Yayasan Puteri Indonesia

Yayasan Puteri Indonesia

Raline Rahmat Shah atau nan akrab kita kenal dengan sebutan Raline, kini menjadi sosok nan tak asing di layar kaca. Wanita cantik nan selalu berpenampilan modis ini kian menarik dengan kecerdasannya. Wajahnya nan sangat menawan membuat ia dengan mudah masuk ke global hiburan televisi. Berbagai iklan produk kosmetika dan operator selular sudah pernah ia bintangi.

Raline Rahmat Shah dengan kecantikannya itu dianggap dapat mengalahkan pesona Luna Maya nan selama ini dianggap sebagai ikon wanita cantik Indonesia. Hal ini terbukti dengan diambil alihnya berbagai iklan nan pada awalnya dibintangi oleh Luna Maya oleh Raline Rahmat Shah.



Siapa Sebenarnya Raline Rahmat Shah?

Raline Rahmat Shah ialah gadis asal Sumatera Utara. Sebelum seterkenal saat ini, Raline hanyalah gadis biasa sama seperti gadis pada umumnya. Namun, setelah mengikuti ajang Pemilihan Puteri Indonesia tahun 2008, ia sukses menarik perhatian publik dengan keanggunannya itu. Meskipun tak terpilih menjadi Puteri Indonesia, hal itu tetap tak mengurangi pesonanya.

Saat itu ia hanya sukses masuk ke dalam 5 besar bersama dengan finalis lainnya yaitu Anggi Mahesti dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Zivanna Leitisha Siregar dari DKI Jakarta, Ayu Diandra Sari dari Bali, serta Ajeng Patria Meilisa dari DKI Jakarta.

Saat penobatan Puteri Indonesia nan dihelat di Jakarta Convention Center, Raline Rahmat Shah mendapatkan gelar Puteri Favorit 2008 berdasarkan hasil poling SMS. Pada awalnya banyak nan memprediksikan ia akan tampil sebagai pemenang. Itu sebab penampilannya nan sangat meyakinkan. Raline Rahmat Shah terlihat cantik, menarik, dan tentunya pintar dalam menjawab setiap pertanyaan nan dilontarkan oleh para dewan juri dalam malam Grand Final Pemilihan Puteri Indonesia 2008 nan kala itu mengusung tema “Pancarkan Cantikmu Melalui Karya Bagi Negeri dan Pelestarian Persada Nusantara”.

Raline Rahmat Shah dilahirkan pada tanggal 04 Maret 1985. Merupakan Puteri dari Konsulat Kehormatan Turki di Medan, Rahmat Shah. Selain itu, Pamannya ialah Anuar Shah atau nan dikenal Aweng sebagai Ketua Pemuda Pancasila Sumatera Utara. Pernah mengenyam pendidikan di National University of Singapore dengan jurusan Political Science and New Media & Communications, serta di Kolej Tuanku Ja’afar Negeri Sembilan,Malaysia. Selain itu, gadis nan mahir berbahasa Inggris dan Prancis ini juga mempunyai banyak prestasi satu di antaranya ialah dengan peraihan penghargaan “Gold International Youth Award 2004”.

Terdapat berbagai profesi pernah dicobanya, salah satu nya ialah dengan bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia sebagai MC for Tourism Event dan di Indonesia Cultural Event sebagai Director of Publiicity and Marketing. Dengan kapital tampang dan kecerdasan, sepertinya Raline akan mudah bersaing dengan banyaknya seniman papan atas.

Sebagai langkah awal, Raline sudah mulai aktif muncul di televisi dalam berbagai iklan. Mungkin tinggal menunggu waktu saja, hingga akhirnya kita dapat melihat paras cantiknya di sinetron atau film layar lebar.



Sejarah Pemilihan Puteri Indonesia

Pemilihan Puteri Indonesia memang menjadi gerbang awal perjalanan karier Raline di global pertelevisian dan entertainment. Puteri Indonesia memang dikenal sebuah ajang pencarian sekaligus penobatan wanita terbaik Indonesia buat menjadi wakil dan representasi Indonesia di dunia. Pemilihan Puteri Indonesia merupakan agenda rutinan nan dilaksanakan setiap tahun, pada awalnya hanya dianggap sebagai kontes kecantikan semata sebab wanita nan dipilih kebanyakan memang cantik.

Atau, ada juga asumsi bahwa Pemilihan Puteri Indonesia hanyalah ajang buat mengeksploitasi wanita dengan balutan Brain, Beauty and Behaviour nan sangat dikenal sebagai jargon dari Puteri Indonesia.

Jika kita menengok sejarah ke belakang, ternyata Pemilihan Puteri Indonesia seperti nan sekarang ini juga dilaksanakan di masa nan lalu. Yaitu sejak masa penjajahan Belanda, namun dengan sebutan nan berbeda yaitu Pemilihan Ibu Sejati nan pertama kali diselenggarakan di Kota Semarang pada bulan Agustus 1938.

Meskipun pada awalnya hanya berskala kota saja, namun ternyata juga menarik perhatian kota-kota sekitarnya seperti Yogyakarta, Magelang, dan Solo. Antusiasme masyarakat kala itu sangat besar, ditandai dengan hadirnya ribuan penonton serta total peserta nan mencapai 62 orang.

Gaung kontes kecantikan di tahun 50-an semakin konkret sebab hampir setiap daerah kini menyelenggarakan pemilihan puteri ini. Misalnya salah satu di antaranya ialah nan diselenggarakan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta nan saat itu mendapatkan dukungan dari para pelajar. Karena memang diselenggarakannya oleh para pelajar, maka tentunya pemenang nan keluar dari hasil kontes ini haruslah mewakili figur dan ciri sebagai seorang pelajar.

Sehingga, kriteria Puteri haruslah orang nan cerdas secara emosi dan intelektual serta mempunyai latar belakang sosial nan baik. Puteri nan terpilih nantinya akan mekar tugas sebagai penganjur atau orang nan mempromosikan kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi kain batik serta lurik dalam berbagai kontes nan diadakan.

Dan kini, kontes pemilihan Puteri Indonesia sudah menjadi agenda rutin setiap tahun dengan memilih pemenang baru. Sebelum dilaksanakannya perhelatan pemilihan Puteri Indonesia, setiap daerah terlebih dahulu menyeleksi puteri-puteri terbaik nan dimilikinya. Saat sudah ditemukan satu nama pada masing-masing provinsi, kemudian diutus buat mewakili daerah pada ajang Pemilihan Puteri Indonesia.

Begitupun nan dialami oleh Raline Rahmat Shah nan diutus oleh Provinsi Sumatera Utara setelah mengalahkan finalis Sumatera Utara lainnya. Puteri Indonesia sebagai perwakilan bangsa Indonesia kemudian dipersiapkan buat mengikuti ajang Miss Universe. Dalam perjalanannya, dahulu sempat ada embargo buat mengikuti ajang Miss Universe ini, embargo datang justru dari Menteri Pemberdayaan Perempuan nan keberatan dengan adanya sesi pemakaian pakaian bikini nan dianggap tak sinkron dengan norma-norma kesopanan nan dianut oleh Bangsa Indonesia.

Tercatat, sejak tahun 1992 hingga 2004, pemerintah masih belum mengeluarkan izin buat keikutsertaan Puteri Indonesia dalam Miss Universe, hingga akhirnya tahun 2005 Indonesia mengirimkan utusan meskipun saat itu juga ramai dengan kontroversi keikutsertaan dalam Miss Universe. Selama berpartisipasi, Artika Sari Devi, Puteri Indonesia 2005, sukses menembus babak 15 besar Miss Universe. Sebuah prestasi tentunya.

Memang Miss Universe selalu mengundang kontroversi, ada banyak pendapat nan menolak keikutsertaan perwakilan Indonesia dalam ajang itu. Selain sebab memang tak sinkron dengan adat ketimuran Indonesia, Miss Universe dianggap hanya mengekploitasi wanita dengan cara mengumbar-umbar aurat dengan maksud dan tujuan nan tak jelas.



Yayasan Puteri Indonesia

Dibalik kesuksesan ajang Pemilihan Puteri Indonesia, ada pihak-pihak nan berperan besar yaitu Yayasan Puteri Indonesia. Yayasan Puteri Indonesia ini didirikan pertama kali pada tahun 1992, nan kemudian dibarengi dengan aplikasi pemilihan puteri Indonesia nan pertama. Yayasan nan berperan dalam pemilihan puteri ini mempunyai tujuan buat meningkatkan peranan wanita Indonesia agar dapat menjadi teladan dan dapat berperan secara aktif terhadap kemajuan wanita dalam berbagai bidang kehidupan.

Dalam Pemilihan Puteri Indonesia, Yayasan Puteri Indonesia menetapkan 3 kriteria dasar nan sangat terkenal dengan sebutan 3 B, yaitu sebagai berikut:

  1. Brain , meliputi kecerdasan, intelegensia, mempunyai minat belajar nan tinggi serta hayati secara mandiri.

  2. Beauty , meliputi bersih, dapat merawat diri dengan baik dan berpenampilan menarik.

  3. Behaviour , meliputi percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian luhur, mempunyai etika hayati nan baik, serta memiliki kepedulian nan tinggi terhadap sesama manusia.

Puteri Indonesia dengan segala kontroversi penyelenggaraannya, diharapkan dapat menjadi perwakilan serta duta bangsa Indonesia di mata dunia. Tugas terpenting nan diemban oleh seorang Puteri Indonesia ialah buat mengenalkan Bangsa Indonesia secara utuh kepada global internasional. Baik itu dari sisi kepariwisataan, kebudayaan, perekonomian, hingga perdagangan.

Oleh sebab itu, sejak dinobatkan sebagai Puteri Indonesia, maka secara otomatis diberikan tugas baru sebagai duta bangsa meliputi Duta Badan Narkotika Nasional, Duta Komite Nasional Konservasi Anak, serta Duta Penanggulangan AIDS.

Tertarik buat dapat seperti Raline Rahmat Shah dan Finalis lainnya, maka coba saja ikut dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia. Siapa tahu Anda memang sudah memenuhi kriteria nan ditetapkan. Tapi, pastikan bekal Anda cukup, tak hanya berbekal kecantikan fisik saja, namun juga kesiapan intelektual dan mental. Raline Rahmat Shah ialah satu dari sekian banyak finalis nan dapat sukses berhasil setelah mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia.