Taman Wisata Gunung Merapi

Taman Wisata Gunung Merapi

Letusan Gunung Merapi sebenarnya merupakan hal biasa dan malah menjadikan kawasan di sekitarnya sebagai obyek wisata alam. Wisata gunung merapi ialah penjelajahan alam atau tracking dengan pemandangan gunung merapi dan kepulan asapnya. Apalagi disekitarnya terdapat taman wisata Kaliurang dengan berbagai daya tariknya.

Namun, letusan Gunung Merapi nan baru saja terjadi pada tanggal 26 Oktober 2010 nan lalu, tampaknya akan mengubah sebagian paras wisata alam di kawasan itu.



Letusan Gunung Mengancam Wisata Alam

Muntahan lava pijar dengan awan panas wedhus gembelnya telah merusak berbagai bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan sebagian lokasi nan sebelumnya sering digunakan berkemah maupun penjelajahan alam. Mungkin dibutuhkan waktu beberapa bulan buat membangkitkan kembali wisata Gunung Merapi nan mengasyikkan.

Letusan gunung nan berapi bisa terjadi setiap saat. Gunung ini termasuk golongan gunung nan mengeluarkan lava dengan cara erupsi sentral, di mana lava akan keluar melalui terusan kepunden atau diatrema .

Hasil dari erupsi inilah nan menyebabkan terbentuknya gunung strato atau disebut juga gunung barah berlapis, di mana erupsi nan terjadi tergolong ke dalam jenis erupsi campuran.

Aliran lava nan kental ketika akan keluar segera menjadi padat dan akhirnya tak bisa mengalir cukup jauh dan tertahan di daerah sekitar puncak. Tumpukan lava ini membuat gunung strato semakin lama semakin tinggi dan meruncing.

Pada saat meletus, gas nan terbentuk dalam magma gunung berapi ini akan mendorong lava dan material lainnya menyembur ke udara. Materi ini akan terpecah menjadi partikel-partikel dan gumpalan-gumpalan nan berpijar nan bisa menghanguskan.

Oleh sebab itu, hal ini patut diwaspadai, terutama oleh penduduk sekitar nan tinggal di lereng-lereng gunung berapi nan merupakan daerah rawan bencana. Berikut ini ciri-ciri gunung meletus.

  1. Sering terjadi gempa vulkanik, mulai dari gempa nan berskala kecil sampai skala besar. Semakin sering gempa vulkanik terjadi, maka semakin dekat dengan waktu eksplosif (meletus).
  1. Sering timbul suara gemuruh nan dirasakan oleh masyarakat nan tinggal di dekat kepunden. Ini ialah dampak dari bergolaknya magma nan mencari jalan buat keluar.
  1. Keluar awan panas nan bentuknya mengepul dan bergulung-gulung atau dikenal masyarakat dengan sebutan Wedhus Gembel . Hal ini menyebabkan tumbuhan nan terkena awan panas menjadi kering bahkan terbakar.
  1. Adanya kenaikan suhu nan meningkat di sekitar lereng gunung. Ini disebabkan oleh munculnya awan panas nan menyebabkan hewan-hewan liar turun ke bawah, begitu pun burung-burung bermigrasi ke loka nan aman.
  1. Timbul bau belerang nan sangat menyengat. Bau ini akan menyebar sinkron dengan arah tiupan angin nan berhembus.
  1. Beberapa mata air di bagian lereng atas mulai mengering atau debit airnya berkurang dari biasanya.
  1. Di atas puncak gunung berapi sering terjadi kilatan-kilatan kembang api. Kilatan ini akan sangat jelas terlihat terutama pada malam hari.
  1. Terjadi genre lava nan berpijar. Genre lava ini juga terlihat jelas jika pada malam hari, melalui alur-alur tertentu. Lava pinjar ini sangat latif jika dilihat dari kejauhan, namun sangat berbahaya sebab dapat membakar apa saja nan diterjangnya.

Jika tanda-tanda akan meletusnya gunung berapi tersebut sudah terlihat atau kita rasakan, maka lebih baik segera menghindar dan melakukan pengungsian dini. Sebelum semuanya terlambat.



Gunung Merapi

Gunung Merapi Yogyakarta secara administratif terletak di dua provinsi sekaligus, yakni Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Estetika Merapi nan juga dapat dilihat dari Candi Borobudur membuat gunung ini tidak pernah sepi pengunjung. Ditambah kawasan hutan di sekitar pucak gunung dijadikan sebagai Taman Nasional Merapi sejak 2004.

Sejak 1953 ditemukan bahwa ciri letusan Merapi bertipikal lava nan mendesak ke puncak disertai dengan runtuhnya kubah lava secara simultan dan pembentukan awan panas atau dalam bahasa daerah setempat disebut wedhus gembel nan biasanya bergerak secara vetikal.

Letusan Merapi tidak akan mengeluarkan suara keras, tapi cenderung hanya mengeluarkan desisan. Kubah puncaknya nan meletus kemarin merupakan hasil pembentukan sejak tahun 1969.

Kerja sama penelitian nan dilakukan Pusat Vulkanologi Indonesia (PVMBG) dengan Pusat Penelitian Kebumian nan bermarkas di Postdam, Jerman, menyinyalir adanya ruang sangat besar (ruang raksasa) nan bisa menampung jutaan material berbagai unsur nan dapat menghambat getaran gempa bumi, nan mereka perkirakan dengan magma.

Tepat pada 15 Mei 2006 Merapi meletus dengan lumayan dahsyat. Ratdomo Purbo, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) menjelaskan bahwa per 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah memenuhi seluruh kapasitas kubah.

Di awal Juni terjadi hujan abu vulkanik diserta dengan luncuran awan panas nan menuju ke Magelang dan Muntilan nan berjarak sekitar 14 km dari puncak Merapi.

Di tahun 2010, erupsi pertama dari gunung Merapi Yogyarakrta terjadi pada pukul 17.02 sore. Ketika tiga kali letusan terjadi dan seperti biasa disertai dengan penyemburan abu vulkanik dan material lain dari dalam kaldera Merapi.

Leleran lava tersebut begerak dengan derasnya menuju Kaliadem, Desa Kepuharjo, Sleman. Sejak 26 Oktober tersebut awan panas mulai keluar secra masif dan tak teratur.

Kini, memang letusan Merapi Yogyakarta sudah mulai mereda. Namun, bahaya bukan berarti sudah tidak mengancam warga di sekitar lereng Merapi. Hujan besar akan menimbulkan banjir lava nan mengendap di lereng-lereng Merapi dan oleh karenanya warga harus waspada.

Bencana letusan gunung Merapi nan terjadi di tanah air ternyata tidak hanya menimbulkan gelombang pengungsi, namun juga gelombang relawan. Mereka ialah orang-orang nan “melawan arus”. Di saat orang lain lari mencari selamat, dengan gagah berani mereka justru berkeliaran di kawasan rawan bencana.

Secara umum, ada dua bahaya nan ditimbulkan dalam bala letusan gunung nan berapi. Bahaya primer (primer) mencakup awan panas, lahar, abu vulkanik, dan muntahan material letusan.

Sedangkan bahaya sekunder ialah bahaya nan sifatnya tidak langsung. Contohnya kerusakan rumah dan sawah, krisis pangan, serta berbagai penyakit nan melanda para pengungsi.

Bahaya utama inilah nan mengancam keselamatan para relawan. Di kawasan rawan bala Merapi 2010, misalnya. Otoritas setempat menetapkan jeda kondusif pada radius hingga 20 km.



Taman Wisata Gunung Merapi

Taman wisata Kaliurang terletak di sebelah Selatan dan berjarak sekitar 9 kilometer dari Puncak Merapi. Di lokasi ini banyak terdapat villa dan pemondokan buat para wisatawan nan berkunjung.

Selain itu, di sekitar areal parkir kendaraan wisata juga terdapat kolam renang Tlogo Putri. Kalau Anda ingin merasakan dinginnya air puncak Kaliurang, bisa berenang di kolam ini.

Selain itu, taman wisata Kaliurang juga terdapat areal bermain anak-anak nan menyenangkan. Berbagai patung binatang dan ayunan ada di sana, wisatawan umumnya membawa keluarga buat duduk-duduk dan bersantai di taman bermain ini.

Agak naik sedikit di areal taman wisata ini juga terdapat gardu pandang buat melihat puncak Gunung Merapi dengan lebih jelas. Apalagi disini ada orang nan menyewakan teropong, sehingga Anda pun bisa menikmati wisata Gunung Merapi nan latif dan dengan kepulan asapnya nan begitu jelas. Tak jauh dari loka ini, terdapat goa Jepang nan cukup menyeramkan.

Apabila Anda ingin melihat rimbunnya pepohonan lereng Merapi, Anda bisa masuk ke kawasan hutan wisata. Penjelajahan nan cukup jauh masuk ke dalam hutan Merapi, Anda bisa menyaksikan adanya air terjun nan jernih dan dingin. Ada monyet-monyet nan bersahabat dan sejumlah burung langka nan unik.

Bagi Anda nan ingin melakukan pendakian (tracking) maupun penjelajahan alam wisata Merapi, bisa dilakukan melalui dua jalur. Masing-masing ialah dari jalur selatan nan dimulai dari Desa Kinahrejo. Pada malam hari, desa ini bahkan sering terasa lebih hayati sebab banyaknya pendaki nan beristirahat atau tengah mempersiapkan diri buat mendaki.

Sedangkan jalur lainnya dapat melalui lereng sebelah Barat di mana pendaki akan berjumpa dengan pos pengamatan Babadan. Dari pos ini, Anda bahkan bisa melihat puncak Merapi dengan jelas. Bila Merapi sedang 'pilek', maka Anda bisa menyaksikan lelehan lavanya menyala.

Sedangkan jalur lain nan kerap digunakan buat wisata ialah jalur utara, yaitu dari dusun Plalangan Selo, nan masuk wilayah Jawa Tengah. Namun, jalur pendakian nan lebih landai memang menjadi pilihan buat wisata Gunung Merapi. Jalur manapun nan digunakan, tetap dapat menikmati latif dan sejuknya pendakian di lereng gunung nan dikenal sebagai gunung teraktif di global ini.