Ciri-ciri Penderita Diabetes - Penyakit Dampak Konsumsi Karbohidrat Berlebih

Ciri-ciri Penderita Diabetes - Penyakit Dampak Konsumsi Karbohidrat Berlebih

Pernah mendengar konsumsi karbohidrat berlebih ? Karbohidrat mempunyai fungsi primer buat menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh. Glukosa tersebut kemudian diubah menjadi energi. Glukosa nan berlebih akan disimpan di dalam hati. Terlebih dahulu, glukosa diubah menjadi glikogen. Cadangan glukosa di dalam hati ini krusial ketika persediaan glukosa darah menurun, maka hati akan mengubah glikogen menjadi glukosa. Glukosa dikeluarkan menuju pembuluh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh.

Konsumsi karbohidrat berlebihakan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak. Lagi-lagi hati memegang peranan krusial dalam metabolisme ini. Sel-sel lemak nan di antaranya terdapat di jaringan otot, siap buat menyimpannya dalam jumlah tidak terbatas.

Maka dari itu, siapa pun nan mengalami gangguan metabolisme karbohidrat atau sering kali melakukan konsumsi karbohidrat berlebih, bila tak diimbangi dengan gaya hayati sehat, maka dirinya harus kembali mempertimbangkan kondisi tubuh dan mengatur ulang pola makannya.



Diabetes - Penyakit Dampak Konsumsi Karbohidrat Berlebih

Ada beberapa contoh nyata gangguan metabolisme tubuh nan terjadi dampak konsumsi karbohidrat nan berlebih. Namun, nan paling dikenal ialah diabetes. Penyakit diabetes diakibatkan oleh gangguan metabolisme tubuh dampak terjadi konsentrasi gula darah nan tinggi dalam waktu lama. Hal ini mengakibatkan glikosilasi hemoglobin A atau disebut juga dengan HB Ac 1.

Glikosilasi hemoglobin A merupakan proses terjadinya ikatan kovalen antara glukosa dan terminal valine dari hemoglobin A. Ikatan ini khususnya kandungan HB Ac 1 sering kali dipakai sebagai parameter penderita diabetes.

Seseorang dalam kondisi normal kandungan HB Ac 1 hanya sekitar 4% - 6%. Sedangkan seseorang dengan metabolisme karbohidrat nan tak normal akan memiliki kandungan HB Ac 1 antara 7% - 11%. dalam kondisi ini seseorang dapat disebut sebagai penderita diabetes.

Memang, diabetes merupakan gangguan metabolisme karbohidrat. Namun perlu disadari juga bahwa diabetes mempengaruhi metabolisme protein dan lemak. Protein di tubuh penderita diabetes akan mengalami proses washing . Proses ini merupakan keadaan di mana tubuh memaksa konversi asam amino menjadi glukosa.

Lemak di tubuh penderita diabetes akan ikut terpengaruh. Diabetes membuat metabolisme trigliserida meningkat, sehingga terjadi produksi kolesterol nan berlebih. Akibatnya, penderita diabetes bukan hanya harus konsentrasi terhadap kandungan gula tubuh nan tidak terkendali, tetapi juga harus berjuang buat menaklukkan kadar kolesterol nan terus meningkat.



Ciri-ciri Penderita Diabetes - Penyakit Dampak Konsumsi Karbohidrat Berlebih

1. Volume Urine Berlebihan

Penderita diabetes akan mengalami volume urine nan hiperbola atau disebut dengan poly urea . Poly urea terjadi di saat kadar gula darah naik di atas 180 mg/dL. Hal ini membuat ginjal tak bisa lagi menahan debit cairan penuh gula nan berada di dalamnya. Akibatnya, sebagian gula masuk ke dalam urine. Hal ini berakibat pada tingginya kadar gula dalam urine.



2. Haus nan Berlebihan

Kondisi air seni nan penuh gula, membuat tekanan osmotik di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Akibatnya, banyak air nan tertarik ke ginjal dan mengalir keluar tubuh. Ini mengakibatkan kehausan nan luar biasa ( poly dipsia ).



3. Lapar nan Berlebihan

Ini terjadi ketika banyak gula nan terdapat di dalam tubuh, namun sangat sedikit sekali nan diubah menjadi energi. Akibatnya, tubuh tetap merasa lemas dan lapar ( poly phagia ).



4. Turunnya Berat Badan

Energi tubuh nan serba minimalis, cairan tubuh nan terus keluar, dan metabolisme tubuh nan tak baik, mengakibatkan berat badan penderita diabetes akan terus menurun.



5. Hyperglycemia

Hyperglycemia akibat terburuk dari penderita diabetes. Hyperglycemia ialah keadaan di mana konsentrasi gula darah (glukosa) dalam tubuh sangat tinggi. Sel-sel tubuh nan mengalami gangguan metabolisme karbohidrat akan mengalami tekanan osmotik ekstraseluler nan sangat besar. Akibatnya, air di dalam sel-sel tubuh akan tertarik keluar, sehingga sel-sel tubuh mengalami kehilangan cairan tubuh atau kekurangan kadar air.

Kondisi akan sangat berbahaya ketika sel otak mengalami dehidrasi. Bila ini sampai terjadi maka seorang hyperglycemia akan mengalami kondisi kritis hingga koma. Hal ini terjadi bila konsentrasi gula dalam darah lebih dari 600 mg/dL.



Konsumsi Karbohidrat Berlebih Pertanda Depresi?

Benarkah konsumsi karbohidrat berlebih ialah pertanda dari depresi? Ya, merindukan karbohidrat ialah pertanda dari depresi. Biasanya sebagain orang nan sedang mengalami masalah sering melakukan nan namanya konsumsi karbohidrat nan berlebih. Ketika masalah kantor misalnya menghampiri atau ketika sedang berselisih paham dengan istri, kita niscaya sering makan, seperti makan roti, keripik kentang, dan cokelat.

kebiasaan lainnya ialah saat sore hari kita juga niscaya mengunyah sesuatu, serpeti misalnya permen atau crackers.Dari dua kebisaan tersebut, mana nan paling sering dilakukan? Niscaya semua orang sering melakukan salah satu di antara Norma tersebut atau malah melakukan kedua-duanya. Tapi nan jelas, kedua Norma tersebut sama-sama berhubungan dengan konsumsi karbohidrat nan berlebih.

Pada dasarnya, banyak orang nan begitu mencintai karbohidrat, seperti keripik, es krim, permen, sampai kue kering. Makanan-makanan jenis ini ternyata lebih merangsang selera ketika emosi seseorang sedang tak labih, misalnya depresi, amarah, dan merasa bersalah. Jadi, boleh dikatakan konsumsi karbohidrat berlebih nerupakan gaya hayati dan rutinitas harian manusia.

Masalah konsumsi karbohidrat berlebih ini ternyata telah menarik perhatian seserang buat meneliti lebih jauh interaksi antara karbohidrat dan kondisi emosional seperti saat marah atau mengalami kesedihan. Dalam konklusi penelitian nan berhubungan dengan konsumsi karbohidrat berlebih ini dikatakan bahwa nafsu buat konsumsi karbohidrat berlebih memang berhubungan erat dengan terjadinya penurunan hormon serotonin.

Hormon ini bertugas mengontrol rasa nyaman di dalam diri kita sehingga wajar saja saat kadarnya menurun, kita akan merasakan kesedihan dan tidak bergairah. Namun, konklusi ini dibantah oleh seorang psikolog dan profesor emeritus bernama Edward Abramson, PhD., nan berasal dari California State University.

Di dalam bukunya nan berjudul Emotional Eating , ia mengatakan bahwa emosional nan menurun drastis atau depresi datang sebab dipengaruhi faktor eksternal, tak hanya sebab hormon serotonin nan berkurang.Selain itu, psikolog dari California State University ini juga menambahkan bahwa Norma seseorang konsumsi karbohidrat berlebih disebabkan sebab faktor kebiasaan.

Pernyataan ini dipertegas oleh seorang pakar nutrisi dari Newport Beach bernama Evelyn Tribole.Di dalam bukunya nan berjudul Healthy Homestyle Cooking , dituliskan bahwa keinginan seseorang buat mengonsumsi karbohidrat berjumlah banyak atau konsumsi karbohidrat berlebih akan berkurang tau hilang dengan sendirinya ketika makanan nan dikonsumsi kaya akan protein.

Lalu, bagaimana cara buat menurunkan ketertarikan kita pada konsumsi karbohidrat berlebih? Hal ini krusial diketahui sebab konsumsi karbohidrat berlebih akan membuat tubuh kita tak sehat dan mungkin akan timbul berbagai penyakit.

Berikut ialah tip-tip buat mengatasi masalah ini.

  1. Buatlah sebuah jadwal makan nan disesuaikan dengan nafsu makan Anda.
  1. Seseorang biasanya ingin mengonsumsi karbohidrat saat siang hari atau di pertengahan hari. Semua para pakar di bidang ini setuju dengan hal ini.Jangan pernah melewatkan atau melupakan sarapan sebab Norma ini sangat krusial buat kesehatan tubuh kita.
  1. Melakukan sarapan sangat krusial agar ketika makan siang tubuh kita tak merasakan kurang tenaga.Selain itu, ketika makan siang juga jangan lupakan buat lebih banyak mengonsumsi serat dan protein. Dengan demikian, signal tubuh terhadap karbohidrat bisa ditahan cukup lama.
  1. Selalu memilih karbohidrat nan sehat. Kita sangat disarankan buat memilih dan mengonsumsi crackers nan rendah lemak. Hal ini tentu saja akan memenuhi kebutuhan tubuh terhadap karbohidrat, tetapi tak akan membuat lemak di perut menumpuk.

Itulah tip menghindari konsumsi karbohidrat berlebih.