Selingkuh Akhiri Keabadian Itu

Selingkuh Akhiri Keabadian Itu

“Adakah Cinta, kau rasakan bisa memberikan segalanya

Kasih sayang, keindahan, bukankah cinta telah cukup buat cinta”

Dorie Kalmas, dalam Lagu Sebuah Obsesi



Sebentuk Legenda bernama Cinta

Seandainya Juliet tak minum racun. Seandainya putri Aurora tak tidur seribu tahun. Seandainya Cinderella keburu wafat sebelum berjumpa peri. Seandainya... Aa Gym mencerai lebih dahulu istrinya Teh Ninih. Seandainya bom nuklir tak tercipta. Maka, kamu boleh percaya bahwa di global ini memang pernah ada nan namanya cinta abadi.

Namanya juga cinta abadi , tentu saja berkualitas tinggi, kualitasnya terjamin oleh segala godaan dan rangsangan dalam banyak bentuknya. Biar terhalang ombak samudra, biar terpisah oleh pegunungan tinggi, pokoknya hanya dia dan dia di hati. Namun percayalah, bahwa "dia" nan dimaksud bukanlah sosok seseorang.

Cinta bukan bentuk citra persona, seorang manusia. Cinta ialah aktualisasi diri imajinatif. Sebentuk langgam bayangan di kepala tentang bagaimana memperlakukan kesepian. Perasaan itu akan abadi. Sementara, manusia dalam bayangan itu berubah-ubah.



Yang Bertahan dalam Cinta

Pasangan silih berganti, kamu tetaplah kamu. Membutuhkan divestasi emosi dari tekanan hidup. Sampai hatimu berlabuh pada dermaga nan lapang dan mengerti dirimu. Perasaan nyaman itu bertahan tidak berbilang, bagai rasa asin dalam tahu sumedang. Abadi bila tak basi. Seperti pasangan almarhum dan almarhumah, Rd Mochtar dan Roekiah. Tampan, cantik menawan, monogami, sampai mati. Cinta mereka berubah jilid dari tahun ke tahun. Tapi manusianya tetap sama. Dan, itu bukan dalam bayangan.

Resepnya sederhana. Cinta abadi ialah doa. Dan, milik mereka nan getol berdoa pada Tuhan. Yang mengikatnya ialah pernikahan, dan pernikahan dengan bimbingan Tuhan, cenderung awet, bahkan pasti sampai kehidupan itu berulang-ulang dalam reinkarnasi tanpa henti.

Cinta abadi dengan demikian telah menjadi serenade, dan bukan lagu biasa. Serenade nan tenang bagai riak air dalam kolam. Tidak pernah ada gelombang nan memecah dan merusaknya. Kecuali jika kau percaya adanya perselingkuhan.



Selingkuh Akhiri Keabadian Itu

Bila hubunganmu tengah membatu, dan mata bor mana pun sulit memecahnya. Begitu sering serong menjadi jawaban instan. Serong, main mata, main gila, memang tindakan dalam kegelapan. Berbeda dengan cinta-baru di mana setiap pasangan tengah saling memberitahu bahwa cinta mereka dalam bentuk nan gagal dan tak dapat dipertahankan lagi. Serong atau selingkuh ialah sebuah pengkhianatan kepada cinta tanpa saling mengetahui. Pelakunya orang pandir nan tak pantas dititipi sesuatu lagi, walau itu sekadar tusuk gigi.

Kisah tragis dari masa lampau, antara Helen dari Troya, nan membinasakan puluhan ribu jiwa sebab kisah perselingkuhan tak dapat tak merupakan peringatan bahwa serong merupakan jeruji dari kejahatan. Karena, perselingkuhan telah merusak kemungkinan cinta buat menjadi abadi.

Barangkali, memang sebaiknya memilih titik aman. Mempercayakan keabadian cinta pada Tuhan. Dengan memutuskan menikah pada dia nan tepat. Dan, lantas berdoa tanpa mengingat kisah Cinderella.



Cinta Abadi dan Rendah Hati

Inginkah Anda membangun cinta abadi ? Jawabannya, menikah terlebih dahulu. Setelah itu, bangunlah sikap dengan rendah hati. Artinya, Anda selalu berusaha menjadi orang nan pengertian dengan sesama pasangan dan pasangan Anda pun saling memahami. Jika demikian dilakukan, maka cinta akan abadi. Meskipun salah satunya sudah tiada, maka tidak ada niat buat ke lain hati. Apa pasalnya? Karena ia baka meyakini belum tentu pengganti nan baru sama atau lebih baik.

Makanya, rendah hati menjadi pilar primer bersama dengan doa. Doa saja tanpa ada sikap rendah hati, maka cukup sulit membangun cinta abadi. Lantas, apakah orang nan rendah hati tak boleh marah pada kekasihnya? Tentu saja tetap boleh marah, tapi dengan cara nan rendah hati. Mau tahu caranya, bukan?

Lakukanlah dengan cara nan sopan, bukan dengan cara marah nan bercampur dengan stress. Misalkan saja Anda seorang suami, lalu isteri Anda ingin dibelikan pakaian baru. Sementara ada hal nan di rumah Anda mesti diganti terlebih dahulu, misalnya mesti mengganti mesin pompa air nan rusak.

Untuk menyampaikan informasi mana nan lebih krusial lakukanlah dengan rendah hati. Misalkan saja, Anda bisa mengatakan, “Sayang, mesin pompa air di rumah kita ‘kan sedang rusak. Beli bajunya ditahan dulu ya? Uangnya digunakan dulu buat membeli pompa air” . Ketika Anda menasehatinya dengan santun, mudah-mudahan ia bakal bisa memahami. Jika pun ia marah, Anda cukup tenangkan diri. Lama kelamaan ia bakal berpikir ihwal mana nan lebih penting.

Demikian juga, ketika Anda seorang isteri. Saat suami tidak mampu memenuhi apa nan dijanjikannya, maka balaslah dengan jawaban nan rendah hati. Katakanlah kepada suami Anda, “Ya sudah, Mas. Tidak apa-apa jika belum terpenuhi sekarang. Mudah-mudahan dalam waku dekat diizinkan Tuhan dapat memberikan apa nan Mas janjikan.”

Hampir bisa dipastikan, suami nan mendengar jawaban seperti ini akan bahagia. Dan bahkan ia pun berusaha memenuhi apa nan diharapkan isterinya. Pasalnya, orang nan baik bakal mendapatkan kebaikan.



Cinta Abadi dan Keluarga Nabi Ibrahim

Barangkali, Anda menginginkan cerita sejarah nan menunjukkan cinta abadi ialah keluarga nabi Ibrahim as. Keluarga yan selalu taat kepada Allah Swt. Cinta dalam keluarga ini bersifat abadi. Lihat saja ketika Nabi Ibrahim as. meninggalkan isterinya di daerah nan tandus dan tak ada air, dengan penuh rasa cinta isterinya bertanya, “Apakah kami ditinggalkan disini atas perintah Allah Swt?” Hingga tiga bertanya, baru dijawab oleh Nabi Ibrahim as.

Sungguh luar biasa! Meski baru dijawab Nabi Ibrahim as. di pertanyaan nan ketiga, tidak sedikitpun Siti Hajar marah. Ia menerima ketika ini memang perintah dari Allah. Di sinilah cinta tersebut tampak. Cinta nan bukan berlandaskan nafsu, tapi cinta berlandaskan Tuhan.

Siti Hajar memang meyakini bahwa Allah Swt. akan melindungi dan memeliharanya. Namun dalam fenomena nan dijalaninya, cukup sulit. Tak semudah ucapan nan keluar dari lisan Siti Hajar. Ketika makananan nan dibawanya telah habis dan minumannya pun tidak bersisa, lalu sang anak menangis minta minum. Mau diberi air susu, tidak keluar sebab Siti Hajar sendiri tidak makan dan minum.

Ia pun tidak menyalahkan suaminya. Ia berusaha mencari air minum. Ia meski berbolak-balik 7 kali antara Shofa dan Marwa. Mencari pertolongan, mana tahu ada kabilah atau sekelompok orang nan dapat membantunya dengan memberikan air atau makanan. Namun semuanya nihil. Tak ada satupun nan lewat.

Apakah Siti Hajar mengeluh dan menyalahkan suaminya ketika itu? Jawabannya tidak. Ia memang hampir putus asa, namum ia tidak luput berdoa kepada Allah Swt. Dengan izin-Nya, dihentakan-hentakan kaki anaknya, Ismail keluar air zam-zam. Air nan kudus nan dimunculkan Allah Swt. Akhirnya, Siti Hajar dan Ibrahim dapat minum dan kembali hayati sehat.

Ketika Ibrahim kembali menemui Siti Hajar, tidak sedikitpun ada nada protes atau menyesal. Siti Hajar bersikap seolah-olah tidak ada kejadian susah nan dialaminya. Bahkan, ketika datang perintah Allah buat mengurbankan anaknya. Tak sedikitpun ada nada marah Siti Hajar. Padahal, Ismail ialah satu-satunya anak nan lahir dari rahimnnya. Ismail juga ialah anak nan berbakti kepadanya dan Nabi Ibrahim as.

Menjadi pertanyaan, apa nan menyebabkan begitu cintanya Siti Hajar kepada Ibrahim as? Tak sedikitpun ada nada marah. Protes kecil wajar muncul, tapi bukan sebagai bentuk kemarahan. Protes nan dilayangkan Siti Hajar hanyalah sebagai tanda tanyanya saja, apakah ini memang perintah Allah Swt atau bukan?

Nah, di sinilah landasan primer cinta sejati Siti Hajar. Yaitu, apakah di dalamnya ada perintah Tuhan atau tidak? Jika memang ada perintah dari Allah Swt., maka Siti Hajar tidak menentangnya. Ia memahami bahwa suaminya memang seorang Nabi Allah. Sehingga tidak ada haknya buat melarang apa nan diperintahkan Allah.

Inilah nan menjadi pelajaran bagi setiap keluarga. Seorang isteri mesti memahami apa nan dikerjakan suaminya. Jika pekerjaan kantor, hendaklah suaminya didukung buat bekerja lebih semangat dan serius. Ajak suaminya buat bekerja dengan penuh keikhlasan. Pasalnya, rezeki nan hadir melebihi apa nan diharapkan.

Contoh keluarga nan memiliki cinta abadi ialah keluarga Nabi Ibrahim as. Protes ada, tapi bukan menunjukkan kemarahan dan larangan. Protes hadir hanya buat menanyakan dan memastikan apa nan terjadi memang perintah dari Allah Swt. atau bukan. Ketika memang perintah Allah, maka Siti Hajar mendukungnya. Akankah kita dapat meniru keluarga Nabi Ibrahim as?