Kamus Indonesia dan Sejarah

Kamus Indonesia dan Sejarah

Kamus Indonesia menjadi bagian dari global per-kamusan. Buku nan rata-rata bentuknya cukup tebal ini sangat membantu siapapun nan ingin belajar lebih banyak tentang bahasa Indonesia. Bahkan tak menutup kemungkinan buat masyarakat Indonesia itu sendiri.



Kamus Indonesia, Panduan Belajar Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sudah diakui sebagai salah satu bahasa resmi di ASEAN. Ini tak lepas dari penggunaan bahasa Indonesia di negara-negara tetangga nan cukup tinggi. Karena menurut data, bahasa Indonesia banyak digunakan oleh masyarakat nan ada di luar negara ini.

Negara nan ikut memelajari bahasa Indonesia antara lain Negara Thailand, Filipina Selatan, Singapura, Brunei, dan Malaysia. Penutur bahasa Indonesia dari negara-negara tersebut pastilah membutuhkan buku pedoman buat melancarkan kemampuan berbahasanya. Dan kamus Indonesia ialah salah satu nan dapat membantu.

Selain negara-negara tetangga nan tergolong masih satu rumpun, bahasa Indonesia juga dipelajari oleh masyarakat Australia. Mereka bahkan menjadikan bahasa Indonesia ini sebagai salah satu mata pelajaran nan masuk dalam kurikulum pelajarannya. Salah satu alasannya ialah buat kepentingan kerjasama nan nantinya dipastikan akan terjadi antara Indonesia dan Australia.

Normalnya kegiatan belajar-mengajar, sebuah panduan diperlukan agar materi nan disampaikan memiliki keabsahan nan jelas. Karena keakuratan materi nan disampaikan krusial buat belajar. Bagaimana dapat pintar jika materi nan diajarkan saja masih diragukan. Begitu kira-kira jika kegiatan belajar-mengajar tak didampingi sebuah pedoman.

Sama halnya dengan belajar bahasa Indonesia ini. Kamus Indonesia berdampingan dengan buku-buku panduan berbahasa lain berperan sebagai acuan, atau sumber materi. Keakuratannya pun sudah diakui secara luas oleh masyarakat Indonesia itu sendiri. Sehingga, tak salah jika menjadikan ini sebagai bahan acuan.

Kamus Bahasa Indonesia bukan hanya boleh dan dapat digunakan oleh para penutur asing. Untuk menambah surat keterangan kosakata, Anda juga niscaya menggunakannya, bukan? Atau Anda menemukan kata baru nan artinya agak ambigu dan tak begitu familiar, larinya niscaya langsung ke kamus. Karena kamus memang diciptakan buat itu.

Bermula dari mengetahui makna kata, kemudian para penutur asing tersebut dapat memulai pelajaran lainnya. Kamus Indonesia nan digunakan oleh penutur asing tentu saja berbeda. Kamus nan digunakan oleh mereka umumnya ialah kamus dua bahasa. Bahasa Indonesia dan bahasa di negara asalna.



Seluk-beluk Kamus Indonesia

Penyusunan kamus ialah sebuah upaya menyusun bahasa nan menjadi bagian dari pembakuan suatu bahasa. Kamus besar merupakan kamus nan berisi kekayaan suatu bahasa dan disusun dalam bentuk lema lengkap dengan maknanya.

Makna kata ini diuraikan dalam bentuk definisi, contoh, sinonim, dan dilengkapi dengan label pemakain katanya (label ragam bahasa). Sebuah kamus disusun melalui proses rumit dan panjang. Sebuah tim penyusun dibentuk dari orang-orang dengan pengetahuan bahasa nan cukup baik.

Kamus Indonesia atau Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) merupakan kamus ekabahasa resmi bahasa Indonesia nan diterbitkan oleh Balai Pustaka dan disusun oleh Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Penyusunan biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

KBBI menjadi acuan primer bahasa Indonesia nan standar sebab merupakan kamus terlengkap dan terakurat di Indonesia. Kamus ini pertama kali terbit pada 1988. Sampai saat ini, KBBI sudah mengalami tiga kali revisi. Edisi terakhirnya diterbitkan pada 2008 dan merupakan edisi keempat.

Idealnya, sebuah kamus harus direvisi lima tahun sekali sebab setiap waktu akan muncul kosakata baru dengan makna baru. Jadi, kamus harus selalu mengikuti perkembangan zaman. Seringkali, perkembangan makna terakhir sebuah kata muncul setelah naskah kamus siap dicetak. Jadi, kosakata baru tersebut tak tercantum dalam kamus nan akan dicetak.

Ini semua mengacu pada sifat bahasa nan konvensional dan dinamis. Sebuah kosakata baru bukan tak mungkin akan hadir seiring dengan banyak digunakan oleh penutur bahasa. Sebuah kata dengan makna eksklusif dianggap sebagai kata baru apabila sudah diamini oleh banyak pengguna bahasa. Itu nan dimaksud dengan konvensional pada sifat bahasa.

Semantara bergerak maju mengacu pada perubahan itu sendiri. Bahasa Indonesia terus berkembang, Menerima kosakata baru, baik dari kosakata bahasa asing, bahasa daerah, maupun ragam lisan.



Kamus Indonesia dan Sejarah
  1. KBBI Edisi Kesatu diterbitkan pada 1988. Kamus ini merupakan hasil pengembangan dari Kamus Bahasa Indonesia nan diterbitkan pada 1983. Kamus edisi pertama ini hanya memuat 62.100 lema (kata atau frasa).
  1. KBBI Edisi Kedua diterbitkan pada 1991. Kamus ini ialah revisi dari edisi pertama dengan jumlah lema 72.000.
  1. KBBI Edisi Ketiga diterbitkan pada 2005 dan memuat 78.000 lema. Menurut Kepala Pusat Bahasa, Dr. Dendy Sugondo, kamus edisi ketiga ini masih banyak kosakata nan belum masuk. Selain itu, KBBI merupakan kamus generik nan berisi kosakata generik sehingga berbagai istilah tak dicantumkan di kamus ini. Untuk mencantumkan berbagai istilah di bidang ilmu tertentu, Pusat Bahasa memiliki Kamus Istilah.
  1. KBBI Edisi Keempat diterbitkan pada 2008 nan berisi lebih dari 90.000 lema dan sublema serta diperkaya dari Kamus Istilah.

Kamus Indonesia niscaya akan terus melahirkan revisi-revisi terbarunya. Dan memang biasanya, ada periodisasi, sehingga tak sembarangan diterbitkan. Kamus nan isinya lebih lengkap ialah kamus edisi terbaru.

Penggunaan kamus ini kadang menjadi masalah. Terutama di kalangan mahasiswa jurusan bahasa Indonesia nan kebetulan sedang dalam termin penyusunan skripsi. Karena berpatokan pada kelengkapan, beberapa dosen tak ingin mahasiswanya mengambil surat keterangan dari kamus edisi terdahulu, surat keterangan harus dari kamus Indonesia terbaru.

Hal semacam ini menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa nan kebetulan mengalami kesulitan secara ekonomi. Karena harga kamus cukup memberatkan. Tanpa disadari pihak dosen, hal ini cukup menghambat. Meskipun pada akhirnya tetap mendapatkan kamus meskipun hasil dari meminjam.

Padahal, secara isi, walaupun kenyataannya kamus Indonesia terbaru memiliki data nan lebih lengkap, tapi kamus terdahulu nan terbit sebelumnya juga masih dapat dijadikan referensi. Toh nan akan dijadikan objek penelitian bukan kamus. Kamus hanya berperan sebagai "tenaga bantuan".



Kamus Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

Kamus Indonesia ini ialah hasil revisi KBBI Edisi Ketiga dan berisi catatan khzanah kata dalam bahasa Indonesia nan meliputi:

  1. kata-kata generik hasil dari inventarisasi selama beberapa tahun terakhir;
  2. kata-kata nan tercantum dalam kamus-kamus lainnya, tentunya setelah melalui seleksi;
  3. kata-kata dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya kosakata nan berhubungan dengan budaya (telah diteliti jangkauan penggunaannya);
  4. istilah-istilah berbagai bidang kehidupan dan cabang ilmu pengetahuan nan layak dimuat dalam kamus.

Kata-kata tersebut ialah kata asal, kata berimbuhan, kata ulang, kata majemuk, frasa, dan singkatan nan menurut ilmu leksikologi disebut lema atau entri.



1. Disparitas KBBI Edisi Keempat

Kamus Indonesia edisi keempat hadir dengan menambahkan nama lembaga, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Kamus ini memiliki perbedaan-perbedaan dengan KBBI Edisi Ketiga . Perbedaan-perbedaan tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Adanya penambahan lema dan sublema. Jumlah lema pada KBBI sebelumnya ialah 78.000. Sekarang bertambah menjadi 90.000 lema nan meliputi kosakata baru (bersifat generik dan khusus).
  1. Adanya pemugaran nan berhubungan dengan definisi, klarifikasi lema, dan pemenggalan kata.
  1. Adanya pemugaran nan berhubungan dengan informasi teknis, seperti label bidang ilmu, label bahasa daerah, dan lain-lain.
  1. Sistematika penyusunan sublema tak berdasarkan abjad, tetapi berdasarkan paradigma, misalnya meninju, tinju-meninju, pertinjuan, petinju, dan peninju ( KBBI Edisi Ketiga ) berubah susunannya menjadi meninju, peninju, peninjuan, tinjuan, bertinju, dan petinju ( KBBI Edisi Keempat ).


Kamus Indonesia Daring

Pada 2008, kamus Indonesia dalam jaringan (daring) hadir buat memudahkan akses para pengguna bahasa Indonesia menggunakan KBBI di mana pun dan kapan pun selama bisa memanfaatkan jaringan teknologi dan informasi.

Tampilan KBBI Daring ini didesain sederhana buat memudahkan para penggunanya. Data-data nan digunakan di kamus ini berasal dari KBBI Edisi Ketiga . Halaman situs KBBI Daring bisa diekses di alamat situs pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi.

Dengan kemajuan teknologi ini, Anda tak lagi perlu membawa-bawa kamus Indonesia nan tebalnya hampir mencapai 500 halaman. Semoga bermanfaat!