Zaman Keemasan Produk Kaca

Zaman Keemasan Produk Kaca

Kalau diamati lebih dalam, tak ada lini kehidupan manusia nan tak bersentuhan dengan kaca. Lihat saja, minum pakai gelas kaca, ventilasi rumah dari kaca, mata pakai kacamata, dandan di depan kaca, nyetir mobil dipandu kaca spion, teleskop pakai kaca, belajar di laboratorium pakai mikroskop nan menggunakan lensa dari kaca dan lain sebagainya. Namun, pernahkah Anda ingin tahu dari mana "asal usul kaca " sebenarnya.



Asal Usul Kaca

Sejarah kaca dimulai di wilayah Mesopotamia Timur dan Mesir. Bukti sejarah menyebutkan bahwa di wilayah Mesir dan Mesopotamia bagian timur banyak ditemukan hasil kerajian tangan manusia nan terbuat dari bahan dasar kaca.

Namun, kaca pada saat itu masih belum transparan layaknya kaca di zaman sekarang ini. Usia benda-benda purbakala itu diperkirakan sekitar 3500 tahun SM. Di zaman itu kaca digunakan sebagai bahan buat membuat wadah atau barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti mangkuk, vas bunga, poci, dan lain sebagainya. Tetapi menurut para pakar diperkirakan kaca sudah ada sejak zaman prasejarah.

Kaca berasal dari pasir, demikian banyak orang berkata. Ternyata memang benar. Kaca berasal dari pasir nan dicampur dengan sejumlah bahan lain seperti abu soda, kapur, dan oksida timah. Semuanya diproses melalui sejumlah tahapan hingga akhirnya menjadi bahan standar kaca nan siap diolah menjadi berbagai jenis produk kerajinan berbahan standar kaca.



Keistimewaan Kaca

Meski semua barang nan berbahan dasar kaca atau gelas tahan lama, dalam artian tak dapat membusuk atau berubah bentuk, kaca ialah bahan nan bersahabat dengan lingkungan. Hal ini disebabkan sebab produk-produk berbahan standar kaca dapat didaur ulang dan diolah kembali menjadi produk nan baru.

Bahan kaca nan dikenal dengan nama silika berasal dari alam sehingga dapat dikatakan ramah lingkungan. Dan hal ini tentu saja dapat menjadi nilai tambah buat para pemulung tentunya.



Zaman Keemasan Produk Kaca

Sejarah mencatat bahwa gelas-gelas atau benda nan terbuat dari kaca telah ada sejak sebelum peradaban Islam datang. Namun seni gelas atau kaca ini berkembang pesat di masa pemerintahan kekhalifahan bani Ummayyah.

Di zaman keemasan Islam dapat dikatakan seni dalam membuat gelas kaca mencapai masa puncaknya. Banyak loka nan menjadi pusat tumbuhnya industri gelas. Melampaui kejayaan industri pembuatan gelas nan telah ada jauh sebelumnya yaitu di zaman kejayaan Mesir kuno, Suriah, dan Mesopotamia.

Bahkan dua orang penulis buku modern tentang kaca berjudul “Islamic Technology: An Illustrated History” nan bernama Ahmad y al-Hassan dan rekannya Donald R. Hill menyatakan, bahwa di berbagai kota muslim di zaman peradaban Islam, tumbuh dan berkembang sejumlah pusat-pusat produksi kerajinan berbahan standar kaca ini.

Salah satunya nan terkenal ialah kota Samarra di Irak. Dulu kota ini terkenal sebagai produsen gelas-gelas nan berkualitas tinggi di sekitar abad ke-9 M. Meski begitu, kota Samarra ini bukanlah kota satu-satunya produsen gelas di wilayah Irak. Masih ada kota-kota lainnya seperti Baghdad, Mosul, dan Najat. Hal ini bisa dibuktikan dari berbagai penemuan.

Ditemukan sejumlah gelas-gelas peninggalan zaman keemasan peradaban muslim dengan karakteristiknya nan unik, nan banyak berkisah tentang sejarah loka pembuatannya. Gelas-gelas antik nan bersejarah ini bisa kita temui tersebar di sejumlah museum di seluruh dunia.

Di wilayah lain terdapat juga sejumlah kawasan produsen gelas terkenal global seperti Damaskus, Raqqa, Aleppo, Armanaz, Sidon, Hebron, Acre, Tyre, dan Rasafa. Termasuk di wilayah kekuasaan Mesir, yaitu Kairo dan Iskandariah juga dikenal sebagai daerah produsen gelas.



Pindah ke Barat dan Diakui

Perkembangan global industri gelas atau kaca nan pernah mengalami masa keemasan ini pun meredup seiring perubahan waktu dan sejarah. Masuknya bangsa Mongol sebagai penjajah ke wilayah Arab mengubah keadaan di negeri itu. Membuat perkembangan industri gelas pindah ke wilayah barat atau Eropa.

Tepatnya pada abad ke-13, industri gelas di Venesia berkembang. Industri pembuatan gelas akhirnya dikuasai Venesia pada abad ke-13 M.

Salah satu karena lainnya ialah terjadinya perpindahan informasi dan teknologi dari global arab ke global barat. Diawali pada abad ke-11 M, sejumlah perajin gelas dari Mesir mendirikan sebuah pabrik gelas, terletak di Corinth nan merupakan wilayah kekuasaan Yunani.

Ditambah lagi pada abad ke-13, bangsa Mongol membawa banyak pekerja kerajinan gelas nan berasal dari Aleppo dan Damaskus ke barat buat dipekerjakan di sana. Perpindahan teknologi ini makin menjadi-jadi sesudah perang salib.

Namun berbeda dengan ciri muslim nan selalu berbagi ilmu, teknologi pembuatan gelas ini disembunyikan oleh Venesia hingga tiga abad lamanya. Sampai akhirnya Prancis pada abad ke-17 mengetahui teknologi itu dan membuka industri baru di negerinya.

Namun bagaimanapun juga pada akhirnya sejarah dan fakta mengungkapkan bahwa teknologi pembuatan produk kaca ini telah lebih dahulu dikuasai ilmuwan Islam.

Meski pihak barat selalu berusaha menutup-nutupinya dan berusaha menghapus jejak artis Islam, namun Norman A. Rubin menulis dalam “Islamic Glass Treasure: The Art of Glassmaking in the Islamic World” bahwa “Apa nan telah dilakukan oleh para pakar kaca (gelas) Barat sungguh tidak adil. Karena telah menyembunyikan berbagai nilai seni dari gelas Islami juga telah menihilkan pencapaian sesungguhnya.”



Ilmuwan Muslim Penemu Cara Pembuatan Gelas (Kaca)

Di dalam global seni pembuatan gelas atau kaca, global mengenal sejumlah ilmuwan Islam nan berjasa di dalam teknologi pembuatan gelas. Nama-nama dan jasa-jasa mereka sebelumnya sempat disembunyikan buat menutupi fakta bahwa teknologi ini telah ditemukan jauh sebelum global barat mencapai masa keemasannya di bidang industri gelas.

Ilmuwan -ilmuwan muslim nan berjasa ini antara lain ialah :

  1. Abbas Ibnu Firnas

Bernama lengkap Abbas Qasim Ibnu Firnas. Dia lahir di daerah Ronda, Spanyol pada tahun 810 M dan hayati di zaman kekhalifahan Umayyah berkuasa di Andalusia, Spanyol. Di daerah barat atau Eropa, dia biasa dipanggil dengan nama Armen Firman.

Armen Firman ini seorang pribadi nan kreatif. Dia sering menciptakan penemuan-penemuan baru. Salah satu penemuannya ialah cara pembuatan kaca silika dan kaca murni nan tidak berwarna. Dialah juga orang nan pertama kali membuat kaca dari pasir dan batu-batu.

Armen Firman juga terkenal sebagai pioner di dalam global penerbangan. Selain itu dia juga dikenal sebagai pakar kimia.

  1. Ibnu Sahl

Bernama lengkap Abu Sa’d al-‘Ala’ ibnu Sahl. Masa hidupnya ialah mulai dari tahun 940-1000 masehi. Dia ialah seorang pakar matematika Islam. Dia juga mempelajari ilmu optik dengan menyandang gelar insinyur.

Ibnu Sahl, demikian dia dikenal, bekerja di istana khalifah Baghdad pada tahun 984 M. Dia juga menulis buku berjudul “On Burning Instrument.”

Ibnu Sahl ialah seorang saintis nan berjasa menemukan klarifikasi tentang cermin parabola sehingga atas jasanya itu, kaca cermin menjadi inovasi nan gemilang di dalam sejarah global islam.

  1. Jabir Ibnu Hayyan

Saintis Islam dengan nama lengkap Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan ini dilahirkan pada tahun 721 Masehi di daerah Khurasan, Iran.

Beliau nan lebih dikenal dengan nama Jabir Ibnu Hayyan, menulis lebih dari 200 judul buku sepanjang hidupnya. Delapan puluh judul dari buku itu membahas tentang kimia.

Karena dedikasinya nan tinggi itu, dia diangkat sebagai bapak kimia modern. Di antara buku-buku nan ditulisnya tersebut ada rumus tentang cara membuat kaca berwarna. Ada 58 cara nan dia rangkum di dalam dua buah buku. Yaitu buku berjudul “The Book of the Hidden Pearl” atau “al Durra al Makmuna” dan buku berjudul “Al Marrakishi”.[]