Pandangan Demi Pandangan

Pandangan Demi Pandangan



Hewan nan Disucikan

Kebanyakan penduduk Thailand menganut agama Budha Theravada. Negeri ini tergolong memiliki taraf religiusitas nan tinggi. Hal tersebut terlihat jelas dari berbagai peninggalan sejarah kebudayaan antik Thailand. Pensucian terhadap sesuatu nan dipandang salah satu alat ibadah, cukup tinggi. Tidak heran para pelancong sering melihat suasana pemujaan nan begitu khidmat. Thailand ialah pintu masuk buat berwisata ke wilayah nan dikenal dengan sebutan Greater Mekong.

Gajah berwarna kulit putih merupakan spesies gajah biasa. Tetapi sebab lahir albino, disebut juga gajah albino, maka jenis ini termasuk binatang besar nan langka dan sangat jarang. Rona orisinil gajah ini tidak seputih salju sebagaimana banyak digambarkan. Rona aslinya ialah coklat nan lembut agak kemerah-merahan. Rona tubuh gajah akan terlihat berubah rona merah muda saat sedang basah terkena air.

Bentuk dan rona nan berbeda dengan gajah-gajah lain, disertai kuku nan menarik dan bulu mata gajah nan cantik yang lentik. Hal tersebut membuat spesies gajah albino ini memiliki loka nan istimewa di negeri Thailand. Bahkan diyakini sebagai salah satu binatang nan disucikan bagi sebagian orang. Orang lain nan menganggap gajah homogen ini seperti hewan biasa, hanya dapat menghargai pendapat tersebut.

Di Indonesia ada juga jenis gajah seperti ini dan ada juga nan memandangnya sebagai hewan nan mempunyai kekuatan tertentu. Selain gajah, ada kerbau ‘bule’ atau kerbau albino. Kerbau putih ini juga dihargai dengan nilai nan luar biasa tingginya. Kalau ada orang nan mampu membeli atau memeliharanya, ia pastilah seseorang nan mempunyai uang bejibun. Belum lagi fungsi hewan satu ini nan sangat luar biasa dalam upacar adat.

Misalnya, upacara pemakaman di Toraja. Kerbau bule akan menjadi salah satu sesembahan sangat mahal nan dikorbankan. Kepercayaan nan begitu tinggi membuat orang melakukan apapun demi membuat orang nan mereka cintai nan telah mati itu mendapatkan surga dan kebahagiaan di alam baka. Keyakinan ini memang tak dapat diganggu gugat. Ini sudah masuk kepada wilayah privasi nan tidak dapat dipungkiri. Bagi global wisata, hal ini malah menjadi salah satu hal nan mengagumkan.



Binatang Yang Dianggap Suci

Bagi kerajaan Thailand, gajah putih ialah binatang kudus nan menyimbolkan kekuasaan. Keberadaannya merupakan pertanda baik pada nasib dan kekuasaan. Raja negeri Thailand Rama IX diyakini mencapai taraf religiusitas nan tinggi dalam kepercayaan setempat.

Alasannya sebab dia sukses mengumpulkan sepuluh gajah kudus dari berbagai tempat. Teknologi komunikasi pada zaman ini sangat mendukung taraf pencapaian tersebut. Semakin banyak jumlah gajah suci, maka diyakini semakin baik nasib kerajaan tersebut.

Gajah albino dengan taraf rona putih nan dominan harus diperlakukan istimewa. Sang pemilik gajah harus melakukan pemeliharaan nan cermat dan baik. Perlakuan spesifik ini membutuhkan biaya nan cukup besar. Maka hanya golongan bangsawan atau seorang raja nan mampu melakukan perawatan mahal tersebut.

Selain itu, pemeliharaan nan kurang baik diyakini akan mengakibatkan nasib buruk, kebangkrutan usaha, hilangnya kekuasaan, dan malah kehancuran. Maka dalam mempertahankan kekuasaan, seringkali seorang penguasa memberikan hadiah gajah kudus itu kepada orang nan dianggap musuh.

Gajah Putih buat Melanggengkan Kekuasaan
Dalam kepercayaan Hindu India dan Indonesia, dikenal seekor gajah nan diberi nama Airawata. Gajah ini digambarkan sebagai seekor gajah besar nan memiliki kemampuan terbang di angkasa luas. Dialah raja dari semua spesies gajah di dunia. Gajah dengan kulit tubuh berwarna putih ini diyakini sebagai binatang kudus peliharaan Dewa Indra.

Gajah albino juga dimiliki Myanmar. Jenderal Than Shwe sebagai penguasa Myanmar meyakini bahwa dirinya ialah salah satu keturunan absah tahta raja Burma. Klaim ini sangat dibutuhkan buat melegitimasi secara histori pada keabsahan dan kelayakan bukti diri pewaris absah dari raja-raja sebelumnya.

Menurut informasi, pada tahun 2010 jenderal tersebut memiliki tiga ekor gajah nan memiliki rona merah muda dan satu ekor gajah dengan rona abu. Namun tetap saja gajah tersebut dikategorikan gajah rona putih nan melegenda. Ketiga gajah itu dipelihara dalam bangunan pavilium di wilayah Yangon.

Di daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Gajah dengan rona putih albino sangat poluper dalam kesenian Tari Guel. Tari ini merupakan bagian dari tradisi budaya Gayo. Di wilayah dataran tinggi Gayo, terdapat satu kabupaten nan diberi julukan Bumi Gajah Putih. Tepatnya disandarkan pada Kabupaten Bener Meriah, Aceh Darussalam.

White elephant lebih membutuhkan biaya besar dibanding kegunaannya. Tetapi binatang ini memiliki nilai komersial nan tinggi. Dengan keyakinan tertentu, sangat terkait dengan nasib baik pemiliknya. Maka bagi penguasa, gajah istimewa ini menjadi syarat dan taktik buat melanggengkan kekuasaannya. Anda tertarik buat memiliki gajah albino agar memiliki kekuasaan nan langgeng? Kalau mempunyai jiwa ingin selalu berkuasa, apapun akan dilakukan.

Tidak bagi orang nan bijaksana. Keyakinan bahwa setiap awalan niscaya ada akhiran, akan membuat orang nan bijaksana ini mundur dari kekuasaan ketika ia merasa telah sukses menjadikan hampir semua rakyatnya hayati senang. Ia tak bangga ketika diakhir kekuasaannya keluarganya tambah kaya, hartanya membengkak sementara rakyatnya menderita. Langgengnya suatu kekuasaan itu harusnya ada di hati rakyat nan dipimpin.

Walaupun ia tak berkuasa secara harfiah, sesungguhnya ia tetap menguasai hati rakyatnya. Inilah pemimpin nan sesungguhnya. Tidak akan abadi kekuasaan nan dipaksakan dengan memberikan rasan takut atau rasa tak nyaman di hati rakyat. Pemimpin nan sebenarnya itu tak akan membuat rakyatnya merasa harus melakukan sesuatu. Rakyat akan melakukan apapun nan dikatakan pemimpin sebab mereka tahu bahwa apa nan dilakukan itu baik buat mereka dan bukannya demi kepentingan sang penguasa.

Sayangnya tak banyak pemimpin nan seperti itu. Mereka ingin terus berkuasa demi kepentingan pribadi dan kepentingan perut serta wilayah di bawah perutnya. Kekuasaan nan tak terlepas dari prinsip tahta, harta, dan wanita. Inilah nan membuat para penguasa nan tidak memahami makna kekuasaan nan sesungguhnya rela melakukan banyak hal termasuk melakukan hal-hal nan bertentangan dengan hukum demi kelanggengan kekuasaan itu sendiri.

Bahkan semua anggota keluarganya pun ikut serta dalam kekuasaan itu sehingga benteng berlapis akan terbentuk. Dengan demikian semakin kuatlah kuasa keluarga itu terhadap wilayah nan mereka pimpin. Tidak heran juga banyak orang nan oportunis nan mendekat kepada penguasa seperti ini demi mendapatkan jatah kekuasaan walaupun sedikit. Kekuasaan itu memang identik dengan harta nan menggiurkan.

Penghormatan nan didapatkan oleh banyak orang menjadi salah satu hal nan menyenangkan sehingga banyak penguasa nan tak mau kehilangan semua hak nan begitu latif itu. Kalau bisa, hingga mereka wafat pun orang akan tetap mengagungkannya. Pembuatan patung atau nama jalan dengan namanya hingga diabadikan dalam bentuk uang dan museum. Keinginan demi keinginan nan tak masuk akal orang bijaksana mungkin telah membuat banyak orang nan sedang berkuasa menjadi hilang kendali ats hatinya.



Pandangan Demi Pandangan

Apapun nan diyakini sebagai sesuatu nan mampu memberikan sesuatu nan istimewa hendaknya dipandang sebagai sesuatu nan tak harus diperdebatkan. Biarkan orang masing-masing dengan pendapatnya. Kalau didebatkan, hal ini malah akan menimbulkan perselisihan. Debat itu tak akan menghasilkan apa-apa kecuali permusuhan. Bila surat keterangan berbeda, debat kusir akan menjadi sesuatu nan lumrah. Inilah nan berbahaya.

Masing-masing individu akan memberikan pengaruh kepada orang lain. Biarkanlah setiap orang terus menimbah ilmu sehingga dengan ilmu nan baik itu ia akan berubah ke arah nan lebih baik. Kalau dipaksakan, saling bantai akan menjadi pemandangan nan biasa. Ketika pengetahuan tentang keilahian itu telah menyebar, manusia tinggal mengambilnya dan menjemputnya. Lalu hati nan higienis niscaya akan memilih nan higienis pula.