Dalam Mihrab Cinta dan Film

Dalam Mihrab Cinta dan Film

Dalam Mihrab Cinta ialah judul dari sebuah novel karya Habiburrahman El Shirazy. Ini memang bukan karya pertama Kang Abik –begitu panggilan akrab sang penulis- nan difilmkan. Sebelumnya, “Ayat-Ayat Cinta” sudah diproduksi dan muncul sebagai salah satu film terlaris di Indonesia.

Film "Dalam Mihrab Cinta" sukses mengundang jutaan orang buat datang ke bioskop dan menontonnya. Meski saingannya tak bisa dipandang sebelah mata, “Ayat-Ayat Cinta” berhasil menebar demam film Indonesia.

"Dalam Mihrab Cinta" tidak dapat dipisahkan dari sosok sang pengarang. Nama besar nan sudah dimiliki Kang Abik, membuat perjalanan novel ini menjadi film pun berlangsung mulus. Judulnya sendiri tergolong unik. Mungkin banyak nan tak memahami arti kata “mihrab” di sini. "Mihrab" ialah relung dekor di tembok bagian dalam sebuah masjid dan menjadi loka imam berdiri. Boleh dikatakan kalau di dalam masjid ini ialah loka nan utama.

"Dalam Mihrab Cinta" menjadi saksi kesuksesan nan diraih Kang Abik. Beliau mengukuhkan kedudukannya sebagai penulis dan pengarah adegan hebat nan mampu memindahkan bahasa tulisan ke dalam bahasa gambar dengan baik. Film ini menjadi debut Kang Abik sebagai seorang sutradara. Meski awalnya banyak nan meragukan kemampuannya, Kang Abik sukses menunjukkan bahwa dia memang cukup berkompeten buat menyandang tugas itu.

Terbukti kemudian kalau film ini pun tergolong laris meski tak mampu menyaingi “Ayat-Ayat Cinta”. "Dalam Mihrab Cinta" diterbitkan oleh Republika-Basmala pada 2007. Kang Abik mengolah untaian kata dalam novel-novelnya dengan begitu memikat. Semua peristiwa digambarkan dengan kalimat nan santun dan menawan. Inilah salah satu kekuatan beliau. Mungkin itulah sebabnya novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy disebut sebagai “novel pembangun jiwa”.

Mungkin sebab efeknya nan dahsyat dan mampu meningkatkan semangat para pembacanya. Tak hanya di Indonesia, di berbagai negara lain pun karya pena Kang Abik mendapat perhatian nan cukup besar. Seperti di Malaysia, Singapura, hingga Australia.

Seperti karya-karya Kang Abik lainnya, "Dalam Mihrab Cinta" bertutur tentang pencarian makna hayati dan cinta. Menariknya, semua ditulis dalam balutan nilai-nilai Islam nan kental. Di beberapa karyanya, beliau mengambil seting di Mesir. Ini bisa dipahami sebab beliau pernah menimba ilmu di sana, tepatnya di Universitas Al-Azhar, Kairo.

Selain "Dalam Mihrab Cinta" dan "Ayat-Ayat Cinta", masih ada karya lain dari Kang Abik nan difilmkan. Sebut saja "Ketika Cinta Bertasbih" nan terbagi atas dua film dan mendulang kesuksesan juga. Bahkan, Ketika "Cinta Bertasbih" diangkat ke layar gelas alias sinetron. Sinetron berjudul sama ini diputar pada Ramadhan 2010 dan 2011. Sinetron maupun filmnya sama berkilaunya. Di sini, Kang Abik turut muncul sebagai cameo.

"Dalam Mihrab Cinta" memang bukan film pertama nan diangkat berdasarkan novel karya Kang Abik. Akan tetapi, inilah film pertama nan dikerjakan Kang Abik sebagai sutradara. Di sini, beliau mengerahkan segala kemampuannya buat mengarahkan akting para pemain nan terlibat di dalam film ini. Sungguh bukan pekerjaan nan mudah, apalagi mengingat selama ini Kang Abik tak mempunyai dasar dalam penyutradaraan. Istilahnya, orang nan benar-benar belajar di sekolah spesifik penyutradaraan pun belum tentu menghasilkan film nan bagus.

Akan tetapi, Kang Abik membuktikan kalau memang dia mampu melakukannya. Proses belajar dan keterlibatannya di film-film sebelumnya, membuat Kang Abik mempunya modal. Hal itu kemudian disempurnakan oleh sikap Kang Abik sendiri nan tidak lelah belajar. Ini setidaknya membuktikan satu hal, bahwa seseorang bisa melakukan apapun sepanjang dia tak jemu buat terus berusaha dan belajar. Belajar nan monoton akan bermanfaat buat menggali potensi diri nan mungkin tak disadari.

Sekilas dari kisah dibalik pembuatan film " Dalam Mihrab Cinta " ini, kita bisa belajar satu hal. Bahwa manusia dapat berbuat banyak jika mau berusaha dengan sungguh-sungguh. Kadang manusia sendiri nan menjadi penghalang terbesar buat kesuksesannya.



Dalam Mihrab Cinta dan Film

Seperti sudah disinggung sebelumnya, dari sisi komersial film "Dalam Mihrab Cinta" memang gagal menyamai kesuksesan "Ayat-Ayat Cinta" nan fenomenal itu. Akan tetapi, film ini juga tak bisa disebut sebagai sebuah karya nan mengalami kegagalan. Meski tak memecahkan rekor dalam jumlah penonton, film ini cukup berhasil menarik minat para penyuka film religi. Apalagi dibintangi oleh aktor top nan menjadi langganan serial stripping , Dude Harlino.

"Dalam Mihrab Cinta" menceritakan perjalanan seorang pemuda bernama Syamsul nan diperankan oleh Dude Harlino. Menuntut ilmu di pesantren ternyata mengantarkannya pada kehidupan nan tidk pernah dibayangkannya. Bukan salah pesantrennya, namun salah orang-orang nan berhati dursila dan tega memfitnah orang lain. Sahabat baiknya sendiri membuat Syamsul justru dituduh sebagai pencopet dan mendapat hukuman. Adegan Dude Harlino saat digunduli sebab dituduh sebagai pencopet pun banyak diliput oleh stasiun televisi sebelum penayangan film di layar bioskop.

Mungkin nan paling menyakitkan bagi Syamsul ialah ketika keluarganya pun sama sekali tak percaya bahwa dia tak melakukan kejahatan nan dituduhkan itu. syamsul memang akhirnya benar-benar jadi pencopet sebab mungkin sudah merasa putus harapan menghadapi tudingan kejam orang-orang di sekitarnya. Hingga kemudian berjumpa dengan Syilvie, seorang gadis soleha.

Pergulatan hayati Syamsul dalam mencari pengampunan Allah pun dijalin dengan sangat menarik. Seperti kebanyakan novel-novel karya Kang Abik, ada romansa segitiga di sini nan melibatkan Syamsul, Sylvie, dan Zizi, putri pemilik pesantren tempatnya belajar. "Dalam Mihrab Cinta" memang sarat dengan nilai cinta. Cinta kepada Allah dan cinta kepada sesama manusia.

Film "Dalam Mihrab Cinta" ini juga dibintangi oleh nama-nama besar di global perfilman Indonesia. Ada El Manik, Niniek L. Karim, Kaharuddin Syah, hingga menjadi ajang reuni aktris berakting gemilang nan sudah lama meninggalkan global hiburan, Neno Warisman. Film ini dirilis pada malam Natal 2010, 24 Desember, dan diproduksi oleh SinemArt Pictures. Banyak nan menganggap kalau chemistry antar pemainnya begitu natural dan manis. Membuktikan bahwa Kang Abik cukup baik menjalankan pekerjaannya sebagai seorang pengarah adegan pemula.

Selain itu, "Dalam Mihrab Cinta" juga dilengkapi dengan soundtrack nan digarap serius. Memang, musik tak dapat dipisahkan begitu saja dari sebuah karya. Entah itu film atau sinetron. Ada bagian-bagian eksklusif nan tak perlu diisi dengan dialog. Cukup dengan alunan musik nan pas, hati penonton pun dapat turut merasakan gejolak nan sedang dirasakan oleh pemerannya. Salah satu contoh perpaduan musik dan adegan nan ciamik bisa dilihat pada serial-serial Korea.

Semua mengakui bahwa para sineas Korea selalu jeli dalam memilih lagu tema suatu tontonan. Jadi, jangan heran jika Anda dapat menangis seperti anak kecil hanya sebab mendengar soundtrack sebuah lagu Korea.

"Dalam Mihrab Cinta" memiliki lagu jagoan berjudul sama nan dinyanyikan oleh Afgan. Selain itu, dua orang pemain utamanya, Dude Harlino dan Asmirandah juga menyanyikan sebuah lagu nan berjudul “Bunga-Bunga Cinta”. Juga ada lagu “Aku Tak Berdaya” nan dinyanyikan oleh penyanyi nan sedang naik daun, Latif Dewi Pertiwi. Album soundtrack ini juga dirilis bersamaan dengan rilis filmnya di akhir 2010.

"Dalam Mihrab Cinta" kemudian menjadi salah satu loka mendekatnya dua hati pemeran utamanya. Dude Harlino dan Asmirandah pun sempat diguncang isu cinta lokasi sebelum akhirnya benar-benar terbukti. Meski akhirnya interaksi tersebut kandas pada 2011 silam. Setidaknya, hal ini membuktikan satu hal, bekerja sama dalam sebuah film atau sinetron berpotensi menumbuhkan cinta pada pasangan versus main. Setuju?