Perkembangan Musik Hip Hop di Indonesia

Perkembangan Musik Hip Hop di Indonesia

Beragam jenis genre musik berkembang seolah tanpa batasan. Genre musik nan satu menginspirasi datangnya genre musik nan lain. Perpaduan berbagai genre musik juga dapat melahirkan genre musik baru nan sama sekali berbeda dengan "indukannya". Semuanya bebas. Tanpa rumusan nan jelas. Hal nan kemudian menjadi krusial ialah bagaimana musik tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Bagaimana musik tersebut juga bisa menginspirasi para pendengarnya buat berbuat hal positif. Salah satu jenis musik nan dimaksud ialah hip hop .



Sejarah Musik Hip Hop

Menurut sejarah, genre musik ini ialah onomatope atau tiruan bunyi dari hentakan kaki dari para tentara nan tengah memakai sepatu kebesarannya. Masih menurut cerita, ide tersebut muncul begitu saja. Saat tiba-tiba terlontar nama genre musik ini, mereka, para pencetus, tengah bercanda dengan salah satu teman mereka nan baru saja bergabung dalam Angkatan Bersenjata. Hingga akhirnya muncullah, kata hip hop.

Aliran musik ini pada dasarnya ialah salah satu jenis genre musik nan terlahir sebab perpaduan genre musik lain nan berbeda. Pertama kali muncul dan menampakkan eksistensi diri sekitar 1970-an. Sekelompok masyarakat nan pertama kali memperkenalkan genre musik ini di kalangan masyarakat luas ialah kelompok masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika.

Aliran musik ini ialah "anakan" dari musik rap nan dicampur dengan tarian breakdance , musik-musik nan biasa dimainkan Disk Jockey. Belakangan ini genre musik ini juga ikut diramaikan oleh perpaduan beatboxing . Unsur lain nan terdapat pada genre musik ini juga bukan lagi hanya berkenaan dengan musik. Genre musik ini kini sudah menjadi gaya hayati bagi para peminatnya, seperti fesyen dan penggunaan bahasa-bahasa "preman".

Layaknya manusia nan memiliki kota kelahiran, genre musik ini pun demikian. Genre musik ini lahir di The Bronx, New York. Kelompok Afro-Amerika nan pertama kali memperkenalkan ini ialah Grandmaster Flash dan The Furious Five.



Hip Hop, Perkembangan dan Pengaruhnya Terhadap Global Seni

Mulanya, genre musik ini ialah musik dari Dj atau Disk Jockey nan diberi variasi dalam pemutarannya. Variasi tersebut kemudian menghasilkan bunyi-bunyi unik. Untuk mengisi vokal pada musik DJ nan divariasikan itu, digunakanlah teknik rapping .

Aliran musik ini ialah salah satu jenis musik nan bertempo cepat. Beat nan cepat itu akhirnya "memaksa" para penikmatnya buat tak berdiam diri ketika menikmati genre musik ini. Hingga akhirnya muncul sebuah gerakan tarian baru seiring lahirnya genre musik ini. Gerakan tarian tersebut sangat identik dengan gerakan patah-patah. Gerakan itulah nan kemudian kita sebut dengan breakdance .

Perkembangan pun terjadi. Genre musik ini muncul sebagai gaya hayati dan karakteristik bukti diri satu kelompok sosial eksklusif di masyarakat. Genre musik ini juga kemudian mengiringi hadirnya satu bentuk kreativitas baru di masyarakat. Sebuah kreativitas nan sebenarnya sama sekali tak ada hubungannya dengan musik. Sebuah seni baru nan dapat jadi terinspirasi juga dari genre musik ini. Seni dan kreativitas nan dimaksud ialah grafiti.

Hip hop memang "dilahirkan" dari berbagai jenis genre musik. Namun, sebagai indivual, genre musik ini nyatanya juga banyak melahirkan berbagai seni lainnya. Genre musik ini "melahirkan" satu jenis tarian baru dan genre musik ini juga "melahirkan" sebuah kreativitas lain nan sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan global musik.



Perkembangan Musik Hip Hop di Indonesia

Kebanyakan orang Indonesia menyukai kebudayaan asing, nan dibawa oleh media asing ke dalam negeri. Begitu juga dengan genre musik ini. Sejak tahun 1990-an, jenis musik ini berkembang pesat, terutama rap. Musik ini banyak digemari meskipun tak bisa mengalahkan kejayaan musik pop. Di blantika musik tanah air, beberapa musisi genre musik ini bermunculan, seperti:



1. Iwa K

Penyanyi bernama lengkap Iwa Kusuma ini ialah rapper legendaris Indonesia. Pria nan terlahir di Bandung, 25 Oktober 1970 ini mencintai genre musik ini dan suka nge-rap . Di akhir tahun 1980-an, anak muda seusianya sedang menggandrungi musik rock. Namun ia tak terbawa arus, ia hanya menyukai genre musik ini dan terus berusaha membuat musik ini diterima masyarakat Indonesia. Ia memulai karier musiknya di masa SMA. Ia dirikan sebuah band genre musik ini bersama teman-temannya, ia juga berkolaborasi dengan beberapa penyanyi sehingga ia semakin diterima di blantika musik Indonesia.

Tahun 1993 - 1998 ialah puncak kesuksesan karier Iwa K sebagai rapper. Sampai sekarang, namanya selalu dikenang sebagai rapper genre musik hip hop pertama Indonesia dan belum ada nan dapat menyaingi kesuksesannya.



2. Denada

Wanita cantik nan merupakan putri sulung penyanyi era 1970-an Emilia Contessa ini mencintai genre musik ini dan suka nge-rap . Ia ialah versi perempuan dari Iwa K di tahun 1990-an. Perempuan bernama lengkap Denada Elizabeth Anggia Ayu Tambunan ini dikenal sebagai rapper papan atas, sampai akhirnya memutuskan buat melepas kariernya demi melanjutkan pendidikan di Australia. Sepulang dari negeri kangguru itu Denada tak kembali menjadi rapper melainkan banting setir menjadi penyanyi dangdut.



3. NEO

NEO ialah salah satu kelompok musik di tanah air nan mengusung genre musik ini sebagai aliran musiknya. Grup nan terdiri dari Udet, Abe, Aldy, Dery, dan Doniel ini memulai kariernya sebagai band kecil di tahun 1993. Baru pada tahun 1999 lagu-lagu rap mereka, seperti lagu nan berjudul "borju", mulai booming dan menjadi inspirasi lahirnya musisi-musisi genre musik ini nan lainnya di Indonesia. Karena berhasil di global musik, band ini pun dikontrak buat menjadi bintang iklan beberapa produk di masa itu.



4. Saykoji

Siapa tidak kenal Saykoji? Lirik-lirik lagu rap-nya nan kreatif dan gayanya nan sangat "bling-bling" menjadi karakteristik khas rapper bertubuh besar ini. Saykoji terlahir di Balikpapan pada tanggal 8 Juni 1983 dengan nama Ignatius Rosoinaya Penyami. Nama anjung "saykoji" sebenarnya ialah ejaan slank buat kata " psycho G " . Saykoji mulai dikenal saat ia mengeluarkan sebuah lagu rap berjudul "So What Gitu Loh" di tahun 2006 silam. Lagu tersebut disukai anak-anak muda, bahkan frasa 'so what gitu loh' menjadi bagian dari bahasa pergaulan saat itu.

Sampai sekarang, Saykoji terus kreatif menulis majemuk lagu rap nan liriknya mengena tentang berbagai hal, mulai dari kecintaannya pada tanah air Indonesia, kemarahannya pada negara tetangga saat lagunya dijiplak, hingga tentang fenomena-fenomena sosial nan terjadi di masyarakat Indonesia.

Itulah beberapa tokoh genre musik ini di Indonesia. Selain itu masih ada banyak penyanyi-penyanyi lain nan turut berperan menghidupkan musik ini di tanah air. Sebut saja Sindicat, nan terkenal setelah menyanyikan lagu rap tema serial TV "Kera Sakti" di akhir tahun 1999. Ada juga Black Skin nan menelurkan lagu fenomenal berjudul "Cewek Matre" di tahun 1995.

Geliat musik hip hop memang lebih terasa hayati di tahun 1990-an. Akan tetapi bukan berarti di tahun 2000-an musik ini kurang digemari. Buktinya, Saykoji masih tetap eksis dan lagu-lagunya disukai. Di setiap daerah di tanah air, tentunya ada penyanyi-penyanyi, rapper-rapper, atau band-band nan mengambil aliran musik ini sebagai kiblat musiknya.