B. Seputar Diagram - Data Tidak Terkelompok

B. Seputar Diagram - Data Tidak Terkelompok

Sebelum kita memulai pembahasan mengenai diagram , ada baiknya kita tinjau kembali tentang pengertian dan statistik nan dibedakan antara data terkelompok dengan data tak terkelompok. Mengapa demikian? Karena diagram ini sangat erat kaitannya dengan pengolahan data statistik.

Data terkelompok dan data tak terkelompok mempunyai perbedaan-perbedaan nan khas, nan Anda harus kuasai terlebih dahulu. Setelah menguasai atau memahami pengertian masing-masing data ini, berulah Anda akan dengan mudah memahami pembahasan tentang diagram.A.



A. Seputar Diagram - Data Terkelompok

Sebelum mempelajari diagram, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu data terkelompok. Ibarat sesuatu benda, maka loka tersebut mempunyai loka nan khusus, atau jika manusia mempunyai rumah, ada kemungkinan jumlah penghuni rumah keluarga nan satu akan berbeda dengan jumlah penghuni rumah nan lainnya.

Begitu pulalah halnya dengan data. Dari sebagian data nan sejenis, kalau kita telaah, maka data tersebut terdiri atas beberapa anggota, bahkan sampai tidak terhitung banyaknya anggota nan memiliki karakteristik nan sama.

Contoh:Misalnya data tentang intelegensi anak-anak Sekolah Dasar. Kumpulan data itu termasuk sejenis, sebab hanya membicarakan soal intelegensinya saja. Setiap anak Sekolah Dasar memiliki bukti diri tentang indeks intelegensinya (IQ), namun IQ-IQ tersebut tak selalu sama antara nan satu dengan anak nan lainnya.

Dengan demikian, data tersebut merupaka kumpulan IQ-IQ. Untuk lebih memudahkan proses penyampaian, khususnya buat keprluan laporan dan pengolahan, biasnya kumpulan data itu disederhanakan menjadi beberapa kumpulan bagian atau biasa kita sebut kelompok-kelompok (cluster-cluster). Pengelompokan ini mempunyai anggaran tersendiri, seperti adanya panjang kelas interval, banyaknya kelas interval dan sebagainya.



B. Seputar Diagram - Data Tidak Terkelompok

Hal selanjutnya nan harus diketahui sebelum mulai membicarakan diagram ialah tentang data tak terkelompok. Data nan tak terkelompok umumnya digunakan bagi data nan berasal dari ukuran nan kecil, dimana tanpa kita mengelompokannya, itu tak akan mengganggu teknik pengelolaan selanjutnya.

Misalnya, data tentang banyaknya murid perempuan dan laki-laki nan terdapat pada setiap kelas sebuah Sekolah Dasar tertentu. Biasanya banyak murid pada setiap kelasnya berkisar antara 40 sampai 50 siswa, katakanlah dari 50 siswa itu terdiri dari 30 murid perempuan dan 20 murid laki-laki, dengan data seukuran itu tentunya tak menyulitkan kita melakukan pengelolaan (data itu tak perlu diolah ke dalam bentuk data terkelompok).

Data semacam, ini cukup diurutkan kedalam kolom-kolom nan tak terlalu panjang, dan cara mengurutkannya tak perlu ada aturan-aturannya seperti pada data berkelompok, yaitu dengan adanya panjang kelas interval, banyal kelas dan sebagainya.

Umumnya pada data tak berkelompok memiliki variable diskrit. dan perlu juga diperhatikan bahwa antara data nan satu dengan nan lainnya tak memiliki sesuatu hubungan, atau dengan kata lain masing-masing data itu terpisah (disjoint).

Setelah mengetahui data terkelompok dan data tak terkelompok, barulah Anda bisa memulai mempelajari diagram. Berikut ini akan dijelaskan teknik penyajian data dalam bentuk diagram berdasarkan data terkelompok, artinya data nan belum disusun dalam tabel distribusi frekuensi, di antaranya diagram batang, diagram lingkaran, diagram titik, dan diagram lambang.



1. Diagram Batang

Diagram batang ialah diagram berdasarkan data berbentuk kategori. Langkah-langkah dalam membuat diagram batang ialah sebagai berikut.

  1. Buat dua buah sumbu yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Dalam sumbu datar biasanya ditulis sapta frekuensinya. Dalam pembagian skalanya pada masing-masing sumbu tak selalu mengambil skala nan sama.
  1. Masing-masing nama kategori buat batangnya, berupa empat persegi panjang dengan tingginya sinkron nilai frekuensi. Lebar batang antara nama kategori nan harus sama. Jeda antara batang nan satu dengan batang nan lainnya juga harus sama.
  1. Untuk selanjutnya, masing-masing batang tersebut diberi rona nan sama atau diarsir dengan corak nan sama.
  1. Di bagian tengah bawah diagram diberi nomor agar lebih mudah pencarian diagram. Biasanya nomor itu meliputi bab berapa materi itu sedang dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian dibawahnya disertai klarifikasi datanya.


2. Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran diartikan sebagai cara penyajian sekumpulan data kedalam lingkaran, dengan lingkarannya dibagi beberapa bagian sinkron dengan pengklasifikasian datanya. Dalam menggambarkan diagram lingkaran, data nan digunakan berupa nama-nama kategori nan masing-masing mempunyai nilai frekuensinya.

Langkah-langkah dalam membuat diagram lingkaran ialah sebagai bberikut.

  1. Ubah nilai data absolute ke dalam bentuk persentase buat masing-masing kategori.
  1. Ubah nilai dalam bentuk persentase kedalam satuan derajat buat masing-masing kategori.
  1. Buat sebuat lingkaran dengan sebuah jangka, ukuran lingkarangnya jangan terlalu besar atau kecil.
  1. Masukan kategori nan pertama dengan menggunakan busur derajat. Untuk ini harus dimulai dari titik nan tertinggi.
  1. Masukan kategori-kategori lainnya kedalam lingkaran nan sinkron dengan arah jarum jam.
  1. Kemudian buat setiap kategori nan terdapat dalam lingkaran, hendaknya diberi corak atau rona nan berbeda.
  1. Dan terakhir buat setiap kategori nan terdapat dalam lingkaran hendaknya diberi identitas.
    1. nama kategori disertai nilai pesentasenya.
    2. nilai persentasenya saja, sedangkan nama kategorinya dicantumkan pada catatan tersendiri nan terletak diluar lingkaran disertai dengan corak atau rona nan sinkron seperti dalam lingkaran.


3. Diagram Garis

Diagram garis ialah diagram nan digambarkan berdasarkan data waktu, biasanya waktu digunakan adlah tahun atau bulan. Langkah-langkah dalam membuat diagram garis sebagai berikut.

  1. Buatlah dua buah sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Pada sumbu datar biasanya menunjukkan waktu, sedangkan pada sumbu tegak menunjukan sapta frekuensi. Dalam pembagian skalanya pada masing-masing sumbu tak selalu mengambil skala nan sama.
  1. Sesuaikan data pada masing-masing sumbu, artinya data tahun pada sumbu datar ditarik lurus ke samping kanan sehingga memotong pada satu titik.
  1. Jika semua data sudah disesuaikan pada masing-masing sumbu, maka akan terdapat sekumpulan titik-titik.
  1. Hubungan titik-titik tersebut, sehingga akan diperoleh diagram garis.
  1. Di bagian tengah bawah diagram diberi nomor agar lebih mudah dalam pencaharian diagram. Biasanya nomor itu meliputi bab berapa materi itu nan dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian dibawahnya disertai klarifikasi datanya.


4. Diagram Lambang

Diagram lambang ialah suatu diagram nan merupakan penyajian data nan berbentuk lambang-lambang. lambang-lambang nan digunakan harus sinkron dengan objek nan diteliti. Misalnya, Data nan digunakan mengenai jumlah siswa, maka lambang nan digunakannya haruslah gambar orang.Adapun langkah-langkah buat membuat diagram lambang ialah sebagai berikut.

  1. Kita untuk tiga buah kolom dengan ketentuan sebagai berikut.
    1. kolom pertama berisi nama-nama kategori
    2. kolom kedua berisi lambang nan digunakan
    3. kolom ketiga berisi frekuensi
  2. Di bawah diagram diberi catatan berisi satu lambang (digambarkan) mewakili sejumlah objek tertentu. Sapta nan dipakai buat satu lambang ini hendaknya jangan terlalu besar dan jangan pula terlalu kecil.
  1. Tulis nama kategori perrtama dan gambarkan lambangnya pada kolom lambang serta tuliskan banyak datanya pada kolom frekuensi.
  1. Banyaknya lambang nan digambarkan tak sama dengan banyaknya nan ada, tetapi jika dikalikan dengan sapta nan mewakili satu lambang tersebut hasilnya harus sama dengan frekuensi. Dengan demikian, kemungkinan akan ada lambang nan digambarkan secara tak utuh.
  1. Untuk kategori lainnya bisa dilakukan seperti pada kategori pertama.
  1. Di bagian tengah bawah diagram diberi nomor agar lebih mudah dalam pencarian diagram. Biasanya nomor tersebut meliputi bab berapa materi itu sedang dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian di bawahnya diberi klarifikasi mengenai datanya.

Nah, itulah sekilas klarifikasi mengenai macam-macam diagram nan sering digunakan buat mengolah data nan tak terkelompok. Setelah menyimak uraian tersebut, diharapkan para pembaca sekalian sudah dapat dengan mudah membuat masing-masing diagram tersebut. Semoga bermanfaat.