Style Remaja 90-an

Style Remaja 90-an

Remaja merupakan sosok nan tidak dapat lepas dari style . Corak gara dan aktualisasi diri mereka selalu menarik buat dibahas dari masa ke masa. Style remaja tahun 30-an tentu sangat berbeda dengan style remaja tahun 60-an, 70-an, 80-an, 90-an, atau era millenium seperti sekarang.

Kekhasan mereka tersebut ditandai dengan pakaian, dandanan, kesukaan terhadap musik tertentu, sampai dengan cara dan logat berbicara. Coba kalau kita cermati style remaja di beberapa tahun ini nan bercorak ALAY.

4ku 5an6at b3r53dich, niscaya perlu pemikiran lebih bukan buat membaca kata-kata nan ditulis berdampingan antara huruf dan angka tersebut. Itulah salah satu contoh nan dimaksud dengan style alay. Dan itulah style, nan takbisa dipisahkan dari sosok remaja generasi sekarang. Beberapa waktu ke depan, style ini niscaya akan kembali berubah.



Style Remaja dari Masa ke Masa

Kalau kita mencermati kembali, style remaja dari masa ke masa memang memiliki disparitas nan takbisa dipungkiri. Gaya dan penampilan mereka terasa lucu apabila diingat kembali setelah para remaja tersebut bertambah usia.

Namun, sayangnya ketika telah menjadi orangtua biasanya kita sering lupa. Lupa kalau remaja memang memiliki global dan stylenya sendiri sehingga merasa perlu buat melarang ini dan itu. Pantaslah kalau remaja seringkali menganggap orangtua begitu otoriter dan takmau mengerti diri mereka.

Sebenarnya ada hal-hal eksklusif nan mendasari style remaja di suatu masa tersebut, antara lain :

  1. Artis Idola. Tak dapat dipungkiri style remaja terbentuk menyamai seniman idola nan tengah naik daun di masanya. Ada beberapa seniman idola nan dapat memengaruhi style remaja di masanya. Sebut saja nama seperti Marylin Monroe, Elvis Presley, John Lenon dan The Beatles, Liz Taylor, Rhoma Irama, Tommy Page, New Kid On The Block, Debbie Gibson, Lidya Kandaw, Pharamita Rusady, Rano Karno, Donny Damara, Afgan, Krisdayanti, Birtney Spears, Agnes Monica, Avril Lavinge, BCL, Smash, dan sederet nama seniman idola lain dari masa ke masa. Kehadiran mereka semua membawa style tersendiri bagi penduduk global nan berusia "remaja".

  2. Adat dan Budaya Setempat. Style remaja juga dipengaruhi oleh adat dan budaya setempat. Masing-masing daerah atau bahkan negara memiliki adat istiadat dan budaya tertentu. Hal tersebut dikarenakan adanya kondisi alam negara tersebut, hasil bumi, agama, peninggalan masa lampau, dan cerita turun temurun. Inilah nan membedakan style remaja barat dengan timur misalnya. Misalnya saja style remaja Indonesia dengan remaja Jerman tentunya tetap ada disparitas nan menyolok. Dari segi bahasa saja style remaja di beberapa negara sudah berbeda, belum lagi beberapa segi lainnya seperti cara berpakaian, berekspresi, kesukaan terhadap musik, gaya hidup, makanan, dan pergaulan. Semua beraneka ragam, dan inilah nan membuat global menjadi penuh warna.

  3. Penemuan Baru. Style remaja, mau takmau juga dipengaruhi oleh adanya inovasi baru terhadap barang-barang tertentu. Katakanlah sebelum abad ke 20, inovasi barang elektronik belum banyak terjadi maka style remaja pun takterlihat nyata. Hal tersebut dikarenakan kurangnya informasi dari daerah satu ke daerah lainnya. Belum adanya radio, televisi, apalagi internet membuat style remaja sebelum abad ke 20 hanya dapat dikira-kira melalui beberapa peninggalan lukisan naturalis.

  4. Peristiwa Penting. Di samping disparitas style nan terjadi dampak adanya inovasi baru, adat istiadat, dan seniman idola maka ada pula hal lain nan memengaruhi style remaja yaitu peristiwa penting. Peristiwa krusial tersebut ada nan merupakan kejadian alam dan ada pula nan merupakan kejadian protesis manusia sendiri. Lihat saja bagaimana style remaja Indonesia berubah menjadi sangat heroik di tahun 30 - 50an. Mereka begitu gagah berani membela bangsa dan negara buat meraih kemerdekaan. Akan terasa berbeda ketika kita lihat style remaja akhir tahun 90-an nan berdemo buat memperbaiki keadaan pemerintahan di waktu reformasi tersebut. Peristiwa krusial lain nan datang dari alam yaitu semacam bala alam dan perubahan iklim. Bala alam banjir dan tanah longsor nan banyak terjadi di seantero Indonesia dan beberapa negara di global lainnya membuat style remaja berkembang menjadi pecinta lingkungan. Jargon dan konduite cinta lingkungan diperlihatkan oleh mereka dengan penyaluran tenaga pada forum lingkungan seperti green peace. Remaja juga mulai aktif mengikuti kampanye penanaman pohon dan pembersihan sampah dalam rangka menanggapi issue pemanasan global.


Style Remaja 90-an

Dari pembahasan beberapa hal nan memengaruhi style remaja di atas, maka kita dapat mengingat kembali bagaimana salah satu style remaja di tahun eksklusif benar-benar mewabah. Misalnya saja style remaja tahun 90-an nan sekarang para pelakunya sudah menjadi bapak-bapak dan ibu-ibu.

Style remaja di era 90-an terinspirasi dari beberapa hal nan terjadi di sekitar tahun tersebut. Artis-artis idola semacam Tommy Page, NKOTB, Debbie Gibson, White Lion, atau genre rock seperti Gun N Roses dan Nirvana memiliki pengikut tersendiri dalam hal berpakaian dan berpenampilan.

Pada era 90-an tersebut baju remaja cenderung lebih tertutup daripada era millenium ini. Remaja putri masih memikirkan buat memakai celana panjang atau rok bermodel A seperti Debbie Gibson dan Putri Diana. Sedangkan remaja pria banyak meniru gaya busana celana jeans dan kaos ketat ala personel NKOTB, atau mungkin sedikit aksesoris ikat kepala dan gelang ala bintang musik cadas.

Untuk style rambut remaja putri banyak meniru tatanan rambut di roll ke dalam ala Putri Diana atau Debbie Gibson. Sedangkan rambut panjang ala Meriam Bellina, Paramitha Rusady, atau Selly Marcelina juga merupakan pilihan bagus bagi mereka. Terlihat anggun, lembut, dan sangat Indonesia.

Saat era 90-an itu belum banyak remaja putri Indonesia nan memakai jilbab. Jilbab belum menjadi style. Mereka memakai jilbab atau kerudung apabila pergi pengajian atau berziarah saja. Anggaran departemen pendidikan waktu itu juga kurang memungkinkan pemakaian jilbab pada remaja. Karena, sebelum tahun 1993-an anak sekolah negeri tak diperkenankan buat memakai jilbab.

Baru setelah tahun tersebut mulai diperbolehkan pemakaian seragam sekolah sepanjang tumit, pakaian berlengan panjang, dan memakai epilog kepala atau jilbab. Berbeda dengan remaja putri, remaja pria nan mengikuti trend memilih style rambut poni lempar semacam Tommy Page. Tatanan rambut berponi dan dilempar ke samping ini sanggup membuat histeris para remaja putri nan meihat sosok cakep yang kalem tersebut.

Tetapi ada juga remaja pria nan ingin terlihat macho dan metal dengan memanjangkan rambutnya ala personel musik rock. Memanjangkan rambut dan memakai ikat di kepala menjadi style tersendiri bagi mereka. apalagi nan memiliki rambut berombak, maka sulit sekali buat meniru style polem atau poni lempar ala Tommy Page nan berambut lurus.

Pada era 90-an tersebut belum ada cathok, rebonding, atau ion buat meluruskan rambut keriting. Soal style berpakaian remaja pria di era 90-an banyak meniru baju seniman idola mereka. Celana jeans seakan takpernah lepas dari tubuh mereka, ditambah dengan kaos oblong nan menjadi style gaul waktu itu. Pemakaian pernak-pernik semacam kacamata hitam, gelang parasit, kalung rantai, dan giwang kecil juga dipilih oleh beberapa remaja pria sebagai style khas mereka.

Meskipun ayah dan ibu meneriaki dan menganggap style tersebut tidak sopan dan tak sinkron dengan budaya timur, toh mereka tetap bergeming. Anehnya, para remaja nan kini menjadi bapak-bapak ini seringkali melarang anak-anaknya buat mengikuti style nan sedang menjadi tren saat ini.

Dalam hal berbicara, remaja era 90-an lebih banyak memakai bahasa daerah setempat, bahasa Indonesia, atau bahasa asing nan dianggap paling gaul. Style bahasa gaul ala Indonesia era 90-an ditandai dengan pemakaian kata-kata berikut ini:

  1. Keren, buat menyebutkan bahwa seseorang tersebut tampan atau cantik.
  2. Mejeng, buat menyebutkan kegiatan tebar pesona di loka generik semacam di Mall atau loka rekreasi lainnya.
  3. Loe dan Gue, artinya kamu dan aku. Merupakan bahasa Jakarta nan dipakai sebagai style bahasa anak muda seluruh Indonesia.
  4. Koit, buat menyebutkan keadaan sakit atau terlalu lelah sehingga tidak dapat bangun dari loka tidur.
  5. Beken, buat menyebutkan bahwa seseorang tersebut terkenal dan dipuja oleh banyak orang.
  6. Cintrong, buat menyebutkan kata cinta kepada versus jenis.

Style penggunaan istilah-istilah dalam berbahasa nan berlaku pada remaja 90-an tersebut hingga kini beberapa masih sering diucapkan. Sebut saja keren, loe, gue. Istilah gaul tersebut sudah mendarah daging dan menjadi bagian dari pergaulan remaja kini.