Foto Emo - Disparitas Emo dan Punk

Foto Emo - Disparitas Emo dan Punk

Apa nan kemudian muncul ketika mendengar kata foto emo ? Mungkinkah kesan misterius atau tatanan rambut atau gotik atau bahkan musik? Semuanya dapat saja terpikirkan. Berbicara mengenai foto emo berbicara mengenai lifestyle , berbicara mengenai gaya rambut, tatanan rambut, berbicara mengenai fashion , berbicara mengenai kemapanan.

Emo berasal dari kata emotion : emosi dan emotional : emosional. Berkembang pertengahan pada 1980-an pada awalnya. Emo merupakan jenis genre musiksama halnya seperti punk. Hanya saja jika punk lebih memunculkan protes sosial, kritis, dan antikemapanan, maka emo sebaliknya. Emo mengusung emosi seperti namanya, mengedepankan sisi perasaan. Emo lebih menitikberatkan perasaan, emosi pada bentuk cinta, kasih sayang, kesal, marah, dan segala hal nan berhubungan dengan perasaan. Sisi ideologi tak muncul seperti halnya punk, skinhead-punk.

Emo lebih berpusat pada gaya, pada tampilan nan menunjukkan kemapanan. Dalam pengungkapannya, identik tentu tampilan nan berkelas, dengan sebuah gaya nan kemudian menjadi baku eksklusif nan mudah dilihat dalam bentuk cetak biru: foto, foto emo.



Foto Emo - Rambut Emo

Emo merupakan bentuk evolusi dari punk_skinhead-punk. Terlihat dari foto emo nan dapat diakses dari berbagi situs tampak disparitas nan mencolok antara emo dan punk. Dari foto emo kita dapat tahu bahwa emo lebih mengedepankan kemapanan, sementara punk lebih menekankan pada sisi ideologi. Hanya saja banyak para remaja saat ini nan tak tahu sejarah kemunculan emo atau punk sehingga menjadi bias antara emo dan punk. Mereka hanya meniru gaya tatanan rambut dari foto emo nan mereka peroleh.

Dari foto emo nan mereka dapatkan, emo identik dengan gaya tatanan rambut nan berponi lebih panjang. Mereka kadang banyak pula nan hanya mengidentikkan dari segi tatanan rambut saja tanpa memunculkan gaya emo lainnya. Dari foto emo bisa diketahui model rambut nan agak panjang dengan bagian poni lebih panjang dari bagian lainnya kemudian ditata sehingga sedikit menutupi wajah. Kemudian rambutnya pun lurus, tak bergelombang atau keriting. Jika dilihat dari foto, foto emo kebanyakan diambil dari sudut atas sehingga bagian paras nan terlihat memang sebagian saja, selain memang sengaja ditutupi oleh poni rambut nan menutupi sebagian paras mulai dari mata hingga sebagian pipi.



Foto Emo - Geliat Emo

Merebaknya emo di Indonesia geliatnya mulai terlihat pada 2010 melalui foto emo nan banyak tersebar di global maya. Dalam mesin pencari, foto emo mudah didapatkan dan terlihat eksklusif, artinya terlihat bahwa mereka-mereka nan ada dalam foto emo terlihat memang suka merawat diri, melakukan perawatan diri. Meskipun emo sendiri sudah lama muncul dan berkembang namun di Indonesia baru terlihat pergerakannya.

Selain menelusuri geliat emo pada 2010 dan mulai terlihat ekspresinya pada 2011-2012 melalui tersebarnya foto emo, geliat emo pun terlihat dari banyaknya remaja kota saat ini nan berdandan ala emo. Meskipun mereka hanya sebatas penampilan saja dan tak memiliki aktivitas pada bidang musik. Di banyak mall di kota besar atau di jalanan kota-kota besar banyak kita jumpai remaja kota nan berdandan ala emo.

Dari segi rambut saja sudah menunjukkan bahwa remaja tersebut bergaya emo. Belum lagi dengan beberapa atribut emo nan dikenakannya nan semakin menguatkan keemoannya. Konduite remaja kota nan berdandan ala emo kebanyakan hanya melihat foto emo di mesin pencari gambar emo tanpa mencari surat keterangan atau membaca tautan nan sekaitan dengan budaya emo.



Foto Emo - Disparitas Emo dan Punk

Sesungguhnya terdapat disparitas nan sangat mencolok antara punk dan emo, terlebih jika kita mencari dengan sahih di mesin pencari mengenai foto emo dan punk. Namun pada kenyataannya, banyak nan seakan-akan memadukan antara gaya emo dan punk sehingga ciri-ciri khas masing-masing budaya, terlebih punkmenjadi rancu.

Ciri-ciri khas nan menjadi bukti diri emo dan punk terlihat dengan jelas pada mesin pencari foto emo dan punk, dilengkapi dengan sumber teks. Emo lebih menekankan style , menggunakan berbagai atribut dan asesoris nan berfungsi melengkapi penampilan tanpa ada makna eksklusif dibalik penggunaan atribut dan aksesoris tersebut. Misalnya saja, emo selain memiliki model rambut berponi panjang, juga memakai peircing atau tindik. Sementara rambut punk cenderung plontos atau cepak.

Rambut emo dicat umumnya berwarna merah, sedangkan punk memilih buat tak dicat. Pada emo, tindik dipasang di telinga, hidung, pelipis, bibir, bahkan lidah sementara punk tak memakai peircing sesungguhnya. Pemakaian tindikhanya buat gaya saja tanpa ada makna apa pun alias tindik bukanlah simbol dari suatu bentuk protes. Baju nan dipakai emo pun lebih fashionable dan bermerek, sedangkan punk banyak mengenakan kemeja dan jaket kulit.

Emo pun memakai atribut lainnya berupa kalung, gelang, cincin, dan aksesori lainnya nan terkesan lebih mahal dan lembut, sedangkan punk menunjukkan sikap perlawanan dari atribut nan dipakai berupa rantai anjing, gelang spike, dan emblem. Sekilas dari foto emo dan punk terlihat persamaan celana nan dikenakan. Namun, ada sedikit perbedaan, jika punk memakai celana nan cenderung terlihat lusuh, lain halnya dengan emo. Celana nan dikenakan emo adalah celana jeans ketat dan terlihat baru. Selain itu, celana emo adalah celana hipster yakni celana bawah pinggang (baping).

Sepatu nan dipakai emo umumnya sepatu nan ringan dan lebih stylish, yakni sepatu Converse atau Vans, sedangkan punk memakai sepatu boot keras biasanya berbahan dasar kulit. Punk biasanya identik pula dengan kendaraan bermotor, yakni jenis motor gede (moge) atau vespa, sementara emo tak memiliki karakteristik khas dari segi kendaraan.

Secara keseluruhan, terlihat dari foto emo bahwa emo terlihat berias sementara punk tidak. Emo cenderung memakai eye shadow rona hitam buat memunculkan kesan gotik, sementara punk tak suka berias dan berhias karena menurut punk riasan paras menandakan kemapanan. Selain tak memakai riasan wajah, punk pun menolak alkohol dan narkoba atau drugs (meskipun ada nan mengonsumsi namun mayoritas memilih tak alias menolak), sementara emo identik dengan minum alkohol dan merokok namun memilih menolak pada drugs . Satu hal nan menjadi bergeser dari segi tampilan yakni tato.

Sebenarnya emo memakai tato namun memang sangat minimalis sementara punk tak memakai tato sama sekali. Namun dalam kenyataannya banyak kita lihat punk nan bertato dan sedikit emo nan bertato. Kenyataan emo di Indonesia terlihat lebih bebas. Lain halnya dengan di Irak. Irak memberlakukan embargo bagi remaja negara tersebut buat berpakaian ala emo. Jangankan berpakaian sehari-hari ala emo, jika remaja negara tersebut ketahuan bergaya foto emo, maka remaja tersebut akan dicari dan kemudian dibunuh.

Sikap Irak didasari atas ketidakinginan peniruan atas budaya Barat nan sangat kental dengan kapitalisme. Sepanjang tiga minggu terakhir pada Maret 2012 saja sudah ada sekitar 14 remaja di Baghdad nan dibunuh dampak berpakaian emo. Remaja tersebut dibunuh dengan cara dilempari batu sampai mereka meninggal. Budaya emo nan masuk ke Irak pada akhir Februari 2012 membuat para agresif Irak menganggap budaya emo sebagai satanisme. Secara holistik jumlah remaja nan dibunuh sebab berpakaian ala emo sudah mencapai 90 hingga 100 remaja di seluruh Irak.

Emo sering diidentikkan dengan bentuk atau refleksi kapitalisme, sementara punk identik dengan idealisme. Tanpa mempelajari seluk-beluk lahirnya emo, kita dapat membedakan tampilan emo dan punk hanya dari foto saja. Secara mudahnya kita pun bisa membedakan mana foto nan menunjukkan foto emo dan foto mana nan menunjukkan foto punk. Dalam berpenampilan, emo menganggapnya sebagai fashion , tak memiliki kaitan makna, nan krusial tampak keren dan gaul serta memakai mengedepankan merek.