Penyakit Diare

Penyakit Diare

Penyakit diare dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Selain sebab faktor makanan, faktor kebersihan lingkungan juga sangat berpotensi menyebarnya penyakit diare.

Diare ialah pengeluaran kotoran nan encer dan lebih sering dari biasanya. Diare sporadis membahayakan, namun bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri kejang pada perut bagian bawah. Meskipun penyakit diare tak membutuhkan perawatan khusus, akan tetapi tetap harus mendapat perhatian serius.

Diare adalah suatu kondisi ketika tubuh Anda mengalami frekuensi buang air besar tak seperti nan normal seharusnya terjadi, yaitu lebih dari satu atau dua kali dalam sehari. Sebaiknya Anda tak menganggap remeh diare, sebab penyakit ini bisa menyebabkan kematian.

Seperti, harus banyak minum atau memberi obat buat menghentikan buang air besar secara terus-menerus. Sebab, diare bisa menimbulkan gejala kehilangan cairan tubuh (kekurangan cairan tubuh). Keadaan kehilangan cairan tubuh bisa menimbulkan gejala fisik seperti bibir terasa kering, kulit menjadi keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan syok.



Penyebab Penyakit Diare

Adapun penyebab diare di antaranya sebab adanya infkesi virus, bakteri, atau parasit. Selain itu, diare juga bisa disebabkan oleh alergi makanan atau obat tertentu, jajanan atau makanan nan tak sehat, kesalahan minum obat.

Beberapa gejala penyakit diare bisa langsung dikenali atau dirasakan oleh penderita. Di antara gejala tersebut adalah:

  1. Sakit perut atau mengalami kejang perut.
  1. Badan terasa agak demam, nyeri otot, dan sakit kepala.
  1. Tinja menjadi encer.
  1. Frekuensi buang air besar menjadi lebih sering dari biasanya (4 kali atau lebih dalam sehari).
  1. Diare nan disebabkan oleh virus bisa menimbulkan mual dan muntah-muntah.
  1. Mengalami kehilangan cairan tubuh (kekurangan cairan tubuh).

Salah satu gejala lainnya dari penyakit diare ialah gastroenteritis. Gastroenteritis ialah peradangan pada saluran pencernaan nan diakibatkan oleh infeksi atau keracunan makanan. Berikut beberapa tips buat mengatasi gastroerentitis.

  1. Jangan makan makanan padat selama gejala terjadi.
  1. Minumlah sedikitnya setengah liter lebih dari biasanya, cairan nan jernih dan tak manis (bukan susu).
  1. Jika muntah, minumlah sedikit-sedikit, tapi sering.
  1. Jika diarenya sangat encer, minumlah larutan 1 sendok teh garam dalam 1 liter air. Atau gunakan oralit siap pakai dari apotek.
  1. Jangan minum aspirin atau obat pengurang nyeri lainnya.

Adapun diare nan disertai dengan keluarnya darah bersama tinja dimungkinkan sebab ada peradangan atau infeksi di sekitar usus (Ulceratif Colitis). Jika terbukti mengidap Ulceratif colitis, penderita harus menjalani diet ringan dan mendapat obat antiperadangan.

Apabila belum membaik dalam waktu 48 jam atau jika timbul darah pada kotoran, sebagiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan nan lebih intensif.

Faktor makanan dan lingkungan menjadi sangat krusial buat diperhatikan. Agar kita dapat terhindar dari penyakit diare. Sebab, makan makanan nan mengandung bakteri atau virus serta lingkungan nan tak sehat bisa menjadikan diare sebagai endemi nan mengancam keselamatan jiwa.



Penyakit Diare

Menurut hasil penelitian tentang penyakit diare, penyakit ini biasa terjadi pada sejumlah negara berkembang dan sudah menjadi salah satu penyebab generik kematian di negara-negara tersebut. Ada dua jenis diare, yaitu diare nan disebabkan oleh bakteri dan diare nan disebabkan oleh nonbakteri. Kasus diare nan diderita masyarakat negara berkembang tentunya disebabkan sebab faktor bakteri.

Bakteri penyebab diare sangat mudah berkembang dampak dari lingkungan nan kotor dan tak sehat. Lingkungan nan kumuh dengan kondisi saluran air nan tak memadai ditambah dengan tumpukan sampah nan tak teratur dapat menjadi berkembangnya bakteri diare.

Lingkungan nan tak sehat membuat makanan Anda menjadi tak sehat pula. Makanan nan tak ditutupi tudung saji membuat lalat atau semut bisa menghinggapi makanan tanpa Anda sadari. Kebiasaan memakan makanan tanpa cuci tangan, baik menggunakan sendok ataupun tak juga menjadi penyebab bakteri diare bisa berkembang pesat di tubuh Anda.

Jadi penanganan nan tepat dalam pencegahan penyakit diare ialah melalui penerapan pola hayati nan sehat. Diare juga menjadi salah satu penyakit nan generik diderita oleh anak-anak balita. Dan menurut penelitian tentang diare, penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian anak nomor dua. Anak-anak sering mencoba hal nan baru dan tak takut buat membuat dirinya kotor.

Seringkali percobaan akan hal baru tersebut mengarah pada memasukkan benda asing ke mulut ataupun memasukkan tangan ke mulut. Hal tersebut merupakan hal nan biasa dilakukan oleh anak-anak.

Walupun sudah menjadi hal nan biasa, namun jangan sampai Anda sebagai orangtua tak memperhatikan tindakan tersebut. Ajarilah anak buat tak memasukkan tangan ataupun benda lain selain makanan ke dalam mulut. Dan apabila tiba waktunya makan, ingatkan mereka buat selalu mencuci tangan terlebih dahulu.

Gejala diare biasanya disertai dengan gejala tambahan seperti mual, muntah, rasa tak enak di perut, mules, haus, demam dan lemas sebab dehidrasi. Pada anak anak dan orang tua diatas 65 tahun diare sangat berbahaya. Bila penanganan terlambat dan mereka jatuh ke dalam kehilangan cairan tubuh berat maka dapat berakibat fatal.

Diare terjadi dampak dari berkurangnya kemampuan usus besar dalam menyerap air nan terdapat dalam kotoran. Pada orang dewasa penyebab paling sering dari gangguan ini ialah bakteri E. coli dan salmonella.

E.coli sebenarnya bakteri nan normal hayati dalam usus besar kita, sayangnya jika jumlahnya terlalu banyak maka ia akan menjadi berbahaya dan menganggu proses penyerapan air sehingga menyebabkan diare. E.coli nan hiperbola ini biasanya bersumber dari buah atau sayuran nan terkontaminasi kotoran manusia nan kemudian kita makan tanpa mencucinya dengan baik.

Penyebab lain dari diare adalah alergi makanan. Selain menyebabkan gejala alergi secara generik seperti gangguan kulit dan gangguan nafas, alergi makanan juga bisa menimbulkan diare. Alergi makanan nan paling sering menyebabkan diare ialah alergi terhadap protein susu nan disebut laktosa.

Kemampuan tubuh mencerna laktosa akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia sehingga kemungkinan terjadinya diare dampak laktosa akan semakin besar. Laktosa merupakan contoh kecil dari zat nan bisa menyebabkan diare. Banyak pula nan alergi terhadap zat lain seperti gluten dan lain lain sehingga menimbulkan diare.

Diare memang merupakan penyakit nan umum, namun bukan berarti kita dapat memandang remeh penyakit ini. Jagalah selalu kebersihan diri dan lingkungan Anda, dengan begitu diare tak akan menjadi sebuah masalah bagi Anda.



Penelitian Tentang Diare

Secara garis besar, hasil dari penelitian diare ialah sebagai berikut.

  1. Penyakit diare ini mudah muncul dan mengganggu kesehatan, terutama pada saat bulan-bulan musim hujan. Di mana daya tahan tubuh orang nisbi menurun dan mudah terserang diare.
  1. Penyebab dari penyakit ini dapat bermacam-macam, mulai dari virus, bakteri, mikroorganisme protozoa, jamur, atau bahkan cacing perut.
  1. Penyakit diare tak pandang bulu dan dapat menyerang siapa saja, baik orang tua maupun balita. Namun dampak paling parah dapat diderita oleh balita nan umumnya bertubuh sangat lemah.
  1. Menurut banyak para ahli, penyakit diare paling sering atau paling banyak terjadi di daerah atau negara terbelakang maupun negara berkembang. Di mana wilayah-wilayah tersebut memiliki taraf kebersihan dan sanitasi nan rendah.
  1. Penelitian tentang diare juga meliputi tentang bagaimana cara mencegah penyebaran penyakit diare ini. Misalnya selalu menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan makanan dan air minum, serta selalu meningkatkan daya tahan tubuh agar tak terkena diare.
  1. Untuk mengatasi penyakit diare sebenarnya cukup sederhana. Pertolongan pertama nan paling krusial dilakukan ialah jangan sampai penderitanya mengalami kehilangan cairan tubuh atau kurang cairan tubuh. Pastikan ia meminum air nan cukup atau oralit (air campuran gula pasir dan garam) nan merupakan pengganti cairan elektrolit di dalam tubuh.

Penelitian tentang diare telah dilakukan berkali-kali oleh para pakar di bidang kesehatan, dan tentu saja penelitian ini sangat membantu dalam usaha meningkatkan kesehatan penduduk. Waspadailah diare, terutama pada anak kecil dan balita.

Diare merupakan suatu gejala dan pengobatannya tergantung pada penyebabnya. Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan penyebabnya, misalnya permen karet diet atau obat-obatan tertentu, buat menghentikan diare.Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang berhenti minum kopi atau minuman cola nan mengandung kafein.