Pentingnya Mencari Arah Kiblat buat Shalat

Pentingnya Mencari Arah Kiblat buat Shalat

Ketika film sang pencerah booming di pasaran. Arah kiblat menjadi satu topik nan hangat diperbicangkan masyarakat. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nan mengubah arah kiblat juga ikut membuat publik bertanya kembali soal arah kiblat. Bagaimana mencari arah kiblat nan tepat?

Arah kiblat nan dipersoalkan ialah anjuran MUI buat berkiblat ke barat laut. Jika ditilik dari peta selama ini umat muslim menghadap ke benua afrika. Hal ini menuai kontroversi sebab menyangkut keimanan seorang kepada sang pencipta.



Pentingnya Shalat

Tidak seperti perintah dan ayat nan diwahyukan melalui perantaraan Malaikat Jibril, perintah shalat Rasulullah SAW terima langsung dari Allah Swt, ketika peristiwa Isra’ Mi’raj. Sangat tinggi kedudukan shalat ini, di antaranya bisa kita simpulkan seperti di bawah ini.

  1. Merupakan ibadah terpenting, perkara kedua dalam rukun Islam setelah mengucapkan syahadat (HR. Bukhari-Muslim)
  1. Ciri orang nan bertakwa dan orang mukmin (QS. Al-Baqarah: 3 dan Al-Mukminun: 2, 9)
  1. Sebagai tiang agama (hadits mahsyur)
  1. Amalan nan pertama kali dihisab di Hari Kiamat (HR. Thabrani)
  1. Ikatan terakhir nan terlepas dari agama, nan bila hilang maka hilanglah agama (HR. Ibnu Hibban)
  1. Sarana buat mengingat Allah Swt. (QS. Thaha: 14)
  1. Pencegah perbuatan keji dan munkar, serta buat memohon pertolongan (QS. Al-Ankabut: 45 dan Al-Baarah: 45)
  1. Harus tetap dilaksanakan walaupun bermukim atau dalam perjalanan, baik waktu damai maupun perang. (QS. Al-Baqarah: 238-239 dan An-Nisa: 102-103)

Banyak sekali hadits dan pendapat ulama nan mengatakan bahwa orang nan sengaja meninggalkan shalat hingga habis waktunya ialah kafir dan murtad, keluar dari agama Islam. Maka diwajibkan baginya segera bertaubat dari kekufurannya tersebut.

Ketentuan tata laksana shalat telah disimpulkan dengan singkat oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat”. Sehingga tidak ada lagi ketentuan lain selain nan telah dicontohkan oleh Rasul.

Kita bisa menemukan banyak hadits nan menerangkan tentang shalat beliau, penjelasan-penjelasan dari para ulama terdahulu hingga sekarang pun telah secara gamblang dan detil memaparkan tata cara shalat tersebut. Dengan demikian, tidak ada lagi cara lain selain dengan tata cara nan telah ditetapkan selama berabad-abad ini.

Banyak sekali hadits dan pendapat ulama nan mengatakan bahwa orang nan sengaja meninggalkan shalat hingga habis waktunya ialah kafir dan murtad, keluar dari agama Islam. Maka diwajibkan baginya segera bertaubat dari kekufurannya tersebut.

Terdapat dimensi lain nan tak dapat dilepaskan dari shalat, yaitu spiritual. Shalat ialah ialah perbuatan anggotan badan dan sekaligus pula hati dan pikiran.

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, dan sesungguhnya shalat itu sangat berat kecuali bagi mereka nan khusyuk .” (Al-Baqarah: 45)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, makna khusyuk diartikan sebagai suatu citra keimanan nan hakiki. Orang nan khusyuk ialah orang nan dipenuhi rasa takut kepada Allah. Orang tersebut penuh tawadhu’. Orang nan benar-benar tunduk penuh ketaatan dan takut kepada Allah.

Jika secara hukum fikih telah absah shalat seseorang jika telah memenuhi kriteria tata cara shalat. Tetapi dari segi kualitas, masih perlu dilihat seberapa khusyuk shalatnya itu.

Disimpulkan, shalat nan khusyuklah nan akan membimbing pada ketenangan dan kemuliaan konduite seseorang. Karenanya para ulama terdahulu senantiasa mengajarkan cara melakukan shalat dengan penuh rasa khusyuk.

Sholat memiliki arti ‘doa’. Ini ialah jembatan vertikal nan menghubungkan manusia dengan Allah Swt. Secara istilah, sholat ialah ibadah nan terdiri atas beberapa ucapan atau doa dan gerakan nan sudah ditentukan aturannya nan dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Manfaat shalat bagi manusia bisa dilihat dari berbagai aspek. Di antaranya ialah sebagai berikut.



1. Aspek rohani

Orang nan mengerjakan shalat akan mendapatkan ketenangan jiwa seperti janji Allah Swt. Tentu saja dengan kualitas shalat nan khusyuk, yaitu menghadirkan hati dalam shalat, konsentrasi, keseriusan, dan kedisiplinan dalam mendirikannya.



2. Aspek sosial

Orang nan melakukan shalat akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Ia akan bertindak santun terhadap tetangga dan lingkungannya. Selain itu, shalat berjamaah juga akan mempererat interaksi silaturahim antara sesama manusia dan kokohnya persatuan umat.



3. Aspek medis

Shalat bisa mencegah kita dari terjangkitnya penyakit. Ritual spesifik nan kita lakukan sebelum shalat ialah berwudlu. Dalam sehari kita berwudlu buat shalat sebanyak lima kali.

Pada saat itu pula kuman dan bakteri nan menempel di tubuh kita terlepas. Tidak hanya itu, gerakan shalat juga mendatangkan kegunaan tersendiri. Manfaat-manfaat gerakan shalat ialah sebagai berikut.

  1. Takbiratul ihram, bisa melancarkan genre darah, getah bening atau limfa, dan kekuatan otot lengan.
  1. Ruku', menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf.
  1. I’tidal atau berdiri setelah ruku’, latihan bagi organ pencernaan.
  1. Sujud, mempengaruhi daya berpikir seseorang, saat sujud genre getah bening dipompa ke bagian leher, ketiak dan posisi jantung berada di atas otak sehingga darah nan kaya oksigen mengalir secara maksimal ke otak.
  1. Iftirosy atau duduk saat tahiyat awal dan akhir, menghindarkan nyeri pada pangkal paha nan sering menyebabkan penderitanya tidak mampu berjalan. Sedangkan pada pria, ini dapat membantu mencegah impotensi.
  1. Salam, sebagai relaksasi otot sekitar leher dan kepala buat menyempurnakan genre darah di kepala nan sering menimbulkan sakit kepala dan juga menjaga kekencangan kulit.

Di lingkungan keluarga, orang tua bisa mengajarkan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari. Di mulai dengan mencontohkan berprilaku nan baik, seperti mengucapkan salam ketika akan pergi atau pulang ke rumah. Selanjutnya, dengan mengajak anak beribadah, seperti mengajak anak buat shalat lima waktu secara berjamaah. Ketika bulan puasa tiba, mengajak anak buat ikut puasa.

Hal-hal nan sederhana tersebut, bisa melatih dan membiasakan anak buat beribadah, ketika sudah tumbuh dewasa. Seorang anak banyak belajar dari lingkungan keluarganya, terutama orang tuanya.

Apabila keimanan seorang anak sudah dipupuk sejak dini, ketika dia terjun ke global luar, maka dia sudah punya tameng buat menghalau segala macam pengaruh negatif.



Pentingnya Mencari Arah Kiblat buat Shalat

Umat muslim di global ketika melakukan ibadah sholat akan selalu berkiblat ke ka’bah. Posisi sentral nan terletak di negara arab ini memang sebuah keharusan bagi umat muslim.

Namun, tak semua penentuan arah kiblat berjalan mulus dampak hambatan informasi maupun teknologi. Tapi, hakikatnya arah kiblat akan selalu bertumpu ke ka’bah.

Mencari arah kiblat krusial buat menentukan letak presisi (keakuratan) juga ketepatan arah kiblat nan benar. Cara tradisional selama ini sering mengikuti arah kiblat di mesjid-mesjid. Bagi Anda nan belum puas berikut ini cara mencari arah kiblat.

  1. Kompas. Melalui alat ini Anda dapat mendapat posisi arah kiblat nan pas. Berapa derajat nan dicapai, arah barat atau timur, dsb. Namun, penggunaan kompas belum lazim di masyarakat kita, sehingga cara ini memang kurang populer di masyarakat.
  1. Internet. Sekarang ini Anda dapat mengecek arah kiblat melalui online. Anda dapat mengecek di google dengan kata kunci deteksi arah kiblat, software arah kiblat, dst. Nanti google akan memberi penunjuk situs mana nan memberi layanan tersebut. Teknologi ini nisbi mudah digunakan, tetapi memang masih terbatas, terutama bagi masyarakat tradisional pedesaan.
  1. Software di handphone. Arah kiblat dapat dicek hanya dengan via telepon genggam Anda! Sekarang ini banyak software developer nan telah membuat software mendeteksi arah kiblat. Bahkan, di antaranya perdeo alias tak berbayar.

Berkaca melalui film besutan Hanung Bramantyo ini arah kiblat ialah hal nan sakral, tapi lentur sifatnya. Maksudnya arah kiblat memang sebaiknya harus berkiblat sahih dan tepat. Menghadap barat laut, tapi dapat juga lentur.

Semisal pendapat beberapa alim ulama nan tak mengharuskan mesjid-mesjid mengubah arah kiblatnya. Hal ini dapat dimaklumi sebab mesti mengubah bentuk mesjid nan butuh biaya, perombakan, dst.

Seperti nan dicontohkan Kh. Ahmad Dahlan bahwa Islam itu sebetulnya tak kaku melainkan lentur. Kh. Ahmad Dahlan menunjukkanya dengan berteman dengan penjajah belanda, tapi tetap memegang teguh nilai.

Begitu pun soal arah kiblat. Jauh lebih krusial ialah urusan ibadah dengan sang pencipta. Aplikasi prinsip, nilai, anjuran agama nan telah digariskan. Meskipun sekali lagi soal mencari arah kiblat tetap penting.