Cabang-cabang Psikologi

Cabang-cabang Psikologi

Ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan, demikian halnya dengan cabang-cabang psikologi . Selama ini, ilmu psikologi nan kita ketahui hanyalah sebatas ilmu nan mempelajari tentang kejiwaan, karakter, dan perilaku. Namun apakah memang sebatas itu nan ada dalam ilmu psikologi?

Ilmu psikologi memiliki cabang tersendiri. Sama halnya dengan ilmu nan lainnya. Mengetahui cabang-cabang psikologi ini dapat membantu kita buat lebih memahami ilmu psikologi secara komprehensif, tak setengah-setengah. Akan sangat berbahaya jika kita hanya mengetahui ilmu pengetahuan tak menyeluruh.

Kali ini, kita akan melihat apa saja cabang-cabang psikologi supaya tak galat memahaminya. Terutama bagi mereka nan tak memiliki latar belakang psikologi, pemahamannya terhadap bidang kajian psikologi sangatlah minim. Oleh sebab itu, tak ada salahnya jika kita menambah khasanah pengetahuan dalam ilmu psikologi.



Cabang-cabang Psikologi

Dalam ilmu psikologi, banyak cabang ilmu nan dipelajari. Cabang-cabang psikologi ini berangkat dari kerangka berpikir serta perkembangannya dalam hubungan sosial masyarakat. Manusia itu unik. Sehingga buat mempelajarinya pun banyak pendekatan nan digunakan, apalagi dari sudut pandang psikologi. Berikut ini akan kita bahas apa saja cabang-cabang psikologi dalam ilmu psikologi.



1. Psikologi Sosial

Dalam upaya buat lebih memahami psikologi sosial secara komprehensif, maka perlu dikemukakan beberapa pengertian psikologi sosial . Psikologi sosial ialah cabang psikologi nan berupaya buat memahami dan menjelaskan cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku individu nan dipengaruhi oleh kehadiran orang lain. Kehadiran orang lain itu bisa dirasakan secara langsung, diimajinasikan, ataupun diimplikasikan.

Selain itu, psikologi sosial sebagai cabang ilmu psikologi ialah cabang ilmu nan mempelajari secara menyeluruh tentang hakikat dan sebab-sebab konduite individu dalam lingkungan sosial. Dalam wacana nan lebih umum, psikologi sosial merupakan sebuah studi ilmiah tentang cara-cara berperilaku individu nan dipengaruhi sekaligus memengaruhi konduite orang lain dalam konteks sosial.

Dalam hal ini, perhatian para pakar psikologi sosial terutama diarahkan pada dinamika psikologis, terkait dengan cara-cara individu berhubungan dengan kekuatan-kekuatan sosial di sekitar dirinya. Cara berhubungan itu meliputi hubungan saling pengaruh di antara mereka dalam berpikir, berperasaan, dan berperilaku.

Psikologi sosial sebagai salah satu cabang ilmu psikologi nan paling krusial memiliki beberapa tujuan keilmuan. Beberapa tujuan keilmuan dari psikologi sosial itu ialah buat memahami, menjelaskan, meramalkan, memodifikasi, dan memecahkan masalah terkait dengan cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku individu nan dipengaruhi oleh kehadiran orang lain.

Secara khusus, gejala-gejala psikologi sosial sebagai objek nan dipelajari dalam psikologi sosial antara lain ialah persepsi sosial, konduite mencintai, konduite individu dalam setting organisasi , persuasi, interaksi sikap dan konduite komunikasi, interaksi interpersonal, dan konduite membantu orang lain.



2. Psikologi Abnormal

Jika dalam psikologi sosial mempelajari bagaimana cara berpikir, berperasaan, serta berperilaku manusia dengan lingkungan sosialnya, nah kalau psikologi abnormal ini mempelajari individu nan memiliki kelainan jiwa. Pernahkah Anda melihat ada orang nan terbelakang mental? Atau pernahkah Anda melihat banyak orang nan menjadi gila dampak depresi atau stres berkepanjangan? Nah, itu merupakan beberapa kategori abnormal.

Psikologi abnormal disebut juga dengan psikopatologi. Apa psikologi abnormal itu? Psikologi abnormal ialah cabang ilmu psikologi nan mempelajari semua bentuk gangguan mental dan abnormal nan dialami oleh individu. Selain itu, psikologi abnormal juga dapat didefinisikan sebagai bidang ilmu psikologi nan berkaitan dengan kelainan kepribadian seseorang nan terdiri atas proses serta isi kejiwaannya.

Memahami psikologi abnormal ini dapat dilakukan dengan mengetahui ilmu-ilmu nan berhubungan atau berkaitan dengannya. Mau tau apa saja ilmu-ilmu nan berkaitan dengan psikologi abnormal ini? Anda dapat melihatnya sebagai berikut.

a. Psikiatri

Psikiatri berbeda dengan psikiater . Psikiater ialah orang nan memiliki pemahaman nan baik mengenai kejiwaan seseorang, sedangkan psikiatri itu ialah ilmunya. Jadi, psikiatri itu merupakan ilmu kejiwaan nan merupakan cabang dari ilmu kedokteran. Psikiatri ini mempelajari semua hal nan berkenaan dengan gangguan jiwa berupa pengenalan, pengobatan, rehabilitasi, serta pencegahan kelainan jiwa.

b. Neurologi

Adakalanya, kelainan jiwa bukan disebabkan oleh faktor lingkungan, keluarga , pekerjaan, serta taraf depresi, namun dapat disebabkan sebab adanya gangguan nan menyerang saraf. Nah, kelainan jiwa nan disebabkan oleh gangguan saraf ini disebut dengan neurologi. Sistem saraf nan terganggu dapat menyebabkan terganggunya sistem kerja dalam tubuh nan berakibat perubahan perilaku.

c. Psikoanalisis

Jika neurologi kelainan jiwa nan disebabkan oleh gangguang sistem saraf , nah psikoanalisis ini merupakan kelainan jiwa nan disebabkan sebab kepribadian, faktor organis, serta psikologis individu.

Psikoanalisis ini berfungsi sebagai genre psikologi, sekaligus sebagai teknik terapi. Jika sebagai genre psikologi, psikoanalisis ini membahas dan mempelajari kepribadian manusia berserta dinamikanya. Sebagai teknik terapi , psikoanalisis dapat mencari penyebab seseorang memiliki kelainan jiwa dengan cara mengungkapkan sumber permasalahan nan berasal dari faktor psikologis seseorang.



3. Psikologi Industri

Psikologi industri ialah cabang psikologi nan masih nisbi baru. Psikologi industri ini hadir buat mempelajari organisasi dan perusahaan melalui struktur perusahaan nan ideal dalam mengatur interaksi antarindividu di dalamnya.

Cabang psikologi industri ini dapat menyediakan struktur organisasi lewat evaluasi konduite karyawan atau pekerja dengan tujuan buat kebaikan perusahaan atau organisasi. Psikologi industri ini seringkali juga disebut dengan organisasi psikologi. Disebut demikian sebab fokus utamanya ada dalam unit analisis individu nan bekerja buat berbagai organisasi.

Pada prinsipnya, psikologi industri atau organisasi psikologi ini mempelajari konduite pekerja atau karyawan dalam lingkungan organisasi atau perusahaannya. Meskipun cabang psikologi ini baru saja dimulai pada tahun 1920-an, disiplin ilmu ini sangat berkembang pesat. Bahkan mampu merevolusi loka kerja perusahaan belakangan ini. Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan loka kerja kita merupakan sebuah sistem sosial. Selain itu, pemahaman terhadap cabang ilmu psikologi ini sangat krusial buat memahami kompleksitas global kerja.

Sudah sejak lama para pakar psikologi mempelajari bagaimana individu berinteraksi dengan sesamanya dan berinteraksi dengan lingkungannya satu sama lain. Tentu saja ada banyak pendekatan nan dapat digunakan buat mempelajari hubungan individu dengan lingkungannya ini. Tetapi dalam lingkungan kerja , cabang psikologi industri ini nan paling tepat buat memahaminya lebih jauh lagi.

Psikologi industri ini selain fokus pada hubungan individu dalam lingkungan kerja, sudah implikasinya jika dapat memahami hubungan nan baik akan meningkatkan kepuasan dan produktivitas kerja dalam perusahaan. Peningkatan produktivitas dalam perusahaan akan menentukan keberhasilan perusahaan tersebut.

Apa nan menjadi acuan dari cabang psikologi industri ini? Psikologi industri ini acuannya ialah proses konduite dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Misalnya, bagaimana kiatnya melakukan penilaian interaksi seseorang dengan bidang pekerjaannya, kemudian bagaimana membuat analisis cara seseorang atau pekerja itu bekerja, menggunakan keterampilannya, melaksanakan tugas dengan baik, atau menjalankan kewajiban dengan maksimal dalam pekerjaan mereka masing-masing.



4. Psikologi Hukum

Melihat dari cabangnya nan berkaitan dengan hukum, dapat kita asumsikan jika psikologi hukum ini mempelajari bagaimana interaksi antara individu dengan hukum. Untuk lebih jelasnya lagi, ranah atau ruang lingkup dari psikologi hukum ini terdiri dari sisi psikologi buat mebentuk kebiasaan atau kaidah hukum, patuh dan taat dengan kaidah hukum, konduite menyimpang nan berkaitan dengan hukum, serta psikologi dalam ranah hukum pidana beserta supervisi konduite individu.

Berdasarkan ruang lingkupnya, dapat kita tarik benang merah apa nan menjadi fokus dari psikologi hukum ini, di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Psikologi hukum mengacu pada bagaimana kondisi seseorang nan berhubungan dengan hukum seperti ketika menjadi saksi ahli, saksi mata, serta kondisi mental nan menjadi tersangka.
  1. Mengkaji konduite individu nan terlibat dalam hukum seperti konduite pengacara, penuntut umum, bahkan hakim .
  1. Mengacu pada masing-masing individu mana nan mematuhi hukum dan mana nan tidak.

Demikianlah cabang-cabang psikologi nan dapat kita manfaatkan buat menambah pengetahuan mengenai ilmu psikologi. Semoga tak ada lagi kekeliruan dalam memahami berbagai cabang psikologi. Semoga bermanfaat!