Pengembangan Diri Kepemimpinan

Pengembangan Diri Kepemimpinan

Pengembangan diri atau personal developmnet merupakan bagian nan melekat dalam kehidupan manusia. Baik dalam kitab kudus nan diturunkan oleh Tuhan, maupun karya manusia nan bercerita tentang bagaimana manusia sesungguhnya akan berisikan pula mengenai proses pengembangan diri.

Melalu jalan imanensi dirinya kepada Tuhan, sebagaimana dalam berbagai kitab kudus agama-agama besar, dikisahkanlah di dalamnya proses pengembangan diri manusia istimewa nan dikategorikan sebagai nabi, pencerah, pembawa manusia dari kegelapan bersikap antara sikap ignorant -nya pada cahaya, nan merupakan implementasi dari upayanya membuat situasi sosial nan nyaman baik bagi dirinya maupun bagi musuhnya, hingga konfrontasi dapat dihindari.



Proses Pengembangan Diri Kenabian

Proses pencarian kenabian, biasanya merupakan proses refleksi mendalam, pengembangan diri dalam ruang okultisme nan didapatkan para nabi dengan jalan berkhalwat, atau menjauhkan diri dari segala macam gangguan material keduniawian serta kode simbol sosial nan tengah Ada sehingga para Nabi mampu mengambil jeda dari situasi sosial nan ada, dan mampu merumuskan hal berbeda dari apa nan dipikirkan dan dilakukan oleh masyarakatnya apda masa itu.

Jiwa kritis para nabi akan mengantarkannya pada panduan dan pedoman masyarakat menuju pembaharuan, melalui jalan disiplin diri lebih dahulu sehingga para nabi, bukanlah hanya penyampai kosong bagai orator nan hanya tahu memberi tahu, namun tidak punya mau melaksanakan. Tidak ada pengembangan diri bila tak didasarkan atas dasar suri tauladan. Oleh sebab itu pula, proses pengembangan diri, berkaitan pula dengan contoh tauladan dari mereka nan mampu memberikan inspirasi sebelumnya kepada orang banyak.

Para nabi menginspirasi setidaknya para Saint atau orang suci. Dalam istilah Hindu dan Budha dikenal dengan istilah para Dharma, dapat dari golongan brahmana, ataupun ksatria, mereka nan nan benar-benar menjadi tauladan kepada masyarakat dengan segala kelemahan dan kelebihannya. Agama Kristen mengenal pula dari sosok Saint atau Santo, mereka nan disucikan sebab pengabdiannya kepada masyarakat berdasarkan nilai kristiani.

Dalam Islam dikenal istilah Wali, seseorang nan begitu dekat dengan Tuhan hampir menyamai para nabi, dan benar-benar memberi kesadaran kepada masyarakat buat lebih dekat kepada kedamaian. Tidak begitu mengejutkan bahwa dalam proses menuju kewalian, Dharma, atau setaraf Saint, dapat dicapai oleh manusia biasa melalui proses disilpin diri nan ultimat. Dari setiap ajaran mengenali proses disiplin dirinya secara tersendiri dalam pengembangan diri nan dapat dipelajari dan diajarkan.

Di antara murid nan mendapat cahaya mulia, ada pula murid nan mencapat kesesatan, begitu pun dalam proses pengembangan diri. Pada akhirnya, manusia menjadi tajam hanya buat menunjukkan pada dunia, apakah dia berada di jalan nan lurus atau di jalan nan keliru. Oleh sebab itulah, para filsuf nan membahas moral manusia, mulai memikirkan jalan nan berbeda dari proses kenabian nan terkadang hanya sebatas menjadi inspirasi ultimat dikarenakan penerjemahan moral nan evolutif tak begitu diikuti oleh klarifikasi dari sisi moral agama para ulama atau pakar agama nan sangat textbook pada kasus di masa lalu.

Akhirnya, terbentuklah pengembangan diri nan didasarkan atas realisme sosial, kontrak sosial, dan reward and punishment terhadap apa nan dibutuhkan oleh masyarakat sendiri. Para personal masing-masing dituntut buat berada di jalan kemasyarakatan dengan cara memberikannya budaya dan istiadat, juga anggaran main bersama dalam kondisi fair game . Jika seseorang telah mengembangkan bakatnya sedemikian rupa, maka masyarakat akan mengganjarnya dengan imbalan.

Dan ini mengacu hingga pada pengembangan diri seseorang di dalam disiplin, baik di ruang keluarga, maupun di masyarakat, baik di dalam kesendiriannya maupun ketika tengah berada di dalam suatu kelompok kerja perusahaan atau organisasi, dengan pengaturan para manajer.



Pengembangan Diri dalam Perusahaan dan Organisasi

Pada dasarnya, banyak tujuan nan dapat dicapai dengan penggunaan pengembangan diri nan dilakukan secara internal oleh seseorang di dalam organisasi melalui jalan mengikuti kaidah perusahaan berdasarkan baku talenta dirinya, maupun dengan cara eksternal saling berbagi dengan orang lain dalam acara pengembangan talenta semisal outbound training .

Dalam pelaksanaan di perusahaan misalnya, secara garis besar ada dua tipe penggunaan pengembangan diri dalam wilayah outbound . Pertama , buat pengembangan kemampuan di bidang manajemen organisasi di mana dia dituntut buat memimpin atau pengembangan diri kepemimpinan dan kedua buat pengembangan di bidang pengembangan diri personal interest.Kedua tipe penggunaan outbound ini dipakai dalam upaya mengembangkan organisasi nan efektif.

Perusahaan ialah sebuah institusi sosial loka orang bekerja dalam satu sistem sosial. Sukses sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan si pemimpin dalam menggerakkan seluruh anggota perusahaan buat mencapai tujuan perusahaan.

Dalam era persaingan bisnis nan intensitasnya semakin meningkat, sebuah perusahaan harus menemukan berbagai taktik buat memenangkan persaingan.Dalam kondisi demikian, kemampuan seorang pemimpin organisasi akan menjadi penentu primer apakah perusahaan akan terus maju berkembang atau mundur dan bangkrut.



Pengembangan Diri Kepemimpinan

Pengembangan diri kepemimpinan ialah suatu usaha buat membangun ketahanan organisasi ( organizational resilience ) nan diperlukan buat menghadapi kejutan masa depan dan memanfaatkan peluang nan timbul. Pentingnya peran kepemimpinan dalam perusahaan terlihat dari penggunaan aspek kepemimpinan dalam kriteria berhasil organisasi.

Kriteria kualitas manajemen seperti nan ada pada “Malcom Baldrige Award”, misalnya, salah satunya ialah kesuksesan dalam aspek kepemimpinan. Hasil penelitian nan dilakukan oleh Collins dan Porras (1997) pada beberapa perusahaan nan masuk dalam daftar ialah perusahaan nan berkinerja sangat baik dibandingkan dengan perusahaan homogen nan tak termasuk dalam daftar, menunjukkan bahwa ternyata perusahaan nan masuk dalam daftar ialah perusahaan nan sangat giat dalam mengembangkan kepemimpinan pada seluruh jajaran lini manajemen mulai dari atas sampai ke bawah.

Oleh sebab pentingnya peran kepemimpinan dalam organisasi, banyak perusahaan nan membentuk unit dalam organisasi nan fungsinya ialah pengembangan diri kepemimpinan. Ada pun tema dasar pada pengembangan diri kepemimpinan merupakan

  1. Proses pembentukan dan ciptaan individu kepada kelompok, dan sebaliknya responsi kelompok kepada aksi dari individu.
  2. Adalah bagaimana potensi individu itu membukakan diri kepada kelompoknya? Dan dengan jalan apa segala potensi itu akan terbuka?


Pengembangan Diri Motif Pribadi

Segala pelatihan pengembangan potensi diri buat memimpin itu pada akhirnya pengembangan karakter individu buat menguatkan perannya dalam kelompok. Seseorang akan selalu terdorong buat memberikan usaha terbaik. Dan kesemuanya bukan lagi masalah barang apa dan kapital fisik apa nan mereka miliki, melainkan lebih kepada bagaimana individu itu menyikapi lingkungannya.

Dalam artian nan lebih tergambarkan pada wilayah studi Abraham Maslow tentang ambisi pribadi melalui drive dan dorongan motif prestasinya, bagaimana seseorang mampu menjadi humas nan baik, bagi dirinya, sebagai individu, dalam perkawanan, maupun kelompok, agar tujuan dan motif pribadinya tercapai.



Pelatihan Outbound sampai Pada Pelatihan Potensi Popular

Akhir-akhir ini, begitu marak pelatihan pengembangan diri, nan dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Pelatihan pengembangan potensi diri itu didasari oleh berbagai macam cara dengan para pelatih nan bermacam pula. Ada pengembangan potensi melalui jalan ESQ ( Emotional Spiritiual Quotient ) nan titik utamanya mengembangkan titik Tuhan, God Spot dalam diri manusia.

Lantas, ada pula motivator bernama Tung Desem Waringin nan menebar uang 100 juta rupiah di udara di Serang Banten. Dan juga ada motivator asal Hawaii, bernama Robert T. Kiyosaki nan menawarkan konsep semangat motivasi dalam gagasannya Rich Dad Poor Dad, pula ada nan masih menjaga kualitas diri dengan mengikuti cara lama, yakni pelatihan dasar pengembangan diri. Baik Indoor Training maupun Outdoor Training . Semua bentuk pelatihan itu sejatinya ialah proses penataan kembali seseorang, dalam kaitannya buat memenuhi rasa kemanusiannya kepada nan lain.

Jalan refleksi Kenabian dari sisi ini dengan demikian tak akan pernah hilang. Melainkan tergantikan dalam bahasa nan lebih modern dengan tujuan nan sama. Yang perlu ditambahkan dalam kontsruk pengembangan diri melalui pelatihan populer ialah rasa bersyukur buat dilahirkan ke dunia. Dan menghargai apa itu makna hayati dan cinta. Itulah goal dari pengembangan diri.