Ikhlas dan Berpikir Positif

Ikhlas dan Berpikir Positif

Kehebatan sedekah banyak dijadikan topik perbincangan di kalangan masyarakat akhir-akhir ini. meski sedekah menjadi sebuah ajaran agama sejak lama, namun pembahasan secara intens belum banyak dilakukan.

Barulah ketika ada salah satu ustadz muda nan getol mengangkat tema sedekah dalam kotbahnya, konsep sedekah menjadi sebuah hal nan menarik buat dibincangkan.

Jika diperintahkan oleh Tuhan, tentu ada misteri kehebatan sedekah nan akan menjadi buah dari perbuatan baik tersebut jika kita mau melakukannya. Karena tidaklah mungkin Tuhan memerintahkan manusia buat melakukan sebuah perbuatan jika itu tak baik bagi manusia itu sendiri. Hanya kadang manusialah nan belum mampu memahami makna di balik perintah Tuhan, khususnya nan terkait dengan konsep sedekah.

Meski sudah dijanjikan akan kehebatan sedekah , masih banyak manusia nan merasa berat buat melakukan sedekah. Salah satu alasannya ialah rasa cinta nan hiperbola pada harta nan dimilikinya.

Selain pada masih besarnya keraguan akan janji Tuhan, nan menjadikan sebagian orang berpikir bahwa dengan bersedekah hanya akan mengurangi harta dan kekayaan nan dimilikinya.



Kehebatan Sedekah

Namun bagi mereka nan mempercayai janji Tuhan, kehebatan sedekah bukanlah sebuah imbasan jempol. Demikian banyak makna nan dapat dirasakan oleh manusia saat melakukan sedekah kepada sesamanya. Beberapa kehebatan sedekah di antaranya adalah:

  1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan dan mengurangi kecintaan nan hiperbola pada harta. Dengan bersedekah, akan mengingatkan kita bahwa harta nan ada pada diri kita hanyalah sebuah titipan dari Tuhan. Sehingga kita tak perlu terlalu mencintai harta tersebut, sebab harta itu tak akan kita bawa saat mati.
  1. Menumbuhkan rasa solidaritas dan setia mitra kepada sesama manusia. Karena dengan bersedekah, sama artinya kita turut merasakan kesulitan nan dialami oleh orang lain.
  1. Melakukan distribusi kekayaan. Dengan demikian harta dan kekayaan nan ada di bumi ini tak terpusat pada satu kelompok eksklusif saja, namun dapat lebih merata pada pihak lainnya.
  1. Menabung dengan laba 700 kali dari nan kita keluarkan. Ini merupakan janji Tuhan, akan melipatgandakan setiap kebaikan nan dilakukan manusia sebesar 700 kali. Tidak ada satu transaksi dengan manusia nan dapat menghasilkan laba sebesar 700 kali lipat, kecuali bisnis dengan Tuhan saja.


Kehebatan Sedekah dalam Bisnis

Setiap usaha atau bisnis niscaya bersinggungan uang. Hampir semua pebisnis akan mengukur kesuksesannya berdasarkan jumlah digit angka nan didapat. Semakin banyak jumlah digit, semakin sukseslah bisnis itu. Namun, ada hal nan kadang terlupakan, yaitu sedekah atau berbagi harta dengan sesama nan membutuhkan.

Pengusaha mana pun niscaya menghindari kerugian. Tidak ada orang nan berusaha buat rugi. Oleh karena itu, penggunaan berbagai fasilitas kantor pun kadang diminimalisasi supaya hemat. Ya. Ekonomis dan pelit bedanya amat tipis.

Apapun alasannya, intinya perusahaan tak ingin mengeluarkan dana terlalu besar sebab akan mengurangi pemasukan. Jika memenuhi kebutuhan pokok saja sulit, apalagi bersedekah. Memberikan harta secara cuma-cuma. Cuma-cuma? Benarkah bersedekah ialah pekerjaan cuma-cuma? Tidak.

Sedekah ialah satu langkah pengorbanan buat mendapatkan 10 langkah keuntungan. Orang nan bersedekah akan dibalas 10 kali lipat dari apa nan ia sedekahkan.

Jadi, bisnis Anda nan tengah maju akan semakin maju jika dibarengi dengan sedekah. Ingat, sedekah tak akan pernah mengurangi harta nan Anda miliki. Bersedekah ialah cara buat mendapatkan kekayaan nan lebih banyak. Allah Maha Kaya dan harta nan Anda sedekahkan tak ada apa-apanya bagi Dia.

Sekalipun perusahaan Anda mengalami kerugian sebab terlampau sering bersedekah, percayalah hal itu hanya sementara. Selanjutnya, Allah akan memberikan balasan lebih baik dibanding nan Anda miliki sebelumnya. Jangan pernah berburuk sangka kepada Allah Swt atas kerugian nan menimpa Anda.



Ikhlas dan Berpikir Positif

Ketika harta berkurang sebab terlampau banyak disedekahkan, Anda niscaya akan berkata bahwa sedekah hanya menimbulkan kerugian. Tidak ada keajaiban di balik sedekah. Tunggu! Jangan terlampau berprasangka jelek akan ketetapan Allah. Lihat kembali diri Anda. Motif apa nan mendasari Anda melakukan sedekah?

Jika Anda bersedekah hanya buat mencari laba dan keberkahan sebesar-besarnya, itu salah besar. Pantas saja sedekah Anda hanya berujung kerugian. Masalahnya apa? Ikhlas. Ya. Barangkali, Anda kurang ikhlas saat bersedekah. Anda terlampau berpikir buat mendapatkan harta lebih banyak dari apa nan disedekahkan.

Selain harus ikhlas, Anda harus senantiasa berpikir positif pada Allah. Ingat, Allah tak akan pernah galat dan ingkar dari apa nan telah dijanjikan. Oleh karena itu, tetaplah berpikir positif bahwa suatu saat Allah akan memberikan balasan nan lebih baik bagi Anda. Seperti nan telah dikemukakan, sedekah memiliki banyak keajaiban, di antaranya sebagai berikut.

  1. Mendatangkan ampunan Allah.
  1. Menghapus dosa.
  1. Menutup kesalahan dan keburukan.
  1. Mendatangkan rida Allah.
  1. Mendatangkan afeksi dan donasi Allah.


Bersedekah Merupakan Kebiasaan Menuju Kekayaan

Sedekah atau derma pun pula mengundang hikmah nan tak akan ada habisnya di ceritakan. Sebagaimana kisah dalam buku, 10 Kebiasaan nan Menciptakan Kekayaan , hikmah dari sedekah muncul, sebab seseorang menolak buat menjadi fakir. Boleh lah orang dijadikan Tuhan, di gilirkan Tuhan buat menjadi miskin. Tapi tak buat menjadi fakir.

“Dikisahkan kembali seorang saudagar nan kebingungan menempatkan dua kantung dagangannya di atas keledai. Karena dagangannya hanya pas buat satu kantung saja. Pada akhirnya saudagar itu, mengisi pasir pada satu kantung residu agar dapat diangkut keledai dengan seimbang. Di tengah jalan sang saudagar itu berjumpa dengan seorang pengemis. Pengemis itu tertawa menghardik...

"Kau bodoh sekali." Ucapnya.

"Loh mengapa?" tanya Saudagar.

"Mengapa kau tak bagi dua isi kantung itu, dan buang pasirnya." Ucap si pengemis jitu.

"Ah ya kau benar. Tapi siapakah kamu?"

"Saya seorang pengemis, tanpa beban, dan hayati dengan nyaman dengan apa nan aku ketahui dan aku inginkan."

Dan jawaban barusan membuat si saudagar merasa miris.

"Kalau begitu aku tak perlu mendengar ucapanmu. Karena apa-apa nan kau ketahui itu ternyata hanya bermanfaat buat dirimu sendiri." Ucap saudagar ketus.

"Ketahuilah. Saya saudagar memang bodoh, tapi setidaknya aku tak hayati buat diri aku sendiri. Bila pengetahuan dan kebaikan itu hanya buat kepuasan pribadi, maka pengetahuan itu dan kebaikan itu ialah kefakiran, kekosongan, dan aku benci menjadi sosok nan tak punya apa-apa." Tambah si sauagar.

Di akhir cerita. Pasir nan saudagar itu angkut sampai ke loka tujuan, ternyata bermanfaat bagi seseorang nan membutuhkannya buat membangun rumah.

Di global ini memang ada nan miskin dan papa, namun di global ini tidak perlu ada pengemis dan mereka nan fakir. Kemiskinan ialah faktor alami ketika seseorang memiliki kekurangan dari kebanyakan orang. Pemerintah menyembutnya di bawah baku hidup.

Food Argicultural Organization menyebutnya sebagai income perkapita (pendapatan) nan rendah. Tapi Tuhan tak pernah menyebutnya sebagai apa-apa. Karena nan Tuhan musuhi bukanlah orang miskin, melainkan orang nan fakir. Sebagaimana nan hendak dijelaskan di sini. Kefakiran ialah musuh bersama baik semua orang.

Yang kaya dapat merasa miskin, nan miskin dapat merasa kaya, keduanya merupakan bumbu hayati nan menyatukan manusia dalam kebersamaan dan toleransi satu sama lain. Namun kefakiran menjerumuskan interaksi itu menjadi interaksi nan tak sehat.

Ketika orang kaya merasa fakir. Dia akan menjadi serakah dan tak menyisakan bagian bagi banyak orang. Mahatma Gandhi pernah berucap.

“Semua nan ada di global ini, mampu memberi makan nan lebih bagi semua orang. Namun keserakahan dari orang kaya nan fakir penyebab semua malapetaka dunia.” Hikmah nan benar-benar terjadi. Tidakkah Anda ketahui, bahwa semua perang modern selama ini nan Anda saksikan di TV hanya sekedar memastikan satu negara memiliki gaya hayati hiperbola dan boros di bandingkan negara lainnya.

Sebagai contohnya. Negara demokrasi modern menginginkan pendapatan sama rata nan dianggap sebagai obat dari kemiskinan. Padahal nan dimaksud kemiskinan oleh mereka ialah asumsi nan salah. Pemerataan, bukanlah obat dan solusi, dan istilah miskin sama sekali relatif.

Orang senang dengan usahanya, hayati dengan caranya di desa, tak memiliki televisi dan radio, tapi berbahagia sebab dapat makan dua kali sehari dengan lauk pauk nan sehat, ialah contoh kekayaan nan baik, dan kemiskinan nan sehat. Di kota, orang tingga di rumah tiga taraf namun terisi oleh keluarganya, makan cukup, dan senantiasa berderma, ialah contoh kekayaan nan sehat, dan kemiskinan nan baik.”

Di dalam buku itu juga di jelaskan hal jernih mengenai kekayaan tanpa batas, tentu saja di perbolehkan namun namun jika tak di dasarkan atas keserakahan. Dalam kisah mengenai keserakahan is good , sebagaimana film Wallstreet , jelas betul bahwa keserakahan akan membawa malapetaka. Karena membuat orang lain menjadi tak berdaya karenanya.

“Ada suatu zaman, di mana Muhammad SAW pernah mengisyaratkan bahwa ada negara nan ditinggalkan dengan lemah. Anak mudanya tak pernah dibiasakan buat beramal, wanita pesolek menjadi pemimpin, harta ditumpuk-tumpuk di gudang, aparat negara lupa hak dan kewajiban, nan bodoh dipertahankan walau nan bodoh itu menghibur hati, pada akhirnya negara nan dinamakan Persia itu benar-benar runtuh sebagaimana nan diisyaratkan.

Bangsanya menjadi budak bagi bangsa lain, wanitanya dilecehkan. Harta kekayaannya diangkut ke luar negara lain. Bangsa itu bangkrut, sebab jiwanya begitu fakir.”

Sebagaimana nan di kutip di dalam buku itu. Berderma, bersedekah akan menghasilkan kehebatan dan keajaiban nan mempertahankan negara Anda tak meluncur dalam kekacauan. Bersedekahlah, selamatkan diri Anda dan lingkungan Anda.