Kesalahan Manusia

Kesalahan Manusia

Manusia hayati bergantung pada alam sekitarnya. Jika alam mengalami peristiwa nan tak dapat manusia duga, seperti peristiwa alam banjir , maka pertanyakan apa nan telah manusia lakukan pada alam loka tinggalnya.



Penyebab Banjir

Peristiwa banjir terjadi sebab curah hujan tinggi dibawa oleh angin kencang hingga dapat terjadi badai. Hujan itu jatuh ke tanah dan tak bisa diserap dengan merata oleh tanah. Air sungai meluap dan tumpahan airnya meluber ke darat.

Angin kencang bertiup di bahari hingga membuat gelombang besar nan lonjakannya sampai ke tanah dan daerah pesisir. Sebagai contoh, peristiwa banjir di kabupaten Bandung Jawa Barat, Bale Endah, seringkali terjadi. Penyebab terjadinya banjir tersebut berasal dari banyak faktor. Selain sebab daerahnya nan landai, juga luapan air sungai Citarum nan niscaya menuju daerah ini.

Faktor lain penyebab terjadinya banjir ialah dibangunnya pembangunan rumah-rumah dan kota-kota dekat sungai dan daerah dekat sumber air lainnya. Bahkan banjir secara historis menimbulkan lebih banyak korban jiwa daripada dari bala alam lainnya.

Manusia telah berusaha buat mengelola banjir menggunakan berbagai metode dengan berbagai taraf keberhasilan. Sistem drainase dibuat sedemikian rupa dan diharapkan bisa meminimalisir bala banjir. Sistem drainase nan kurang memadai dan ketidakdisipilinan penduduk membuang sampah juga merupakan dua hal penyebab terjadinya peristiwa alam banjir.

Sistem drainase seringkali diremehkan oleh banyak pihak. Saat hujan deras tiba, loka nan pertama kali menampung tumpahan air hujan ialah saluran drainase nan berada di saluran pembuangan di sisi-sisi jalanan dan di area sekitar loka tinggal penduduk.



Jenis Banjir

Ada tiga jenis banjir nan umumnya terjadi, yaitu :



1. Banjir dari Luapan Sungai (Rob)

Banjir ini terjadi ketika sungai tak dapat mampu menampung air hujan hujan atau berasal dari salju nan mencair jika daerah tersebut beriklim salju. Air naik di sungai lalu meluap ke daratan biasanya kering. Banjir menghancurkan huma pertanian, rumah-rumah penduduk dan menenggelamkan manusia dan hewan. Jalanan kota atau desa tergenang juga.



2. Banjir Bandang

Banjir nan terjadi seketika dan sangat cepat disebabkan oleh hujan deras. Sejumlah besar air hujan dalam waktu singkat dan saluran air di kota-kota meluap hingga jalanan menjadi banjir. Banjir bandang juga terjadi di daerah pegunungan, di mana lereng nan curam menyebabkan genre air hujan berkecepatan tinggi. Air hujan dengan cepat mengikis tanah, menuruni lereng. Banjir bandang ini seringkali terjadi dengan cepat sehingga penduduk tidak mendapat peringatan bahaya.



3. Banjir Ulah Manusia

Banjir terkadang dapat terjadi sebab gagalnya struktur bendungan buatan. Jika bendungan tidak dirancang dengan matang bahkan terbengkalai atau dibangun di loka dengan kondisi tanah rentan longsor, bendungan akan pecah hingga terjadi banjir air tanah.

Sebagai contoh, satu kegagalan bendungan di Amerika Perkumpulan terjadi pada tahun 1972 ketika sebuah bendungan nan digunakan buat menyimpan limbah dari tambang batu bara serta air, roboh setelah tiga hari hujan. Banjir itu menenggelamkan 118 orang dan menyebabkan kerugian sekitar $ 65,000,000.

Ketika banjir naik perlahan-lahan beberapa orang penduduk dapat bergerak dan menyelamatkan harta mereka ke loka lebih tinggi, atau membuat tanggul penahan agar air tidak masuk ke rumah mereka. Kadang-kadang air naik dengan cepat membuat orang-orang panik dan mobil terjebak dalam banjir. Sementara jika air terlanjur masuk ke rumah-rumah, barang-barang hanyut, dan pemilik rumah harus meninggalkan rumah mereka buat menyelamatkan diri.

Banjir juga disebabkan oleh penebangan hutan secara ilegal buat pembukaan huma baru dengan cara membersihkan sebagian besar area hutan di dekat sungai. Tanah terbuka ini digunakan buat membuat ruang buat pemukiman, jalan dan huma pertanian. Kurangnya perhatian terhadap pelestarian tanah, maka nan terjadi ialah pendangkalan sungai di sekitarnya. Keadaan seperti ini akan membuat volume air sungai meluap dengan mudah.

Pada huma pertanian juga bisa terjadi hal serupa. Jika huma tak diperhatikan kesuburan tanahnya serta komunitas alaminya maka secara bertahap huma tersebut akan rusak dengan sendirinya. Saat musim hujan tiba, tanah tak bisa menyerap air dan menampung air dengan baik seperti sebelumnya.



Kesalahan Manusia

Kesalahan lain nan dilakukan manusia ialah membuang sampah tak pada loka nan semestinya. Pemisahan dan pengolahan sampah rumahtangga menjadi awal dari kesalahan ini. Konduite manusia saat membuang sampah ke kali atau sungai, sungguh sebuah perbuatan nan tak mencerminkan makhluk berbudi.

Cepat atau lambat imbas dari perbuatan ini akan menimbulkan banjir. Genre sungai saat hujan deras terjadi tak akan tertahan dan tak akan mampu menampung volume air nan masuk jika terjadi penumpukan sampah di sana, terutama sampah plastik.

Peningkatan populasi penduduk juga menjadi penyebab primer banjir. Semakin banyak jumlah penduduk semakin banyak pula risiko nan bisa timbul seperti meningkatnya kebutuhan pangan, perumahan dan lahan, serta bahan-bahan bangunan nan berasal dari alam.

Erosi akan terjadi jika kebutuhan manusia menuntut lebih dari apa nan tersedia di alam. Kerusakan alam secara alam menjadi hal nan akan manusia peroleh sebab semua hal-hal sederhana akan berkaitan hingga pada suatu waktu timbul pencerahan setelah mengalami satu peristiwa alam nan membuat manusia sendiri mengalami kerugian.

Thailand, salah satu negara nan pernah mengalami peristiwa banjir pada musim hujan. Kapasitas berlebih terjadi di bendungan dan sungai. Thailand Utara berada di sisi bukit, ketika hujan deras genre air dari sungai utara seperti Ping, Wang, Yom, Nan ke sungai Chaopraya menuju daerah pusat dataran banjir. Saat bendungan Kangsuaten dan Naresuan bendungan berada pada batas kapasitas maksimum, air mengalir ke daerah pusat ke bendungan Pasakjolasit.

Jika air Pasakjolasit bendungan mencapai kapasitas maksimum akan mengalir ke daerah nan lebih rendah dari Sungai Chaopraya. Banjir ini terjadi sebab perubahan iklim, hingga sulit buat memprediksi jumlah air setiap tahun. Ada sekitar 6 bendungan primer di Thailand tengah, hanya 3 dari mereka dibangun buat menahan air.

Pada tahun 2010, mengalami kemarau enam bulan pertama di Thailand, sehingga sebagian besar bendungan menahan air hingga kapasitas 90%, namun ketika hujan deras terjadi kapasitas maksimum bendungan, banjir terjadi.

Daerah pinggiran nan seharusnya menjadi daerah buat mempertahankan air nan meluap saat banjir buat mendukung kematangan planning ekspansi kota di Thailand Utara, justru menghambat prosedur drainase alami. Kurangnya kerjasama antara organisasi pemerintah Thailand, beberapa proyek mungkin menjadi hambatan buat proyek lainnya. Pemerintah harus mengeluarkan peraturan nan jelas buat penggunaan huma di daerah banjir sebagai pencegahan jangka panjang, bukan hanya beberapa donasi planning setelah banjir terjadi.

Di belahan negara mana pun, langkah-langkah pencegahan peristiwa alam banjir sangat bijaksana jika segera dilakukan sedini mungkin. Apapun nan manusia lakukan bisa berdampak kepada alam sekitarnya dan kelangsungan hayati mereka sendiri. Tanpa adanya kemauan manusia buat menyelamatkan alam, maka peristiwa banjir akan terus terjadi.