Penanganan

Penanganan



Akibat Tsunami

Banyak orang mempertanyakan apa itu tsunami dan bagaimana tsunami bisa terjadi sedemikian rupa sehingga mampu menghancurkan tatanan kehidupan nan ada. Pada saat tsunami datang, maka dalam sekejap seluruh nan ada di permukaan bumi bisa terbawa begitu saja. Dan, semua tatanan nan sudah diusahakan sekian tahun hancur begitu saja. Tsunami bagai pembasmi peradaban. Kota nan telah hayati pun akhirnya harus kembali merangkak membangun dari awal. Lihatlah apa nan terjadi di Aceh. Pada tahun 2004 akhir, ibu kota provinsi ini harus menghadapi tantangan hayati nan tak ringan.

Ribuan bahkan ratusan ribu nyawa hilang dalam hitungan menit. Setelah gempa nan sangat kuat, bumi Aceh dihantam oleh gelombang tsunami nan bertubi-tubi setinggi pohon kelapa. Bagai tidak diberi ampun, kota dengan julukan serambi Mekkah ini tidak berdaya. Belum sempat bangkit, air bah menggulung semua nan masih berada di jalan air. Gerakan nan lambat tidak akan dapat menyelamatkan diri dan barang. Orang-orang hanya dapat tercenung melihat kerusakan nan begitu masif. Mata tidak dapat lagi meneteskan air mata. Semua bagai hilang. Jiwa melayang. Raga gontai menghadapi kehidupan baru nan tak tahu akan seperti apa.

Dalam kepanikan dan ketakberdayaan itu hanya bersandar kepada Allah Swt. Hayati bukan buat diratapi. Mal dan keluarga nan hilang tidak mampu lagi diharapkan kembali utuh. Masa depan harus dihadapi dengan ketabahan nan tiada tara. Bila tidak sanggup berkelana dalam satu mimpi ke mimpi nan lain, mungkin telah begitu banyak orang nan gila dan hilang ingatan pada saat itu. Untungnya keimanan nan kokoh itu membuat jiwa tidak lagi terlalu berduka. Pernikahan dan kelahiran bayi silih berganti membuat kebahagiaan kembali tercipta.

Mimpi jelek tsunami tidak akan mampu dihilangkan begitu saja. Bekas itu tidak akan dapat hilang. Hikmah nan didapatkan dari peristiwa tsunami Aceh memang sangat besar. Kebangkitan orang Aceh patut diacungi jempol. Perdamaian nan agak lama hilang dampak konfrontasi nan tiada kunjung usai, akhirnya tercapai kesepakatan. Kini Aceh telah normal kembali dengan segala kehidupan nan tidak menampakan bekas kedukaan. Pemerintah telah mengambil tindakan dari apa nan terjadi di Aceh. Berbagai undang-undang nan berkenaan dengan bala alam dikeluarkan.

Sekarang orang Indonesia semakin siap dengan kedatangan tsunami. Ketika tak lama setelah tsunami Aceh, Indonesia kembali diterjang tsunami di Pangandaran, orang-orang nan ada di sana tak terlalu panik. Mereka tahu apa nan harus dilakukan ketika terjadi gempa nan berkekuatan melebihi 5 SR. Siaran radio, teks berjalan di televisi semuanya memberitakan keadaan mutakhir setelah terjadi gempa. Ketika Yogyakarta mengalami gempa dahsyat, sebagian masyarakatnya sempat panik dan berlari ke arah Magelang. Namun, akhirnya dengan pengetahuan nan memadai, isu itu dapat ditepis dan keadaan tenang kembali.

Jepang nan terkena tsunami pada tahun 2011 juga mengalami hal nan sama. Pada saat gempa besar datang, orang Jepang sadar kalau akan ada tsunami. Mereka bersiap menaiki gedung tinggi. Walaupun begitu masih juga Jepang kehilangan sekira 10 ribu nyawa. Jepang dengan kekuatan penanggulangan tsunami nan sudah cukup baik masih kehilangan penduduk sebanyak 10 ribuan jiwa, bagaimana dengan negara lain nan masih berkembang? Padang nan sempat terkena gempa besar, terus bersiap dengan segala sesuatu nan mungkin terjadi.

Pada saat gempa dan tsunami di Pulau Mentawai, pemerintah Indonesia bagai tidak berdaya. Selama lebih dari 24 jam, masyarakat Mentawai berjuang sendiri tanpa bantuan. Sulitnya medan menuju ke Pulau Mentawai nan cukup terpencil ini, membuat bencana donasi itu sulit dikirimkan. Bangsa ini memang harus lebih keras lagi bekerja agar mampu melindungi rakyatnya dengan lebih baik.



Arti Tsunami

Memang, tsunami ialah gejala dan kejadian alam nan tak bisa kita ingkari keberadaannya dan tak bisa kita hindari. Dan, pertanyaan apa itu tsunami sejatinya sudah sama-sama kita pahami artinya. Dengan memperhatikan dampak dari kejadian tersebut, maka kita tahu betapa dahsyatnya tsunami menghancurkan kehidupan ini. Ini ialah bala alam nan terjadi sebagai peristiwa alam.

Kehadiran nan tak terkirakan membuat orang kaget. Dari dampak nan ditinggalkan oleh tsunami, maka kita bisa mengatakan bahwa tsunami itu kejadian alam nan sangat hebat. Seperti kita ketahui dari pengalaman nan terjadi, tsunami mampu membawa kapal nan besar dari lautan dan mendamparkannya di permukaan bumi, di tengah kota. Kapal dengan bobot sekian ton tersebut, ternyata mampu dibawa oleh gelombang air dampak tsunami ke tengah kota.

Kita tak bisa membayangkan, betapa kejadian bala tsunami tersebut sukses memporakporandakan tatanan kehidupan dalam waktu sekejap saja. Orang orang tak mampu lagi menyelamatkan diri. Langkah mereka tak mampu melawan konvoi nan dimiliki oleh gelombang tsunami. Apalagi dengan kehadiran mereka nan sama sekali tak terkirakan. Sebagaimana nan telah terjadi, tanda tanda nan diberikan sama sekali tak berfungsi karena pada saat tanda tanda diberikan, gelombang tsunami sudah datang ke kita.

Oleh sebab itulah, maka sangatlah tak bijaksana jika kita menyalahkan pemerintah sebagai pihak nan tak menangani masalah bala sebaik baiknya. Pemerintah sudah sedemikian rupa mengelola sistem pengamanan bencana, baik sebelum ataupun sesudah bala tsunami. Tetapi, pengamanan sebelum bala memang sedemikian rupa sehingga tak berkutik.

Seperti nan terjadi pada saat tsunami di Mentawai, pada awalnya telah diisyaratkan adanya bencana, tetapi kondisi berbalik sehingga peringatan dini dihentikan. Ternyata, keadaan berubah secara cepat. Kondisi nan sudah dinyatakan aman, ternyata dalam waktu sekejap justru bala datang begitu saja. Dan, kondisi inilah nan menyebabkan pemerintah dan warga sama sekali tak bisa berbuat apapun.



Penanganan

Penanganan pasca bala harus lebih baik. Dampak dari sebuah bala pastilah sangat parah, apalagi buat bala sebesar tsunami ini. Oleh sebab itu, hal terpenting ialah bagaimana kita bisa mengelola penanganan pasca bala sebaik-baiknya. Jika tidak, maka kondisi akan menjadi sebuah rangkaian peristiwa sebagaimana sebuah peristiwa nuklir, reaksi inti.

Untuk penanganan pasca bala ini, setidaknya kita perlu menangani 2 (dua) hal, yaitu:


* Korban bencana
Karena kita tak mampu menangani kondisi sebelum bencana, maka nan selanjutnya perlu kita perhatikan ialah penanganan korban pasca bencana. Seperti kita ketahui, pasca bala sungguh sangat memprihatinkan. Kondisi korban bencana, khususnya tsunami sangatlah perlu perhatian ekstra sehingga penanganannya juga perlu ekstra.

Untuk korban bala ini, kita bedakan atas korban hayati maupun korban meninggal. Kedua korban ini seharusnya mendapatkan penanganan nan proporsional sehingga tak menimbulkan masalah baru. Untuk korban meninggal, seharusnya segera kita makamkan agar tak menimbulkan penyakit di sekitarnya. Sementara buat buat korban hayati juga harus ditangani secara baik. Untuk mereka ini, maka kita bisa memberikan penanganan dengan penyediaan pangan, pakaian, dan papan nan sinkron dengan kebutuhan mereka.

* Wahana kehidupan
Akibat lain nan seringkali mengalami kerusakan dampak bencana, dalam hal ini tsunami ialah wahana kehidupan. Wahana infrastruktur, pendukung kehidupan seringkali hancur setiap kali terjadi bala alam. Akibatnya, masyarakat mengalami kesulitan, misalnya hancurnya rumah hunian sehingga mereka tak ada loka tinggal lagi.

Dalam kondisi inilah, kita seharusnya segera membangun wahana kehidupan secepatnya sehingga mereka tak terlantar. Dengan mengelola penanganan korban nan kehilangan loka tinggal dan sebagainya, maka kita telah mencoba buat menangani masalah nan paling urgen bagi kehidupan kita.

Oleh sebab itulah, maka perlu mengelola kondisi pasca bala sebaik baiknya agar pertanyaan apa itu tsunami dan bagaimana penanganannya bisa diselesaikan. Dan, masyarakat benar-benar mendapatkan pelayanan terbaik dari pihak nan berwenang menangani masalah bencana, khususnya tentang apa itu tsunami.