Wisata Gunung Salak nan Memesona

Wisata Gunung Salak nan Memesona

:

Pernah mengunjungi loka wisata Gunung Salak ? Gunung selalu menjadi loka nan menarik dan populer buat dijadikan loka menikmati estetika pemandangan alam. Ada banyak gunung di tanah air nan rutin dikunjungi oleh para pelancong. Gunung Salak salah satunya. Gunung nan berada di wilayah Provinsi Jawa Barat ini cukup menyedot perhatian, sehingga tak heran jika banyak orang nan melakukan wisata di sana. Apalagi wisata Gunung Salak menawarkan cukup banyak alternatif nan menarik.

Gunung Salak memiliki nama nan tergolong unik. Berasal dari bahasa Sansekerta, salaka , nan bermakna “perak”. Jadi, Gunung Salak bisa diartikan sebagai Gunung Perak. Entah mengapa gunung ini mendapat nama seperti itu. Gunung ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor.

Kini, Gunung Salak termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Gunung ini ialah sebuah gunung berapi nan memiliki beberapa puncak sekaligus. Puncak pertama memiliki tinggi 2.211 mdpl, sedangkan puncak kedua mencapai tinggi 2.180 mdpl. Puncak gunung ini diberi nama Puncak Salak I dan Puncak Salak II. Sementara puncak ketiga diberi nama Puncak Sumbul dengan ketinggian hingga 1.926 mdpl.

Gunung Salak pernah meletus hingga beberapa kali. Menurut catatan sejarah, beberapa abad terakhir telah terjadi serangkaian letusan nan cukup besar. Letusan terakhir gunung ini terjadi pada 1938 nan terjadi di loka nan kemudian diberi nama Kaldera Cikuluwung Putri. Kaldera ini dianggap merupakan bagian dari Kaldera Ratu, bersama dengan Kaldera Hirup. Diperkirakan, Puncak Salak I merupakan bagian gunung nan tertua. Yang kemudian disusul berturut-turut oleh Puncak Salak II dan Puncak Sumbul.



Wisata Gunung Salak nan Memesona

Gunung Salak memang memesona, apalagi untuk para pendaki nan menyukai tantangan. Itulah sebabnya wisata estetika Gunung Salak selalu diminati. Jumlah pendaki dan pengunjung nan datang ke loka ini kian hari kian bertambah saja jumlahnya. Ini membuat kekhawatiran tersendiri sebab ada kecemasan terjadinya gangguan terhadap lingkungan sekitar gunung ini.

Banyak sekali orang nan tak dapat menjaga kelestarian alam dengan baik. Itulah sebabnya pemerintah setempat berupaya keras agar dapat meminimalisir akibat negatif nan mungkin timbul. Karena bagaimanapun juga, menjaga agar lingkungan tak tercemar ialah jauh lebih krusial sebab memberi akibat jangka panjang bagi kehidupan manusia sekitarnya.



Penjelajahan Gunung Salak

Gunung Salak sangat sering dijelajahi oleh para pendaki dari berbagai tempat. Jalur nan paling sering dilalui ialah lewat daerah nan disebut Curug Nangka nan terletak di sebelah utara gunung. Dari Curug Nangka, pendakian akan berakhir di Puncak Salak II. Sementara jika ingin mencapai Puncak Salak I, biasanya pendaki memilih jalur melalui Cimelati. Sementara bila melalui jalur Sukamanti, dapat mendapai Puncak Salak I dan Puncak Salak II sekaligus. Jalur alternatif lain nan juga sering digunakan ialah melalui Cidahu, Sukabumi.

Gunung Salak memiliki hutan nan cukup kedap dengan aneka flora dan fauna di dalamnya. Meski cukup sering didaki, sesungguhnya medannya lumayan sulit. Apalagi di jalur nan biasa dilewati buat mencapai puncak, nyaris tak ditemukan cadangan air.

Selain itu, gunung ini juga dikenal angker. Beberapa tahun terakhir, cukup sering terjadi kecelakaan di sekitar gunung ini. Juga posisi Kaldera Ratu nan dianggap keramat dan sering tiba-tiba mengeluarkan asap belerang nan bisa meracuni orang hingga tewas. Hal-hal itu seakan kian menguatkan mitos nan dipercayai masyarakat sekitar.

Belum lagi fakta bahwa ada banyak kuburan antik di Gunung Salak. Belum lagi mitos tentang Prabu Siliwang i nan menghilang dari kejaran musuhnya. Juga asumsi masyarakat sekitar bahwa di situ juga terdapat loka pernikahan jin dan manusia.

Selain itu, di Gunung Salak juga sangat sering terjadi perubahan cuaca secara mendadak nan berbahaya bagi para pendaki dan pesawat nan melintas di sekitarnya. Cukup sering terjadi turunnya kabut tebal dan hujan deras, padahal sesaat sebelumnya matahari bersinar cerah. Anda tentu masih ingat tragedi jatuhnya pesawat Sukhoi di tahun 2012 silam, kan?

Tapi, apakah hal itu menyurutkan orang buat mendaki atau melakukan penjelajahan Gunung Salak? Jawabannya ialah tidak. Orang tetap saja tertarik buat datang ke sana dan melihat sendiri estetika alam nan tersaji. Kian gencar mitos nan beredar, biasanya kian penasaran pula orang nan mendengarnya dan diikuti oleh keinginan buat membuktikan kebenaran mitos tersebut.



Gunung Salak Memang Menawan

Di luar itu, Gunung Salak memang menawan. Seperti gunung pada umumnya, loka ini menyajikan pemandangan nan latif dan juga menakjubkan dengan majemuk kenyataan alam nan menakjubkan. Kaldera Ratu, misalnya. Meski dipercaya oleh warga sekitar sebagai loka nan angker, nyatanya Kaldera Ratu ialah loka nan banyak dikunjungi.

Aktivitas kepundannya nan selalu mendidih dan mengeluarkan gas asam sulfat ternyata mampu menarik minat banyak orang. Kadang masih dilengkapi oleh suara gemuruh nan diakibatkan oleh semburan air panas nan membentuk kabut dengan bau khas nan menyelimuti. Suhu disana berkisar antara 10 hingga 20 derajat Celcius.



Curug di Gunung Salak

Lalu, ada Curug Seribu nan dianggap sebagai air terjun nan sangat latif dan paling menarik di wilayah sekitar kaki dan lereng Gunung Salak. Curug Seribu berjarak kurang lebih tujuh kilometer dari loka nan bernama Tempat Purna. Air terjun ini sendiri memiliki tinggi lebih dari 100 meter. Menyaksikan Curug Seribu sama artinya menyaksikan keajaiban alam nan sangat menakjubkan dan membuat kagum.

Sebelum Curug Seribu, ada air terjun lain nan disebut Curug Siamea. Seperti air terjun pada umumnya, pemandangan nan tersaji pun sangat latif dengan percikan air nan kadang menyerupai kabut. Namun Curug Siamea ini tak setinggi Curug Seribu, hanya sekitar 50 meter. Namun, pengunjungnya pun tidak kalah banyak dibandingkan air terjun lainnya.

Ada juga Curug Ngumpet nan tingginya hampir sama dengan Curug Cigamea . Pemandangannya sangat latif sehingga membuat nyaman dan betah para pengunjung. Dari Kota Bogor, Curuk Ngumpet berjarak hampir empat puluh kilometer.

Semua air terjun itu menarik minat para pengunjung sehingga tak heran jika banyak orang nan datang ke sini buat menikmati estetika pemandangan alam nan tersaji. Suasana alam nan tenang dan hanya terdengar suara air tentunya memberi imbas nan luar biasa, terutama bagi orang nan selama ini disibukkan oleh pekerjaan di tengah hiruk pikuk kota besar.

Pemerintah daerah setempat juga sedang mengupayakan agar area ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai loka wisata agar masyarakat tak menjadikan Puncak sebagai tujuan wisata satu-satunya di sekitar Bogor . Daerah sekitar Gunung Salak pun menjanjikan pemandangan nan menjanjikan. Apalagi kondisi alamnya nan masih asri dan belum terjamah pencemaran.

Upaya ini memang patut dihargai. Akan tetapi, jangan sampai terjadi kerusakan lingkungan nan dapat berakibat fatal. Semoga saja wisata Gunung Salak memberi kegunaan bagi masyarakat nan ingin mencicipi estetika alam nan natural dan udara segar nan belum terkena polusi.