Pemicu stress pada ibu hamil

Pemicu stress pada ibu hamil

Stress saat hamil merupakan hal nan biasa, walaupun demikian harus direduksi, agar tidak mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan. Karena masa hamil termasuk salah satu masa kritis dalam kehidupan seorang wanita, baik dari segi fisik maupun psikologis. Kegagalan seorang wanita dalam memanage diri ketika hamil, tak saja akan mempengaruhi kesehatan dirinya tetapi juga kesehatan janin nan dikandungnya. Selain asupan makanan nan rendah nutrisi dan tak seimbang, stress saat hamil pun menjadi variabel nan akan membawa imbas negatif pada kehamilan.



Stress Saat Hamil Menurut Psikobiologi

Dilihat dari perspektif psikobiologi, setiap tekanan atau stimulus negative sebagai bahan standar stress akan diterima oleh bagian otak nan disebut sistem limbik, nan terdiri dari amigdala, thalamus dan hipothalamus. Sistem limbik ini memiliki peranan krusial dalam sistem tubuh manusia. Ia berhubungan langsung dengan sistem otonom dan bagian-bagian krusial lainnya dalam otak.

Biasanya, informasi berupa emosi negatif tersebut akan masuk ke thalamus, nan kemudian me-relay informasi tersebut ke seluruh bagian otak, seperti pada bagian pengatur motorik, bagian pengatur kognisi, dan juga pada bagian pengatur budi luhur nan dipakai buat beribadah.

Akibatnya, emosi negatif ini menimbulkan kecemasan dan ketegangan buat kemudian melahirkan dampak berantai dalam prosedur tubuh. Pada saat nan bersamaan, otak akan memicu hipothalamus, kelenjar pituitari, dan adrenal buat mengeluarkan hormon tertentu, seperti adrenalin.

Ketika tubuh memproduksi adrenalin, ia juga mengeluarkan hormon kortisol. Naiknya kortisol akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh ibu hamil menjadi rentan terhadap berbagai penyakit dan gangguan, seperti gangguan jantung, hipertensi, gangguan saluran cerna, dan sebagainya.

Tidak hanya itu, hormon kortisol akan sampai ke plasenta dan akhirnya sampai ke janin melalui pembuluh darah. Akibatnya, janin pun akan terkena efek dari stress. Karena itu, ibu hamil nan dicekam rasa takut dan kecemasan selama kehamilannya, jika tak melahirkan bayi nan terganggu tumbuh bunga fisiknya, besar kemungkinan akan melahirkan bayi nan terganggu kondisi psikisnya, seperti penuh ketakutan dan kecemasan.



Penelitian Para Ahli

Efek negatif dari stress terhadap ibu hamil terungkap pula dari hasil penelitian Dr. Miguel A. Diego dari University of Miami School of Medicine. Dalam jurnal Psychosomatic Medicine , Dr. Miguel A. Diego dan koleganya mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa stress dapat menghambat pertumbuhan bayi dalam kandungan seorang wanita.

Ukuran bayi pada wanita nan stress cenderung lebih kecil daripada nan tak stress. Hormon kortisol nan dihasilkan kelenjar adrenalin saat stress dianggap sebagai faktor penyebabnya.

Dalam risetnya tersebut, Dr. Miguel meneliti 98 wanita nan sedang hamil 16 sampai 29 minggu. Para ibu hamil ini diminta mengisi kuisioner tentang taraf stress mereka sehari-hari. Mereka pun diperiksa ultrasonografi (USG) buat mengukur perkembangan fetus mereka.

Para peneliti mengukur pula level hormon dan melakukan penilaian holistik buat mengukur taraf stressnya. Ternyata, semakin berat tekanan nan dialami wanita saat hamil, semakin kecil bayi nan dikandungnya.

Analisis statistik menunjukkan bahwa tingginya kadar kortisol sebanding dengan tingginya stress dan turunnya berat tubuh. Para periset menemukan bahwa fetus dari para ibu nan taraf stressnya tertinggi ternyata lebih ringan dan ukurannya lebih kecil dibandingkan rata-rata.



Pemicu stress pada ibu hamil

Stress bukanlah penyakit nan tiba-tiba datang menyerang. Stress merupakan dampak akhir dari berbagai faktor. Stress ialah pangkal dari segala imbas sekunder. Oleh sebab itu kenalilah penyebab stress saat hamil. Berikut ini tentang sederatan sumber penyebab stress.

  1. Kondisi tubuh tidak nyaman

Terkadang ketika mengalami pengalaman pertama hamil, terutama pada bulan-bulan pertama. Kondisi tubuh tiba-tiba turun drastis, perut terasa mual-mual sepanjang hari. Kehilangan nafsu makan, dan tubuh terasa lemas tidak bergairah. Stress dapat muncul ketika dia dalam kondisi masih bekerja di perusahaan. Tuntutan pekerjaan nan mengharus menyelesaikan pekerjaan dalam waktu cepat, tapi tubuh tidak fit sebab sedang beradaptasi dengan kehamilan pertama. Kasus seperti ini kalau tidak lekas dibicarakan dengan atasan / manajemen di Anda, akibatnya dapat menimpulkan konflik nan akhirnya mbikin Anda stress sendiri.

Terkadang ada perusahaan nan tidak peduli dengan kondisi karyawannya, akibatnya banyak ibu hamil ini terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya karena, perusahaan tidak memberikan pengecualian baginya.

  1. Berat badan naik

Ketika hamil niscaya ada banyak perubahan nan terjadi pada diri ibu hamil. Salah satunya ialah berat badan meningkat, perutnya membuncit sehingga mengganggu konvoi tubuhnya. Sehingga pekerjaan sepele pun terganggu. Gangguan kecil pun dapat menimbulkan stress baginya. Ada sebagian wanita nan semasa single sangat memperhatikan penampilan dan berat badannya. Tapi ketika menikah dan hamil pertama dia akan kaget ketika melihat berat badannya naik, dan ini dapat menimbulkan stress.

  1. Kurang komunikasi dengan suami

Faktor komunikasi pun dapat menimbulkan stress bagi ibu hamil. Terkadang wanita hamil perasaanya terlalu sensitive. Sedikit sang suami salah bicara, dapat memicu emosi. Demikian juga kurangnya komunikasi dengan suami, mungkin kesibukan dia nan kerja sampai malam. Sehingga perhatian kepada istri kurang banyak.

  1. Sakit

Sakit ketika hamil ialah masalah besar bagi ibu hamil. Apalagi ketika hamil dia mengalami kecelakaan, sehingga perlu dirawat di rumah sakit. Kasus seperti ini dapat menimbulkan stress, sebab dia memikirkan kondisi janinnya di kandungan. Ada juga sakit sebab inveksi virus atau terkena demam berdarah nan tidak dapat diprediksi. Supaya selama hamil Anda tidak mudah sakit sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi tinggi, ditambah minum susu dan suplemen. Konsultasikan kesehatan Anda dan kondisi kandungan pada dokter spesial kandungan.

  1. Faktor lingkungan

Selain sederetan penyebab di atas, faktor lingkungan pun dapat membuat stress saat hamil. Lingkungan nan tidak nyaman dihuni seperti dekat dengan pabrik sehingga menimbulkan polusi suara sebab imbas suara mesin. Rumah dekat dengan lingkungan proyek tengah dibangun pun sebenarnya dapat menimbulkan gangguan psikologi, pada siapa saja termasuk wanita hamil.



Kiat Mengendalikan stress

Stress merupakan penyakit jiwa nan timbul atau dibuat sendiri, sebab berbagai faktor. Sebenarnya stress dapat dikendalikan agar tidak tambah parah. Bahkan stress dapat disembuhkan sendiri / self healing dengan berbagai terapi.

  1. Selesaikan masalah

Salah satu pencetus stress ialah masalah nan datang silih berganti. Kalau ada masalah sebaiknya jangan dihindari, melainkan diselesaikan dengan otak nan dingin. Mintalah donasi suami atau orang nan terdekat dengan Anda. Cara demikianlah nan paling tepat dapat mereduksi beban pikiran Anda.

  1. Berdoa

Cara kedua ialah pendekatan spiritual. Masa hamil merupakan momentum nan paling sakral sepanjang hayati manusia. Di mana Tuhan Sang Pencipta menitipkan jabang bayi dirahim wanita. Oleh sebab itu sebaiknya selama masa hamil ( 9 bulan ). Anda terus meningkatkan ibadah Anda sinkron dengan agama dan keyakinan Anda. Agar dihindari dari segala bahaya dan masalah. Secara psikologi, Norma berdoa dan sembayang dapat mereduksi beban jiwa, hati dan pikiran menjadi tenang.

  1. Hiburan

Cara berikutnya ialah menghibur diri selama masa kehamilan. Ada banyak kegiatan ringan nan menyenangkan misalnya membaca buku, mendengarkan music, nonton film atau jalan-jalan dipagi hari sambil berolah raga. Kalau tak Anda mengundang teman-teman dekat Anda main ke rumah, hanya buat sekedar kumpul-kumpul pun sudah cukup menghibur diri.

  1. Olah raga

Ibu hamil dianjurkan terus beraktifitas, dan berolah raga. Olah raga nan dianjurkan buat ibu hamil ialah jogging, renang, fitness ringan dan yoga. Olah raga selain menyehatkan badan juga dapat menghindari stress. Olah raga nan baik buat ibu hamil sebaiknya seminggu dua kali. Kalau pun pagi sebaiknya jalan pagi saja, keliling perumahan.

  1. Mengonsumsi makanan sehat

Selama hamil sebaiknya Anda menjaga pola makan, makanlah makanan nan bernutrisi tinggi, dan suplemen tambahan. Disiplin makan sehari tiga kali, jangan sampai Anda telat makan. Konsumsi air putih minimal dua liter sehari. Selama hamil jangan minum kopi, minuman bersoda apalagi nan mengandung alcohol. Selain itu hindari mengonsumsi makanan nan mengandung bahan pengawet, bahan pewarna. Berhenti dulu menyantap makanan cepat saji.

Demikianlah sekilas tentang stress saat hamil dan tips ringan mereduksi stress agar tidak menimbulkan imbas samping.