Wilayah Rawan Tanah Longsor di Indonesia

Wilayah Rawan Tanah Longsor di Indonesia

Indonesia rawan terhadap gempa bumi, letusan gunung barah dan tanah longsor . Jenis tanah nan banyak ditemui di Indonesia ialah hasil letusan gunung api. Tanah ini bersifat fertile dengan komposisi sebagian besar lempung dan sedikit pasir.

Tanah pelapukan nan ada di atas batuan rapat air pada pegunungan atau perbukitan dengan kemiringan sedang sampai terjal, berpotensi menimbulkan kelongsoran pada musim hujan. Jika di perbukitan atau pegunungan tak ada tanaman keras berakar, kawasan itu rawan bala kelongsoran.



Definisi Tanah Longsor

Tanah longsor terjadi dampak perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran kedua material tersebut nan bergerak ke bawah atau keluar lereng. Terjadinya kelongsoran diawali oleh air nan meresap ke dalam tanah menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai ke tanah rapat air, tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.



Jenis Tanah Longsor

Ada enam jenis tanah longsor, yaitu longsoran translasi, longsoran rotasi, konvoi blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan genre bahan rombakan. Di Indonesia, jenis longsoran nan paling sering terjadi ialah translasi dan rotasi. Sementara itu, jenis tanah longsoran nan paling banyak memakan korban jiwa ialah genre bahan rombakan.



1. Longsoran Translasi

Longsoran ini terjadi sebab bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.



2. Longsoran Rotasi

Longsoran ini muncul dampak bergerkanya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.



3. Konvoi Blok

Pergerakan blok terjadi sebab perpindahan batuan nan bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran jenis ini disebut juga longsoran translasi blok batu.



4. Runtuhan Batu

Runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya, longsoran ini terjadi pada lereng nan terjal sampai menggantung, terutama di daerah pantai. Runtuhan batu-batu besar bisa menyebabkan kerusakan parah.



5. Rayapan Tanah

Longsor jenis ini bergerak lambat serta jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Longsoran ini hampir tak bisa dikenali. Setelah beberapa lama terjadi longsoran jenis rayapan, posisi tiang-tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring ke bawah.



6. Genre Bahan Rombakan

Longsoran ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air dan terjadi di sepanjang lembah nan mencapai ratusan meter jauhnya. Kecepatannya bergantung pada kemiringan lereng, volume air, tekanan air, dan jenis materialnya.

Faktor penyebab tanah longsor adalah:

  1. hujan;
  2. lereng terjal;
  3. tanah nan kurang padat dan tebal;
  4. batuan nan kurang kuat;
  5. jenis tata lahan;
  6. getaran nan diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan;
  7. menyusutnya permukaan air danau atau bendungan;
  8. adanya beban tambahan;
  9. pengikisan atau erosi;
  10. adanya material timbunan pada tebing;
  11. bekas longsoran lama;
  12. adanya bidang diskontinuitas (bidang tak sinambung);
  13. penggundulan hutan; dan
  14. daerah pembuangan sampah.


Wilayah Rawan Tanah Longsor di Indonesia

Di Indonesia, terdapat ratusan lokasi rawan longsor dengan kerugian setiap tahunnya mencapai miliaran rupiah. Berikut daerah-daerah nan berpotensi rawan longsoran.

  1. Jawa Tengah (327 lokasi)
  2. Jawa Barat (276 lokasi)
  3. Sumatera Barat (100 lokasi)
  4. Sumatera Utara (53 lokasi)
  5. Yogyakarta (30 lokasi)
  6. Kalimantan Barat (23 lokasi)

Pencegahannya ialah sebagai berikut.

  1. Tidak membuka huma persawahan dan membuat kolam di lereng bagian atas dekat pemukiman.

  2. Membuat terasering.

  3. Secepat mungkin menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tak masuk ke dalam tanah melalui retakan tersebut.

  4. Tidak menggali tanah di bawah lereng terjal.

  5. Tidak menebang pohon di lereng.

  6. Tidak membangun rumah di bawah tebing dan di tepi sungai nan rawan erosi.


Longsor Salju

Longsoran salju merupakan peristiwa longsornya salju ke bawah pegunungan. Longsoran salju nan terjadi di pegunungan ini ialah salah satu bahasa paling besar di pegunungan terkait dengan kehidupan dan properti. Ada banyak faktor nan menyebabkan longsoran ini, salah satunya ialah berat salju nan terlalu besar.

Longsoran salju biasanya terjadi di wilayah pegunungan dan dipicu oleh aktivitas manusia atau terjadi secara alami. Longsoran ini dapat bercampur dengan air, udara, dan longsoran sangat besar berkemampuan membawa batu, es, pohon, dan bahan lainnya nan ada di lereng gunung.

Material longsoran salju ialah salju nan mengalir. Hal ini berbeda dengan longsoran batu, longsoran tanah, jatuhan batu, dan runtuhan serac. Di wilayah pegunungan, longsoran ialah sebuah bahaya nan paling besar terhadap mal dan nyawa manusia. Longsoran salju dianggap sangat berbahaya sebab luncuran massa besar salju nan cepat dan jeda nan luas bisa merusak semua nan dilewatinya.

Longsoran itu dikelompokkan berdasarkan ciri morfologi serta berdasarkan potensi merusak atau massa dari salju nan meluncur ke bawah. Sejumlah ciri morfologi nan dipakai buat mengelompokkannya, yakni sifat kegagalan, jenis longsoran salju nan terlibat, arah, sudut kemiringan, prosedur propagasi dari kegagalan, permukaan lereng, pemicu longsoran salju, dan ketinggian.

Sementara itu, massa, ukuran, dan potensi merusak dari sebuah longsoran dinilai pada skala logaritmik. Biasanya, evaluasi ini terdiri atas empat sampai tujuh kategori dan ketepatan definisi dari semua kategori itu bergantung pada sistem pengamatan ataupun ramalan wilayah.



Berita Longsor di Bangladesh

Peristiwa longsoran di Bangladesh nan terjadi pada Juni 2012 mengakibatkan sekitar 50 orang meninggal dunia. Bala ini terjadi setelah hujan deras turun selama lebih dari satu hari. Selain menimbulkan korban jiwa, bala ini juga menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi dan puluhan orang dinayatakan hilang.

Untuk mencari, menemukan, dan mengevakuasi korban nan mungkin masih dalam keadaan selamat, aparat kepolisian dikerahkan. Akan tetapi, hal ini terganjal oleh cuaca nan buruk.

Pihak terkait mengatakan bahwa masih ada sekitar 150 ribu orang nan terjebak banjir. Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah Bangladesh Tenggara dilanda hujan deras paling besar dan salah satu wilayah nan paling parah dampak bala ini ialah di wilayah Co'x Bazar.

Sementara itu di sebelah kawasan Co'x Bazar, yaitu di Bandaran, sejumlah korban tewas sukses ditemukan di balik timbunan tanah. Sebagian korban meninggal ini diperkiraan sedang tertidur saat lumpur datang dan mengubur rumah-rumah mereka. Bahkan, ada seorang korban selamat nan kehilangan 12 anggota keluarganya.

Pihak terkait di Bangladesh memprediksi bahwa mungkin hujan deras masih akan turun sampai beberapa hari ke depan. Banjir pun masih tetap mengganangi beberapa wilayah di Bangladesh, termasuk kota pelabuhan Chittagong nan termasuk kota kedua terbesar di Bangladesh. Banjir di kota ini mengakibatkan Bandara Chittagong ditutup sementara. Selain itu, jalur kereta barah nan menghubungkan Chittagong dengan sejumlah kota lain pun terhambat sebab jambatan runtuh.

Dalam beberapa tahun terakhir, kota ini sering dilanda longsoran dan banjir nan penyebab utamanya ialah sebab pesatnya pembangunan. Pada Juni 2007, bala nan sama di Bangladesh memakan korban jiwa sekitar 130 orang. Sementara itu, pada 2010, di Co'x Bazar, bala ini menewaskan 53 orang.

Bencana ini juga terjadi di wilayah bukit dan hutan di selatan Bangladesh. Di wilayah ini dihuni warga nan tak memiliki rumah dan wilayah ini tergolong pemukiman miskin. Walaupun telah diberi peringatan oleh pemerintah, sejumlah warga tetap tinggal di wilayah berbahaya itu. Sebelumnya pun, para relawan telah mengingatkan warga tentang ancaman longsoran.

Akibat bala ini, sedikitnya puluhan orang meninggal dunia., sementara sebagian lagi dinyatakan hilang. Sampai saat ini, proses pencarian terus berjalan sebab diperkirakan masih ada korban longsor nan belum ditemukan.