Dampak Penambangan Minyak Bumi

Dampak Penambangan Minyak Bumi

Tahukah Anda asal usul minyak bumi? Minyak bumi merupakan sumber daya alam nan ada di bumi, termasuk di negara kita. Indonesia merupakan negara nan memiliki sumber daya alam nan melimpah. Sumber daya alam ialah segala kekayaan alam nan dimanfaatkan oleh manusia buat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan ketersediaannya, sumber daya alam dibedakan menjadi dua, yakni sumber daya alam nan bisa diperbarui, seperti tumbuhan, hewan, dan udara serta sumber daya alam nan tak bisa diperbarui seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Minyak bumi sebagai sumber daya alam nan tak dapat diperbarui memiliki peranan nan sangat besar dalam kehidupan. Kali ini, kita akan membahas asal usul minyak bumi.

Kendaraan mobil atau sepeda motor nan selalu mengantarkan kita ke mana-mana menggunakan bahan bakar minyak agar mampu berjalan. Pertumbuhan kendaraan nan begitu pesat menyebabkan permintaan minyak sangat melambung tinggi. Namun, apakah kita sadar bahwa minyak bumi suatu saat nanti dapat habis dan buat memperbaruinya dibutuhkan waktu ribuan tahun?

Kita semua niscaya menyadarinya, tapi pencerahan kita hanya berhenti pada sesuatu nan semu. Semua manusia sadar, bahkan para ilmuwan pencipta kendaraan bermotor tersebut pun sadar bahwa suatu saat minyak bumi akan habis. Namun, kita telah dibutakan oleh kemudahan-kemudahan zaman modern.

Asal usul minyak bumi sebenarnya melalui proses nan sangat panjang. Minyak bumi nan dijuluki sebagai emas hitam merupakan cairan kental, cokelat gelap, atau kehijauan nan mudah terbakar dan berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Ada dua teori nan terkenal buat menjelaskan asal usul minyak bumi, yakni teori biogenesis (organik) dan teori abiogenesis (anorganik).



Teori Biogenesis tentang Asal Usul Minyak Bumi

Teori ini menjelaskan bahwa asal usul minyak bumi berawal dari hasil pelapukan organisme nan berlangsung berjuta-juta tahun lamanya. Organisme-organisme tersebut membutuhkan suatu lingkungan nan memiliki zat organik nan tinggi sehingga tak terjadi pembusukan atau oksidasi. Zat organik nan tinggi ini kemungkinan banyak terdapat di daerah pantai nan memiliki muara menghadap ke laut.

Zat organik tersebut menyebar ke dalam batuan serpih lempung nan halus. Di dalam batuan serpih lempung tersebut, zat-zat organik tadi berkumpul memusat. Lalu, zat tersebut bergerak masuk ke dalam batuan dan terperangkap di dalam batuan sedimen. Dari dalam batuan sedimen inilah, minyak bumi berasal sehingga minyak bumi juga disebut petroleum. Dalam bahasa latin, petrus berarti 'batu' dan oleum berarti 'minyak'.

Minyak bumi nan pada awal terbentuknya banyak terdapat di daerah lautan, kini juga ada nan berada di daratan. Hal ini terjadi dampak tenaga endogen nan menyebabkan terjadinya pergeseran kulit bumi sehingga sebagian lautan nan berubah menjadi daratan.

Ada beberapa tokoh di dalam teori ini, yakni Macquir (Perancis, 1758), orang pertama nan berpendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Lalu, M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) nan mengemukakan pendapat nan sama.

Pendapat di atas juga didukung oleh para pakar lainnya, seperti New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa “minyak dan gas bumi berasal dari organisme bahari nan telah wafat berjuta-juta tahun nan lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.



Teori Abiogenesis tentang Asal Usul Minyak Bumi

Berdasarkan teori abiogenesis, asal usul minyak bumi bukan berasal dari organisme-organisme nan mengalami pelapukan. Menurut teori ini, minyak bumi berasal dari dari suatu proses kimia. Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali nan dalam keadaan bebas dan memiliki temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena.

Mandeleyev (1877) berpendapat bahwa asal usul minyak bumi ialah hasil pengaruh kerja uap terhadap karbida-karbida logam nan ada di dalam bumi. Ada pula pendapat nan mengatakan bahwa minyak bumi telah terbentuk sejak zaman prasejarah dan jauh sebelum bumi itu sendiri terbentuk bersamaan dengan proses terbentuknya bumi.

Pernyataan tersebut didasarkan pada fakta adanya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfer beberapa planet lain. Berdasarkan teori abiogenesis, minyak bumi berasal dari proses kimia, seperti teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot) dan teori karbida panas dengan air (Mendeleyef).



  1. Teori Alkalisasi Panas dengan CO2 (Berthelot)

Teori ini menjelaskan bahwa dalam minyak bumi terdapat logam alkali nan dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi. CO2 nan ada di udara tersebut akan bersentuhan dengan alkali panas tadi sehingga terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena sebab suhu tinggi. Kelemahan logam ini ialah logam alkali tak terdapat bebas di kerak bumi.



  1. Teori Karbida Panas dengan Air (Mendeleyef)

Teori ini memiliki anggapan bahwa terdapat karbida besi di dalam kerak bumi nan kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon.

Sampai saat ini, teori nan lebih banyak digunakan buat menjelaskan asal usul minyak bumi ialah teori biogenesis. Teori ini lebih komprehensif dan tepercaya buat menjelaskan asal usul minyak bumi.



Dampak Penambangan Minyak Bumi

Penambangan minyak bumi secara besar-besaran ternyata memiliki akibat nan mengerikan bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi. Minyak bumi nan memiliki kegunaan besar bagi kehidupan di global justru dapat menimbulkan konflik dampak kelangkaannya. Selain itu, penambangan minyak bumi juga memiliki akibat nan mengerikan bagi alam. Berikut ini beberapa akibat dampak dari penambangan minyak bumi.

  1. Produksi minyak mengalami peningkatan tahun 2008 dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2018. Hal ini menyebabkan minyak bumi nan terkuras monoton tersebut menjadi semakin langka di global karena daur ulangnya membutuhkan waktu nan lama. Kelangkaan ini dapat memicu adanya konflik perebutan daerah-daerah nan mengandung minyak bumi nan tinggi. Akhirnya, nan terjadi ialah ekspansi-ekspansi dari negara-negara besar buat menguasai wilayah tersebut. Perang pun tak dapat dihindari, seperti konflik-konflik nan terjadi di Timur Tengah dampak serangan-serangan AS dan Israel dengan dalih membantu (menciptakan) perdamaian di negara tersebut atau dalih balas dendam.
  1. Minyak bumi nan digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dapat menyebabkan terjadinya polusi sehingga dapat mengikis lapisan atmosfer nan sangat mengancam bumi. Diperkirakan global akan dipenuhi lebih dari satu miliar mobil nan berkeliaran di jalan-jalan pada 2030 dan akan bertambah satu miliar lagi pada 2050. Sekira 75% peningkatan CO2 selama setahun di atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, gas bumi, dan batu bara), 20% berasal dari pembakaran BBM pada mesin-mesin kendaraan bermotor. Selebihnya, 80% emisi CO2 bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil oleh mesin pembangkit tenaga listrik. Semakin banyaknya CO2 nan memasuki atmosfer bumi ini, dapat membahayakan bumi dengan menipisnya lapisan atmosfer.
  1. Meningkatnya kadar CO2 menyebabkan terjadinya peningkatan suhu bumi. Hal ini menyebabkan menurunnya curah hujan di bumi. Akibatnya secara langsung ialah menurunnya produksi pertanian. Hal ini juga berarti berkurangnya tumbuhan penghasil oksigen di muka bumi ini. Ada estimasi bahwa pada sekira tahun 2020 akan ada suatu periode nan sulit. Diperkirakan akan ada peningkatan air bah di semua bagian Eropa nan dapat berpengaruh pada seluruh dunia. Hal ini terjadi sebab mencairnya es di Kutub Utara. Sementara, populasi penduduk bumi akan mencapai 7,7 miliar orang.
  1. Sejak tahun 1970 hingga awal tahun 2000, terdapat fakta bahwa manusia telah membuat peningkatan emisi (gas buang) rumah kaca sebesar 70%. Hal ini bisa mengancam keberlangsungan bumi dan kehidupannya.

Dengan mengetahui asal usul minyak bumi dan akibat terkurasnya minyak bumi secara besar-besaran, hendaknya kita menjaga dan menghemat penggunaan minyak bumi ini. Hal ini bertujuan buat menjaga eksistensi bumi dari kerusakan dan kehancuran.

Mempelajari asal usul minyak bumi sebenarnya merupakan suatu refleksi buat mengenal diri kita sebagai manusia karena manusia ialah bagian dari bumi ini. Dengan mengetahui asal usul minyak bumi, manusia dapat mengenal dirinya lebih jauh dan mencintai sesama makhluk hayati serta alam nan ada di bumi ini.