Mesir Antik - Hasil Budaya di Mesir

Mesir Antik - Hasil Budaya di Mesir

Mesir antik termasuk salah satu bagian peradaban antik di dunia. Peradaban ini berada di bagian timur bahari Afrika, di sepanjang sungai Nil bagian hilir. Wilayahnya meliputi daerah padang pasir nan luas. Walaupun demikian, Mesir memiliki area huma pertanian nan fertile sebab huma tersebut berada di sepanjang lembah Sungai Nil. Hal itulah nan menjadikan seorang pakar sejarah dari Yunani menyebut Mesir sebagai hadiah dari Sungai Nil. Kondisi geografis Mesir tersebut menjadi salah satu kelebihan bagi kemajuan peradabannya.

Setiap peradaban mengalami masa kejayaannya masing-masing. Peradaban Mesir kuno mengalami masa kejayaan ketika kerajaan baru mulai memimpin Mesir. Peradaban antik ini muncul atas dasar pengendalian ekuilibrium nan baik dari berbagai kondisi. Pada saat itu, terjadi pengendalian ekuilibrium antara sumber daya alam dan manusia. Hal tersebut bisa diketahui melalui kondisi Mesir seperti di bawah ini.

  1. Adanya sistem irigasi nan teratur pada Lembah Sungai Nil.
  2. Adanya perkembangan pada sastra dan sistem tulisan.
  3. Adanya jalinan perdagangan dengan wilayah Afrika Timur maupun Tengah serta Mediterania Timur.
  4. Adanya kegiatan militer terhadap kebudayaan negara atau suku bangsa tetangga. Kegiatan militer tersebut sebagai bukti kekuasaannya.

Peradaban antik ini terkenal di seluruh global hingga saat ini. Mesir sebagai salah satu wilayah nan menjadi pilihan bagi para wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tentunya merupakan pilihan buat dikunjungi pada saat liburan ataupun penelitian terkait budaya dan lainnya. Masing- masing peradaban antik di global ini memiliki pencapaian kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan lainnya, begitu pula Mesir.

Adapun beberapa pencapaian peradaban Mesir antik nan dikenal hingga kini, diantaranya adanya teknik pembangunan monumen (seperti piramida, kuil dan obelisk), pengetahuan matematika, teknik pengobatan, sistem irigasi, seni maupun arsitektur baru, sastra dan lainnya. Hasil karya seni dan arsitekturnya sudah terkenal di dunia. Reruntuhan monumennya sering dijadikan sumber inspirasi bagi pengelana dan penulis hingga saat ini.



Mesir Antik - Tiga Masa Kerajaan pada Pemerintahan di Mesir

Kerajaan Mesir antik berkembang dan mengalami kejayaan dimulai dari masyarakatnya sendiri nan tinggal di sekitar Sungai Nil. Salah satu faktor nan membuat Mesir berkembang dan mengalami kejayaan ialah sebab wilayah Mesir di kelilingi oleh padang pasir nan luas. Selain itu, Mesir memiliki peradaban paling tua daripada peradaban negara nan lain. Adapun bukti alasan tersebut bisa ditunjukkan melalui sosialisasi tulisan di Mesir nan sudah ada sejak tahun 4000 SM.

Memphis merupakan pusat pemerintahan Mesir kuno. Peradaban ini telah memiliki pemerintahan nan teratur dan telah memiliki hukum secara tertulis. Pharao menjadi gelar Raja peradaban tua ini. Pharao asalnya dari kata "per-O" artinya rumah nan besar. Selanjutnya, gelar pharao juga diberikan buat sebutan raja Mesir selanjutnya.

Pemerintahan peradaban antik ini mencakup desa dan kota. Masing-masing desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Tugas dari kepala desa diantaranya menarik pajak dari petani. Petani memberikan hasil bumi mereka kepada kepala desa. Kemudian, kepala desa memberikannya kepada raja. Pemerintahan peradaban Mesir antik ini dikategorikan dalam tiga masa kerajaan, yaitu sebagai berikut.

  1. Peradaban Mesir antik ketika masa kerajaan tua. Masa kekuasaannya mulai dari tahun 2200 sampai 3000 Sebelum Masehi. Salah satu nama rajanya bernama Menes. Menes sukses menggabungkan antara Mesir bagian hilir dengan Mesir bagian hulu. Pada masa kerajaan ini, makam raja-rajanya berupa bentuk piramida dengan Sphink di depannya.
  2. Peradaban Mesir antik ketika masa kerajaan tengah. Pada masa kerajaan ini, Kota Karnak nan menjadi salah satu kota paling tua di global dipenuhi kuil, diperbaiki dan dibangun obelisk. Selain itu, didirikan juga sebuah kuil di Derel Bakri.

  3. Masa kerajaan baru pada peradaban Mesir antik nan dipimpin Thutmosis III. Thutmosis III menjadi salah satu raja nan sukses melakukan ekspansi kekuasaan Mesir hingga Syiria dan Pulau Kreta. Thutmosis III juga memindahkan pusat pemerintahan dari Memphis ke Thebe.

Itulah tiga masa kerajaan pada pemerintahan peradaban antik ini. Meski mengalami tiga masa kerajaan nan berkuasa, Mesir tetap menjadi wilayah dengan peradaban antik nan terkenal di dunia. Untuk lebih mengetahui lebih dalam mengenai tiga masa kerajaan peradaban antik ini, silakan mencari informasinya dari berbagai sumber sejarah Mesir dan peradabannya.



Mesir Antik - Hasil Budaya di Mesir

Peradaban Mesir kuno memiliki hasil budaya nan beraneka macam. Hasil budaya nan dimilikinya menjadi salah satu alasan mengapa Mesir sangat terkenal di dunia. Adapun hasil budaya Mesir di masa peradaban antik tersebut ialah sebagai berikut.

1. Hasil Budaya Berupa Seni Bangunan

Adapun seni bangunan tersebut, antara lain ditemukannya kuil di Luxor, adanya makam raja-raja di gunung, obelisk, piramida, sphink dan sebagainya. Hasil budaya berupa seni bangunan memiliki ciri masing-masing dan memiliki nilai sejarah nan berbeda antara satu dengan lainnya. Hal tersebut menjadi alasan bagi para wisatawan asing berkunjung ke Mesir buat melihat estetika hasil budaya berupa seni arsitektur tersebut.

2. Hasil Budaya dengan Adanya Kemajuan di Bidang Teknologi serta Ilmu Pengetahuan Alam

Peradaban antik ini telah mengenal ilmu pengetahuan serta teknologi dalam beberapa bidang, diantaranya mereka telah mampu membuat sendiri kapal dagang bagi kebutuhan perdagangannya. Perdagangan Mesir pada saat itu telah menguasai beberapa wilayah, baik di dalam wilayah Mesir maupun ke luar wilayah Mesir.

Masyarakat pada masa peradaban antik ini juga telah mengenal dan mempelajari ilmu pengetahuan dalam beberapa bidang keilmuan, antara lain ilmu matematika, ilmu astronomi atau dulunya sering dikenal sebagai ilmu perbintangan serta ilmu ukur. Ilmu perbintangan atau astronomi pada masa peradaban ini mengalami perkembangan hingga masyarakat Mesir mengenal dan menggunakan sistem almanak (satu tahun matahari sebanyak 365 hari, artinya memiliki 12 bulan dan satu bulan mencakup 30 hari).

3. Hasil Budaya dengan Adanya Tulisan

Orang Mesir telah mengenal tulisan sekitar tahun 4000 Sebelum Masehi. Tulisan nan mereka kenal yaitu lambang atau simbol maupun gambar. Adapun lambang atau simbol maupun gambar dalam tulisan tersebut juga dikenal dengan sebutan hierogliph. Hierogliph asalnya dari kata "hieros", "gliphein" dan "gramma". Hieros artinya "suci", gliphein artinya "menggaris" ataupun "memahat" dan gramma artinya "huruf". Saat itu orang Mesir memahatkan tulisannya pada batu ataupun kayu. Tapi, mereka terus mengalami perkembangan hingga tulisan sukses dituliskan di daun papirus.

Biasanya orang Mesir di masa peradaban antik tersebut menulis dengan menggunakan pena nan terbuat dari jerami. Pena, jenis tulisan maupun loka buat menuliskannya telah mereka miliki. Oleh sebab itu, semua kegiatan seperti administrasi dalam pemerintahan, transaksi dalam hal jual beli, ajaran agama dan hal lain mulai menggunakan perlengkapan dalam hal menulis tersebut.

Mempelajari peradaban Mesir antik ataupun peradaban lainnya merupakan hal nan memberikan kegunaan terutama bagi generasi penerus Indonesia. Hal tersebut akan membentuk jiwa kepedulian generasi penerus bangsa dalam menjaga dan melestarikan budaya dan hal lain nan dimiliki oleh bangsa Indonesia. Generasi penerus bangsa menjadi tumpuan kemajuan dan kemandirian bangsa. Ketika generasi penerus tersebut melakukan berbagai upaya positif dalam kehidupan, maka masa depan bangsa tersebut bisa dipastikan menuju pada arah nan positif.

Budaya Indonesia berbeda dengan budaya pada peradaban Mesir kuno. Meski terdapat perbedaan, tapi peran generasi penerus bangsa Indonesia tetap sama menuju kejayaan Indonesia. Adanya keberagaman suku bangsa, beribu-ribu pulau, bahasa, tarian dan sebagainya hendaknya menjadi pemersatu bangsa ini menuju kemajuan bangsa. Semoga hal-hal nan berkaitan dengan peradaban Mesir antik ini bisa menjadi motivasi bagi persatuan Indonesia.