Persib Maung Bandung di Indonesia Super League

Persib Maung Bandung di Indonesia Super League

Membicarakan Persib atau Maung Bandung berarti membicarakan sepak bola Indonesia. Ya, sudah sekian lama Persib menjadi ikon di perserikatan sepak bola di negeri kita. Sejak zaman Perserikatan, Perserikatan Indonesia, hingga Indonesia Super League, Maung Bandung menjadi simbol keperkasaan dan selalu dijagokan buat menjadi juara.



Persib Maung Bandung di Era Perserikatan

Persib merupakan salah satu peserta kompetisi Liga pertama nan digelar pada 1931. kala itu bersama PSIM (Yogyakarta), SIVB Surabaya (kelak bernama Persebaya) dan beberapa klub lain, Persib nan masih bernama BIVB Bandung ( Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond ) tampil di ajang kompetisi sepak bola amatir di Indonesia ini.

Sayang, Persib gagal meraih kampiun di musim pertama. Pemenang Liga pertama ialah Persija nan saat itu bernama VIJ Jakarta. Namun, bukan berarti Maung Bandung menyerah.

Kelak, dalam perjalanannya, Persib mencatat memenangi Liga lima kali. Empat ketika bernama Persib dan satu ketika masih dilabeli nama BVIB. Gelar pertama lahir pada 1937. Bermain di Bandung, Persib memboyong gelar setelah mengalahkan beberapa tim, termasuk sang runner-up VVB Solo (kelak bernama Persis Solo). Gelar pertama dengan nama Persib terjadi pada Liga tahun 1961.

Setelahnya, Persib mengalami puasa gelar selama 25 tahun. Akhir era 1980-an, Persib nan dihuni pemain-pemain berkualitas, menjadi salah satu klub paling mengerikan di Perserikatan. Dalam delapan tahun, Maung Bandung menjuarai perserikatan amatir tersebut sebanyak tiga kali.

Persib memenangi Liga tahun 1986, 1990, dan 1994. Yang unik, Persib Maung Bandung menjadi klub terakhir nan memenangi perserikatan. Kala itu Maung Bandung menyikat PSM Ujung Pandang (sekarang PSM Makassar) dengan skor 2-0.



Persib Maung Bandung di Era Perserikatan Indonesia

Perubahan pun datang di Indonesia. PSSI sepakat buat membentuk Perserikatan Indonesia nan terdiri dari klub Liga dan Galatama. Kompetisi Galatama ialah kompetisi semiprofesional di Indonesia nan berjalan terpisah dengan Perserikatan. PSSI menggabungkan fanatisme pendukung klub Liga (karena sudah puluhan tahun berdiri) dengan profesionalisme klub Galatama. Di sinilah Persib Maung Bandung menunjukkan kualitas mereka.

Di musim pertama, format Perserikatan Indonesia terbagi menjadi dua wilayah, Barat dan Timur sinkron dengan domilisi klub peserta. Persib menjadi runner-up wilayah Barat di bawah Pelita Jaya. Otomatis, mereka masuk ke dalam babak 8 besar. Di sinilah keperkasaan Maung Bandung terbukti. Mereka mampu memuncaki klasemen Grup B setelah mengalahkan para pesaing seperti Petrokimia Putra, Assyabaab SGS, dan Medan Jaya.

Maung Bandung melenggang ke semifinal lantas berjumpa dengan Petrokimia Putra di final. Kala itu terjadi duel menarik sebab Petrokimia Putra dihuni pemain-pemain masa depan seperti Eri Irianto dan Widodo C. Putro. Namun, Persib nan dihuni Robby Darwis dkk. berhasil menjuarai Perserikatan Indonesia pertama. Maung Bandung menang dengan skor tipis 1-0 lewat gol tunggal Sutiono.

Sejak saat itu, prestasi Persib menurun. Hingga Perserikatan Indonesia berakhir pada 2007, mereka tak pernah lagi mengecap kemenangan. Bahkan, sempat terjadi kontroversi dalam keikutsertaan Persib di musim 2003.

Kala itu, Persib Bandung duduk di peringkat 16 klasemen akhir. Untuk menentukan layak tidaknya mereka berkompetisi di Divisi Primer musim depan, Maung Bandung mesti melakoni babak play-off . Di sinilah, keberuntungan, mental baja dan sedikit laba spesifik membawa Maung Bandung bertahan di kompetisi paling tinggi di Indonesia.

Di ajang internasional, satu-satunya kesempatan Persib membawa panji Indonesia datang pada musim 1995/1996. Sebagai kampiun Perserikatan Indonesia, Persib berhak mewakili negara kita di ajang Perserikatan Champion Asia. Prestasinya pun cukup membanggakan. Maung Bandung tercatat sebagai klub pertama dari Indonesia nan mampu menembus perempat final Perserikatan Champions Asia dalam format baru.

Sayang di babak 8 besar, Maung Bandung hanya menduduki posisi juru kunci wilayah Asia TImur. Maung Bandung kalah dari Chunma Ilhwa (Korea Selatan), Thai Farmers Bank (Thailand), dan Verdy Kawasaki (Jepang).



Persib Maung Bandung di Indonesia Super League

Tahun 2008, AFC, badan sepak bola se-Asia, mengirimkan pesan kepada seluruh federasi di bawah naungan mereka buat membuat perserikatan nan benar-benar profesional. Karena itu, PSSI era Nurdin Halid menggelar lndonesia Super League sejak musim 2008/2009. Persib tentu saja terlibat di sini. Namun, prestasi mereka tak memuaskan.

Di musim pertama, Persib cuma duduk di peringkat ketiga dalam klasemen akhir. Mereka kalah 14 angka dari pemuncak klasemen Persipura. Musim berikutnya, peruntungan Persib memburuk. Mereka cuma berada di posisi empat. Kali ini selisih poin dengan sang juara, Arema, lebih besar, yaitu 20 angka.

Musim 2010/2011 menjadi prestasi terburuk Maung Bandung sebab cuma dapat meraih posisi 7 di klasemen akhir. Padahal Indonesia Super League musim tersebut kehilangan tiga peserta, yaitu PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro pindah ke Perserikatan Utama Indonesia nan digagas oleh Arifin Panigoro.

Sebenarnya, Bobotoh, para pendukung Persib, sempat menginginkan klubnya buat pindah ke LPI. Maklum, di ISL, Persib sering dicurangi wasit. Namun, hingga kompetisi berakhir, Maung Bandung tetap setia dengan ISL.

Musim 2011/2012, Persib sempat masuk ke dalam Indonesian Premier League (IPL) nan dikelola oleh PT LPIS di bawah naungan PSSI. Bahkan, Persib didaulat menjadi penggelar laga pembuka saat menghadapi Semen Padang 1-1. Namun, pada akhirnya Persib berpindah haluan. Maung Bandung menyeberang ke ISL nan berada di luar federasi resmi.

Menurut Persib, persaingan di ISL lebih menarik sebab banyak klub kuat di perserikatan ilegal tersebut. Selain itu, PT LPIS dianggap gagal bersikap profesional oleh Maung Bandung sebab ada beberapa faktor teknis, seperti masalah pembuatan jadwal nan kurang rapi.



Persib Maung Bandung dan Bisnis

Puluhan tahun malang melintang di global persepakbolaan nasional membuat Persib menjadi begitu mudah menggaet sponsor. Bahkan, istilahnya sponsorlah nan mendatangi Maung Bandung sebab nama besar mereka. Persib Maung Bandung termasuk sedikit klub di ISL nan bebas dari APBD.



Nama-nama Pemain Tenar dari Persib Maung Bandung

Sudah banyak pemain Persib nan memperkuat tim nasional Indonesia. Di antaranya ialah Risnandar, Nandar Iskandar, Herry Kiswanto, Robby Darwis, Nur Alim, Yaris Riyadi, hingga Atep dan Eka Ramdani. Kualitas mereka jelas sangat dapat dibuktikan. Nandar Iskandar nan memperkuat Maung Bandung pada tahun 1950-an, bahkan tercatat sebagai pemain Indonesia B dan pernah menjadi instruktur tim Garuda pada tahun 1999-2000.

Robby Darwis, nan berposisi sebagai bek tengah, dapat dikatakan sebagai pemain terbaik Persib sepanjang masa. Robby Darwis pernah menjajal kemampuan di Perserikatan Malaysia bersama Kelantan FC. Robby Darwis nan pernah bekerja sebagai bankir ini juga pernah menjadi instruktur sementara Maung Bandung pada 2010. Kala itu Maung Bandung kehilangan Jaya Hartono nan memutuskan buat mengundurkan diri.



Persib Maung Bandung dan Duel Klasik

Hingga saat ini, ada dua tim nan menjadi rival primer Persib berkaitan dengan kesejarahan. Mereka ialah PSMS Medan dan Persija Jakarta. Di antara dua duel ini, nan paling menyita perhatian ialah duel menghadapi Persija nan bergelar Macan Kemayoran. Duel bergengsi ini bahkan kadang dianggap sebagai EL Clasico -nya Indonesia, seperti duel Real Madrid vs Barcelona. Di era sepak bola profesional, Persija lebih banyak memenangkan El Clasico Indonesia daripada Maung Bandung.