Parenting Dalam Belajar

Parenting Dalam Belajar

Menumbuhkan semangat belajar pada anak, perlu dilakukan orang tua sejak dini. Termasuk sejak dini menanamkan nilai-nilai lain dalam belajar. Bahwa belajar tak hanya mengejar nilai-nilai akademis semata. Terlebih, ketika bicara tentang kebijakan global pendidikan kita mengenai Ujian Nasional (UN), menuntut peran serta orang tua secara aktif dalam penanaman tentang nilai-nilai belajar.



Menumbuhkan Semangat Belajar

Akhir-akhir ini, global pendidikan kita diramaikan dengan pemberitaan tentang hasil ujian akhir siswa. Dari taraf pendidikan dasar sampai strata pendidikan menengah atas. Para siswa bergembira ria ketika mereka dinyatakan lulus Ujian Nasional (UN). Sebaliknya, bagi nan tak lulus pastinya merasa kecewa dan sedih.

Dan, nan semakin membuat sedih berbagai kalangan, terutama para orang tua siswa , kabarnya angka ketidaklulusan di berbagai sekolah semakin tinggi. Tingginya angka siswa nan tak lulus, dapat jadi sebab adanya penurunan mental belajar para siswa. Semangat belajar siswa kini semakin menurun.

Sudah generik diketahui, banyak para siswa didik, rajin belajarnya hanya menjelang ujian saja atau hanya pas ada ulangan-ulangan di kelas. Sedangkan di luar itu, dapat jadi mereka lebih asyik dengan berbagai kegiatan sinkron hobinya masing-masing. Seolah-olah belajar di sekolah hanya mencari nilai akademis saja.

Maka, tak mengherankan jika global pendidikan kita, termasuk nan ketinggalan dengan negara-negara lain. Kalau pun ada siswa nan berprestasi di taraf dunia, mungkin itu hanya sebagian kecil saja. Di sinilah pentingnya peran orang tua, kini dituntut buat terlibat aktif dalam menumbuhkan semangat belajar anaknya.

Bagi sebagian orang tua, dapat jadi akan kebingungan ketika melihat anak-anaknya tak mau belajar . Mereka mungkin lebih suka bermain-main di luar, nongkrong atau berkumpul dengan teman-temannya, menghabiskan waktu bermain game, play station (PS), atau nan lainnya. Orang tua pun semakin stress ketika anak-anaknya mulai terlibat dengan berbagai kenakalan.

Pada saat nan sama, para orang tua menginginkan agar anak-anaknya dapat berdikari dalam belajar dan mempunyai prestasi akademis nan baik. Oleh sebab itu, para orang tua diharapkan dapat ikut terlibat secara penuh agar anak-anaknya dapat mendapatkan prestasi belajar sinkron nan diinginkan.

Keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak, perlu dipupuk sejak dini, semenjak anak masih kecil. Orang tua perlu memahami, bahwa dalam hal merawat anak, tak cukup hanya sekedar memberinya makanan dan asupan gizi nan baik. Tapi, orang tua juga perlu banyak belajar hal-hal lainnya.

Dunia parenting , merupakan salah satu topik bahasan nan cukup berkembang dewasa ini. Para orang tua nan menginginkan anaknya berprestasi dalam belajar, perlu belajar lebih jauh tentang ilmu parenting . Dengan kemajuan teknologi nan semakin pesat, maka tak terlalu sulit buat mendapatkan berbagai sumber informasi tentang parenting .



Parenting Dalam Belajar

Sekarang ini para pakar ilmu pendidikan dan ahli parenting telah banyak mengemukakan berbagai temuan-temuan mereka, sehingga sekarang banyak bermunculan istilah-istilah asing dalam proses belajar. Misalnya, quantum learning , quantum teaching , accelerated learning , kecerdasan majemuk, dan sebagainya.

Termasuk istilah parenting sendiri berasal dari istilah asing dan cakupan bahasan tentang parenting anak sebenarnya sangat luas. Salah satu bahasan dalam parenting anak ialah bagaimana menumbuhkan semangat belajar kepada anak.

Untuk menumbuhkan semangat anak-anak dalam belajar, orang tua perlu melakukan beberapa hal nan perlu ditanamkan kepada anak. Hal-hal nan ditanamkan semenjak dini akan berpengaruh hingga si anak beranjak dewasa.

Orang tua perlu menanamkan dan melakukan beberapa hal kepada anak-anaknya. Hal-hal nan perlu dilakukan, antara lain sebagai berikut.



1. Penanaman tentang nilai ketuhanan dalam belajar.

Hendaklah orang tua menanamkan pengertian kepada anak-anak bahwa tujuan belajar si anak di sekolah atau forum pendidikan lain, semata-mata mengharapkan rahmat dari Tuhannya.

Tentu saja dalam penyampaiannya dengan menggunakan bahasa anak-anak. Bahasa anak seperti mendongeng, dapat jadi sangat efektif buat menanamkan nilai ini. Dapat menggunakan buku-buku cerita atau orang tua mendongeng sendiri dengan bahasanya.

Dengan menanamkan nilai-nilai ketuhanan sejak dini, maka si anak diharapkan dapat memiliki motivasi belajar nan jauh lebih dalam maknanya. Dengan tertanamnya nilai ini pada diri anak, maka si anak dalam belajarnya tak mudah merasa terbebani oleh tuntutan-tuntutan akademis.

Dengan merasa tak terbebani, maka diharapkan aktivitas belajar akan dilakukan sebagai sebuah kebutuhan. Kebutuhan buat masa depan si anak kelak. Jadi, tak lagi hanya mengejar tujuan jangka pendek, seperti kelulusan misalnya.



2. Penanaman tentang tujuan belajar.

Setelah menanamkan tentang nilai ketuhanan, orang tua juga perlu menanamkan kepada anak tentang tujuan belajar. Cita-cita anak merupakan tolok ukur nan paling mudah buat mendeteksi motivasi atau tujuan belajar si anak.

Pahamilah cita-cita anak itu apa. Jika ternyata cita-cita itu perlu diluruskan atau kurang sinkron dengan keyakinan dan keinginan orang tua, maka sedini mungkin harus diluruskan. Pahamkan pula kepada anak tentang cita-citanya tersebut.

Pelurusan perlu dilakukan agar di kemudian hari, tak ada kontradiksi antara keinginan anak dengan asa orang tua. Jadi, sebisa mungkin sejak awal, ketika anak masih kecil, orang tua sudah mempunyai planning atau planning buat masa depan anaknya.

Apabila orang tua merasa cita-cita anak sudah sinkron harapan, maka orang tua perlu menumbuhkan cita-cita tersebut. Apabila cita-cita sudah tertanam dalam diri si anak, maka gunakanlah sebagai penyemangat buat tetap belajar.

Tanamkan pada diri anak, bahwa buat menggapai sebuah cita-cita, perlu terus menerus belajar dengan rajin. Tanamkan juga bahwa sebuah cita-cita tak mungkin dapat tergapai bila tanpa mau belajar dengan rajin.

Dalam perkembangannya, memang cita-cita anak dapat berubah-ubah sinkron perkembangan psikologis si anak. Di sinilah peran orang tua buat selalu menumbuhkan semangat belajar . Jangan terlalu terpaku pada wujud cita-cita si anak. Yang terpenting dilakukan oleh orang tua ialah buat tetap memacu semangat belajarnya.



3. Penanaman tentang pentingnya keteladanan.

Pepatah mengatakan, "Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya". Ini sebagai citra sederhana bahwa faktor keteladanan orang tua sangat penting. Orang tua perlu memberikan contoh secara konkret kepada anak tentang semangat belajar.

Sudah generik diketahui, bahwa konduite anak sangat dipengaruhi faktor keluarga, terutama orang tua. Karena anak-anak akan lebih mudah meniru konduite orang-orang di sekitarnya. Jangan sampai orang tua memberi contoh nan tak sejalan dengan semangat belajar si anak.

Misalnya, ketika orang tua menyuruh anaknya buat belajar, tapi di saat nan sama, orang tua asyik sendiri dengan menonton televisi atau si anak di suruh mengerjakan tugas sekolah sendiri, sementara orang tua lebih memilih tidur sendiri di kamarnya.

Faktor keteladanan merupakan faktor nan paling penting, di antara faktor-faktor nan lain. Keteladanan perlu menjadi perhatian lebih bagi orang tua. Berilah keteladanan, seperti getol membaca dan belajar.

Dengan memberikan keteladanan secara nyata, maka aktivitas belajar akan dapat menjadi sebuah gaya hayati . Belajar menjadi kebutuhan sehari-hari dan tak membosankan.

Menciptakan gaya hayati nan cinta belajar, salah satu nan dapat dilakukan ialah menciptakan lingkungan belajar nan nyaman dalam rumah. Sediakan ruang spesifik buat bermain sekaligus belajar bagi anak. Penuhi ruangan dengan bahan-bahan bacaan nan disukai anak-anak atau media lain nan menunjang kegiatan belajar, seperti komputer.

Itulah beberapa hal nan perlu diperhatikan oleh orang tua dalam menumbuhkembangkan semangat belajar si anak. Hal-hal nan dilakukan tersebut ialah salah satu penerapan dalam ilmu parenting anak.

Demikian sedikit informasi tentang parenting , terutama parenting anak tentang bagaimana menumbuhkan semangat belajar anak. Semoga informasi nan sedikit ini dapat bermanfaat.