Kisah Perahu Nabi Nuh

Kisah Perahu Nabi Nuh

Kisah nabi nuh merupakan kisah nan sudah sangat dikenal diberbagai penjuru dunia. Kisahnya diceritakan baik oleh umat Islam maupun umat kristen. Keduanya menceritakan betapa besarnya air bah nan terjadi di jamannya. Namun pernahkah kita tahu biografi Nabi Nuh ?

Kisah tentang perahu beliau nan luar biasa hingga mampu menyelematkan pengikutnya nan taat dan sebagian besar binatang memang mampu membuat kita takjud. Apalagi digambarkan betapa besarnya banjir nan terjadi kala itu, hingga gunung saja tenggelam oleh air. Sungguh sebuah peristiwa yangluar biasa di sepanjang abad.

Kita tahu sendiri bahwa di dalam kondisi banjir itu ada putra dari Nabi Nuh nan ikut menjadi keganasan dari banjir nan melanda di waktu itu. Meninggalnya anak dari Nabi Nuh nan ikut menjadi korban keganasan dari banjir waktu itu bukanlah salah dari Nabi Nuh melainkan atas keinginan sendiri dari anak beliau nan tak mau menerima ajakan buat naik kapal. Bukit nan tinggi lebih dipilihnya buat menyelematkan diri daripada sebuah perahu nan dapat mengapung dan penuh dengan perbekalan.



Arti Kata Nuh

Dalam pandangan Suyuti mengatakan bahwa nama dari Nuh bukanlah sebuah nama nan berasal dari bahasa Arab . Nama Nuh merupakan sebuah nama nan berasal dari bahasa Syiria nan memiliki arti “bersyukur” atau dengan kata lain “selalu berterima kasih”.

Sedangkan Hakim mengatakan bahwa diberi nama Nuh sebab terlalu seringnya beliau menangis. Nama orisinil dari Nabi Nuh ialah Adbul Dhafar nan berarti “hamba dari Yang Maha Pengampun”. Jika dilihat dari kisah nan ada di Taurat maka nama orisinil dari Nuh ialah Nahm dan nama ini selanjutnya menjadi nama sebuah kota.

Nabi Nuh merupakan Nabi nan ke tiga setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Beliau ialah keturunan dari Nabi Adam nan ke 9. Nabi Nuh memiliki usia nan cukup panjang yakn isekitar 950 tahun dan selama itu dia ditemani oleh istrinya nan bernama Warfilah. Menurut sumber nan lainnya, nama dari istri Nabi Nuh adlaah Namaha binti Tzila dan memiliki empat orang putra yakni Kan’an, Yafith, Syam, dan Ham.

Nabi Nuh merupakan seorang rasul dan nabi. Rasul ialah seorang Nabi nan menyebarkan ajaran agama kepada umatnya sedangkan nabi tak memiliki keawjiban tersebut. Jadi Nabi Nuh ialah Rasul Allah nan pertama sedangkan Nabi sebelumnya bukanlah Rasul sebab Nabis sebelumnya tak menyampaikan selebaran atau ajaran sehingga tak memiliki umat.
Jika Nabi Muhammad waktu itu turun di Mekkah dan ajaran nan dibawanya yakni Islam ialah buat seluruh alam maka Nabi Nuh di utus hanya buat satu kaum saja. Dan kaum nan mendapatkan dakwah dari Nabi Nuh ialah kaum Bani Rasid.
Nabi Nuh dilahirkan sekitar 126 tahun setelah nabi adam meninggal. Beliau baru mendapatkan perintah buat menyebarkan ajaran agama kepada kaumnya menjelang di usia nan ke 480 tahun. Proses dakwah nan dilakukan oleh Nabi Nuh terbilang tak cukup mudah dan ini ialah cobaan bagi setiap Nabi nan menyerukan jalan kebenaran kepada meraka nan sesat.
Selama lebih dari 5 abad lamanya atau 500 tahun Nabi Nuh menyeru kepada ummatnya buat senantiasa menyembah kepada Allah. Hingga akhirnya banjir nan begitu besarpun tiba ketika beliau menginjak di umur nan ke 600 tahun. Setelah banjir berlalu maka hiduplah Nabi Nuh selama 350 tahun sehingga jika ditotal maka umur dari Nabi Nuh semasa hayati ialah 950 tahun.



Kisah Perahu Nabi Nuh

Kisah ini ialah kisah nan begitu fenomenal dan akan selalu dikenal seopanjang masa. Meskipun sudah ratusan bahkan ribuan tahun nan lalu terjadi tetapi kisahnya sampai sekarang masih tetap dapat didengar di telinga kita.

Kisah ini menyadarkan kita bahwa betapa kecil kita selaku manusia ini di mata Allah SWT. Jika Allah memiliki kehendak buat menghancurkan suatu kaum nan selalu berbuat dhalim dan ingkar maka hal itu ialah sangat mudah. Seperti nan terjadi di kaum Nabi Nuh nan hanya dengan sapuan air saja semuanya telah lenyap tidak bersisa kecuali mereka nan memiliki iman di dalam hatinya.

Dikisahkan bahwa selama puluhan tahun nabi Nuh melakukan dakwah kepada ummatnya tetapi tak ada nan mau mendengarkan ajakan beliau tersebut. Semua orang nan ada di kaumnya masih saja menyembah berhala nan sesungguhnya tak akan membawa kegunaan sekalipun. Dalam rintangan dakwah itu tak selamanya mulus. Sering kali Nabi Nuh dan pengikutnya mendapatkan siksaan dan hinaan. Karena kesal dengan ulah dari kaumnya nan tak dapat sadar dan kembali buat menyembah kepada Allah maka berdoalah Nabi Nuh.

Dalam doanya, beliau meminta agar Allah menurunkan sebuah azab nan cukup perih buat kaumnya tersebut. Mendengar doa dari Nabi Nuh tersebut maka Allah pun mengabulkan doa nan dipanjatkannya tersebut.

Diperintahkan nabi Nuh oleh Allah SWT buat membuat sebuah perahu nan cukup besar. Perahu itu akan beliau gunakan buat menyelematkan beberapa kaumnya nan sudah beriman agar selamat dari bala nan akan Allah datangnya buat mereka nan ingkar terhadap janji Allah. Mulailah Nabi Nuh dan para pengikutnya buat mengumpulkan paku dan menebang sebuah pohon nan cukup besar. Pohon nan ditebangnya tersebut ialah pohon nan telah ditanam sendiri oleh Nabi Nuh. Pengerjaan pembuatan kapalpun dimulai oleh Nabi Nuh bersama dengan para pengikutnya nan sudah beriman.

Atas ijin dari Allah SWT maka dibimbinglah Nabi Nuh buat dapat membuat sebuah kapal nan sangat besar dan hebat sepanjang masa tersebut. Kapal atau perahu nan dibuat Nabi Nuh merupakan sebuah kapal nan cukup kuat buat menahan agresi ombak, topan, dan bajir nan akan datang melanda kaum Nabi Nuh.

Bahtera nan diciptakan oleh Nabi Nuh dan para pengikutnya diakuit sebagai kapal pertama nan mampu dibuat oleh manusia dan merupakan alat transportasi pengangkut bahari nan pertama di dunia. Perahu nan dibuat oleh Nabi Nuh dan pengikutnya berada jauh dari bahari sehingga tak heran jika banyak sekali orang nan berasal dari kaumnya meledek dan menghina apa nan telah dilakukan oleh Nabi Nuh tersebut.

Perbuatan nan dilakukan oleh Nabi Nuh dianggap sebagai perbuatan nan sia-sia sebab di sekitar loka pembuatan perahu tersebut tidaklah ada air. Apalagi buat membawa perahu nan sedemikian besar itu ke air sangatlah tak mungkin sebab terlalu besarnya sehingga tak memungkinkan bagi orang buat dapat memindahkannya.
Namun atas kehendak dari Allah SWT maka semua itu dapat terjadi. Perahu nan awalnya tak berada di air maka dapat mengapung dan berlayar di air ketika adzab Allah itu datang.

Diciptakannya air nan meluap-luap dan membanjiri seluruh wilayah nan ada bahkan gunungpun sebagai loka pelarian manusia nan kufur tersebut ikut tenggelam. Dalam peristiwa itu tak luput pula anak dari Nabi Nuh yakni Kan’an turut tenggelam sebab tiada iman di dalam hatinya.