Pengawet Makanan Golongan Asam

Pengawet Makanan Golongan Asam

Pengawet makanan ? Mendengar namanya sebagian dari Anda niscaya mengernyitkan dahi. Sebagai salah satu zat tambahan makanan, pengawet makanan memiliki kesan nan jelek di masyarakat. Bersama dengan zat penambahan rasa juga zat pewarna.



Fenomena Pengawet Makanan nan Buruk di Masyarakat

Jika ada orang nan harus bertanggung jawab atas hal ini, maka mereka ialah para pelaku "penyelewengan" zat-zat berbahaya nan malah diangap layak buat makanan. Seperti pada kasus penggunaan formalin nan jelas-jelas merupakan pengawet mayat, tetapi malah digunakan buat pengawet makanan.

Ketika berbisnis, orientasi semua orang niscaya pada keuntungan. Siapapun tak ingin merugi. Terutama di bisnis kuliner. Penggunaan zat pengawet makanan nan tak lazim digunakan malah semakin marak. Alasannya ya itu , agar laba berlipat dan kerugian semakin dikikis habis.

Tanpa memikirkan risikonya buat kesehatan, penggunaan pengawet makanan nan tak semestinya itu tetap marak. Para produsen makanan seolah-olah hanya mementingkan keutungan tanpa melihat dampak nan ditimbulkan oleh penggunaan bahan pengawet makanan tersebut.

Padahal, pengawet makanan, tentunya nan memang dianjurkan, memiliki risiko nan tak terlalu mengerikan. Tentu saja jika jumlah nan masuk ke dalam tubuh manusia masih dalam batas ambang nan lumrah. Tetapi, jika penggunaan pengawet makanan masih cukup banyak, hal itu juga akan tetap sama saja membahayakannya.

Bagi orang awam, keberadaan pengawet makanan memang merupakan hal nan asing. Kenyataannya, istilah-istilah kimia seringkali menjadi bukti diri dari bahan tambahan makanan tersebut. Hasilnya, mereka kurang paham dan mengerti kandungan apa nan terdapat dalam makanan, terutama makanan nan berada dalam kemasan.

Saat ini, makanan kemasan berkembang dengan pesat. Bahkan, penyedia makanan dari industri rumah tangga pun sudah melakukan pengemasan makanan nan diproduksinya. Sementara itu, akhir-akhir ini, banyak juga ditemukan makanan kemasan nan ditarik dari peredaran sebab mengandung bahan pengawet makanan nan tak aman. Hal ini tentu saja membuat kita waswas memilih makanan kemasan.

Oleh sebab itu, mari kita coba kenali bahan-bahan pengawet makanan nan kondusif agar bisa mengonsumsi makanan kemasan dengan perasaan aman. Kondusif atau tidaknya suatu bahan makanan diketahui dengan pengujian terlebih dahulu. Pengujian ini haruslah dilakukan oleh suatu forum independen nan tepercaya, dalam hal ini Departemen Kesehatan.

Dengan penelitian dan pengujian nan telah dilakukan, keluarlah peraturan menteri kesehatan nan menyatakan bahwa bahan pengawet makanan nan kondusif dalam kadar eksklusif terdiri dari beberapa jenis seperti berikut ini.



Pengawet Makanan Golongan Asam

Asam benzoat, asam propionat, dan asam sorbat merupakan zat pengawet makanan nan kondusif buat mencegah makanan agar tak cepat rusak. Golongan asam ini digunakan buat menurunkan pH sampai kadar pH nan bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Biasanya, digunakan pada jajanan pasar atau kue-kue basah.

Salah satu pengawet makanan dari golongan asam nan cukup terkenal ialah asam benzoat. Pengawet makanan ini berbentuk kristal dengan rona nan putih. Pada 1875, seorang peneliti, Salkowski, menemukan bahwa pengawet makanan ini anti terhadap jamur. Sehingga makanan nan menggunakan campuran asam benzoat akan cenderung awet.



Pengawet Makanan Golongan Kalium

Pengawet makanan dari golongan kaliaum antara lain:

  1. Kalium benzoat ialah pengawet makanan dari golongan kalium nan digunakan buat mengawetkan minuman ringan, kecap, sari buah, selai, jeli, saus tomat, saus sambal, manisan, agar-agar. Biasanya banyak ditemui pada produk-produk kemasan.
  2. Kalium nitrat. Pengawet makanan nan satu ini digunakan buat mencegah kerusakan pada daging. Selain itu, digunakan pada pembuatan ice cream sebagi pengental.
  3. Kalium nitrit menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu nan cepat. Sering digunakan pada daging nan telah direbus agar rona merahnya tampak selalu segar. Contoh penggunaan zat pengawet makanan ini, yaitu pada kornet.
  4. Kalium propionat ialah bahan pengawet buat roti dan keju olahan agar tak cepat rusak. Rasa tengik nan hadir pada roti atau keju menjadi penyebab mengapa pengawet makanan jenis ini digunakan.
  5. Kalium sorbat digunakan buat pengawet minuman agar tak terjadi pembusukan dampak tumbuhnya jamur atau bakteri. Biasanya, digunakan buat mengawetkan air soda, ikan asap, margarin, mentega, ikan asin, jus buah, keju, kue, minuman anggur, minuman ringan, produk buah-buahan nan difermentasi, roti, saus selada, susu, yoghurt.
  6. Kalium sulfit, kalium bisulfit, dan kalium meta bisulfit, ialah pengawet makanan digunakan buat mengawetkan potongan kentang goreng, udang nan dibekukan, dan pekatan sari nenas agar tetap segar.


Pengawet Makanan Golongan Kalsium

Kalsium benzoit dan kalsium propionat merupakan zat pengawet jenis Antimicrobial agents. Pengawet makanan golongan ini digunakan buat mencegah terjadinya pembusukan makanan oleh jamur atau mikroorganisme. Biasanya, digunakan pada makanan-makanan nan dipanggang, keju, margarin, salad, dan makanan acar.



Pengawet Makanan Golongan Natrium
  1. Natrium benzoat buat mencegah makanan dari pembusukan. Penggunaan zat pengawet makanan ini biasanya pada kue-kue basah, jajanan pasar, atau makanan kaleng.
  2. Natrium bisulfit dan natrium metabisulfit digunakan buat mencegah timbulnya rona kehitaman atau coklat tua pada permukaan irisan pisang pada keripik pisang atau bahan makanan lain berbahan pisang.
  3. Natrium nitrat. Pengawet makanan nan satu ini bersifat antimikroba sehingga digunakan buat mencegah pembusukan makanan dampak mikroba.
  4. Natrium nitrit, natrium propionat, dan natrium sulfit, merupakan jenis garam nan berfungsi buat menurunkan kadar air sehingga makanan tak berair. Golongan natrium ini bisa menghambat tumbuhnya bakteri pembusuk. Contoh penggunaannya pada tepung dan roti. Zat pengawet makanan nan satu ini bekerja dengan cara berbeda.


Pengawet Makanan Golongan Lainnya
  1. Nisin dan belerang dioksida ialah pengawet makanan nan digunakan sebagai antioksidan pada makanan sehingga imbas kebusukan bisa diminimalisasi.
  2. Etil p-hidroksi benzoat, propil-p-hidroksi-benzoit, dan metil-p-hidroksi benzoit, merupakan jenis pengawet makanan nan sifatnya anitioksidan. Ditambahkan buat mencegah tengik pada makanan nan di dalamnya terdapat kandungan lemak. Selain itu, berfungsi buat mencegah kerusakan makanan nan disebabkan oleh oksigen.


Pengawet Makanan Alami

Zat-zat pengawet makanan di atas, memang datang dari "kerajaan kimia". Zat tersebut tak bersifat alami. Jadi, meskipun tergolong aman, tetap saja penggunaannya tak boleh berlebih dan harus diperhatikan. Jika Anda memang seorang pecinta kuliner, menjaga tubuh dari asupan zat-zat seperti itu rasanya cukup sulit bukan? Mengingat memang sebagian besar makanan nan beredar di pasaran menggunakan bahan pengawet tersebut.

Anda mungkin merasa bahwa tak ada pilihan lain selain menerima hadirnya zat pengawet makanan nan sifatnya sintetis tersebut. Jangan salah, sebab pengawet makanan juga ada lho yang bersifat alami. Lalu, apa saja pengawet makanan alami tersebut?



1. Pengawet Makanan Alami - Kunyit

Bumbu dapur berwarna kuning ini ternyata dapat juga berperan sebagai pengawet makanan. Kunyit memiliki kemampuan buat menghambat atau bahkan membunuh laju dari mikroba. Oleh sebab itu, penggunaan kunyit pada makanan eksklusif bisa membantu melindungi makanan selama beberapa hari. Selain berperan sebagai pengawet makanan, kunyit juga dapat digunakan buat menghilangkan bau amis pada ikan dan mempercantik penampilan kuliner Anda.



2. Pengawet Makanan Alami - Garam Dapur

Selain berfungsi sebagai penambah rasa, garam dapur ternyata dapat juga digunakan sebagai pengawet makanan. Garam biasanya digunakan buat mengawetkan daging atau ikan. Pengasinan nan dilakukan kepada daging atau ikan akan membuat mikroba menjadi kering.



3. Pengawet Makanan Alami - Gula

Satu lagi bumbu dapur nan dapat berperan sebagai pengawet makanan, gula. Jika garam digunakan buat mengawetkan daging dan ikan, maka gula biasa digunakan buat mengawetkan buah-buahan. Pernah mencicipi manisan? Ya, seperti itulah bentuk ketika buah sedang diawetkan menggunakan gula.