabel ?
Oke, berikut ini ialah contoh fabel atau cerpen tentang hewan.



Semut Melawan Tikus

Dahulu kala terdapat sebuah desa nan makmur. Desa itu dihuni oleh pelbagai jenis semut, ada semut hitam, semut rang-rang, semut merah, dan semut coklat.

Meski terdapat pelbagai jenis semut, desa semut tersebut damai dan tidak pernah ribut sebab toleransi antarsemut terjaga. Setiap jenis semut dipimpin oleh seorang pemimpin nan berhak memerintah semut dari jenisnya.

Misalnya, pemimpin semut merah hanya boleh memberi perintah pada semut merah saja. Pemimpin semut hitam hanya boleh memberi perintah pada semut hitam, dan seterusnya.

Desa tersebut dipimpin oleh seekor semut hitam nan bijak dan sering dijuluki ketua semut. Meski berasal dari golongan semut hitam, ketua semut ini selalu adil dalam memberi keputusan tanpa memihak. Sehingga, banyak nan menyukai dan menghormatinya.

Pada suatu hari, desa semut tertimpa musibah, yakni kelaparan. Kelaparan nan menimpa desa semut ini diperparah dengan adanya pencurian nan terjadi di gudang makanan desa semut.

Ketua semut akhirnya membentuk regu piket nan terdiri dari golongan semut hitam, semur rang-rang, semut merah, dan semut coklat buat berjaga di gudang makanan desa semut. Tujuannya, buat mencegah perselisihan antar golongan semut, sekaligus mengetahui pelaku pencurian makanan.

Pada suatu malam, sang pencuri datang dan membuat para semut nan berjaga di gudang makanan takut dan lari tunggang langgang sebab pencurinya berbadan besar dan kejam.

Pencuri gudang makanan semut tersebut ternyata ialah seekor tikus nan berukuran besar. Tikus itu kejam dan tidak segan-segan buat melukai para semut jika menghalangi aksinya. Tikus itu terus mencuri makanan di gudang desa semut.

Akhirnya, semut penjaga tersebut melapor pada pemimpin golongan semut masing-masing dan akhirnya sampai ke telinga ketua semut.

Ketua semut segera menggelar kedap nan dihadiri oleh oleh ketua semut, pemimpin semut hitam, pemimpin semut rang-rang, pemimpin semut merah, dan pemimpin semut coklat buat membahas masalah pencurian makanan nan dilakukan oleh tikus jahat.

“Kita harus bertindak buat menghentikan aksi tikus nan mencuri makanan kita. Jika tidak, maka bala kelaparan akan semakin parah dan memakan korban,” kata ketua semut.

“Apa nan dapat kita lakukan ketua? Tikus itu besar dan kuat, kita tidak dapat berbuat banyak buat mencegahnya,” sahut pemimpin semut coklat.

“Iya, kita bangsa semut memiliki ukuran tubuh kecil. Tak akan mampu menghadapi tikus besar itu. Tikus itu bisa dengan mudah melukai kita,” kata pemimpin semut hitam.

“Apa kita tidak dapat memberi perlawanan? Jika kita diam saja, kita akan kehabisan makanan dan kita akan wafat kelaparan. Kita harus berbuat sesuatu buat menghentikan tikus dursila itu dan menyelamatkan persediaan makanan kita!” kata pemimpin semut rang-rang.

“Benar kata semut rang-rang, kita harus menghentikan perbuatan tikus itu,” jawab pemimpin semut merah.

“Tikus itu memang dursila dan bertubuh besar, tapi bukan berarti kita tidak mampu mengalahkan tikus itu. Kita harus satukan kekuaatan nan kita miliki saat ini buat mengalahkan tikus dursila itu. Bagaimana?” kata ketua semut.

“Setuju, tapi bagaimana caranya?” jawab semua pemimpin semut secara serempak.

“Kita satukan kekuatan kita buat mengeroyok tikus itu. Besok semua pemimpin semut siapkan seluruh pasukan nan dimiliki buat menyerang tikus tersebut.

Semut rang-rang nan memiliki badan paling besar, berjaga di depan gudang makanan dan bertugas buat menyerangnya dari depan, serta mengalihkan perhatian tikus.

Semut hitam, semut coklat, dan semut merah bersama pasukannya akan menyerang tikus dari belakang secara serempak. Tentunya, setelah semut rang-rang menyerang. Setelah itu, kita lumpuhkan tikus itu bersama-sama,” kata ketua semut nan mengungkapkan rencananya.

Esoknya, semua golongan semut mempersiapkan pasukannya buat menyerang tikus. Pemimpin semut hitam, merah, dan coklat telah menyiapkan pasukan di belakang gudang makanan.

Sedangkan pemimpin semut rang-rang, ketua semut, dan pasukan semut rang-rang berjaga-jaga di depan gudang makanan sambil menanti kedatangan tikus dursila nan akan mencuri makanan. Tak lama, tikus pun datang.

“Heh! Minggir kalian semua saya ingin mengambil semua makanan di gudang ini, atau kalian saya lukai!” kata tikus tersebut sambil menyeringai.

“Tak dapat begitu, ini ialah gudang makanan milik kami. Kami mengumpulkannya dengan susah payah agar kami tidak kelaparan. Kau tidak boleh mengambilnya!” jawab ketua semut sambil memberi kode pada pemimpin semut rang-rang agar menyerang mata tikus.

“Pasukan rang-rang, ayo serang mata tikus itu!!!” teriak pemimpin semut rang-rang.

Pasukan semut rang-rang pun langsung menyerang tikus. Mereka fokus buat menyerang mata tikus. Lalu, ketua semut pun segera memanggil pasukan semut lainnya buat membantu semut rang-rang.

“Semut hitam, semut merah, semut coklat!!! Sekarang saatnya menyerang tikus itu!!“ teriak ketua semut.

Pasukan semut hitam datang dari belakang dan langsung memasuki lubang telinga kanan tikus. Lalu, disusul semut merah nan menyerang dan masuk ke lubang telinga kiri.

Terakhir, pasukan semut coklat datang dan menyerang dengan cara memasuki lubang hidung dan mulut tikus itu. Tikus pun meronta-ronta kesakitan dan akhirnya mati. Pasukan semut pun bersuka cita.

Kisah fabel di atas membawa pesan bahwa dengan persatuan dan taktik nan tepat, kita bisa mengalahkan musuh nan jauh lebih besar dan kuat sekalipun.