Penyakit pada Tanaman Jeruk

Penyakit pada Tanaman Jeruk

Adakah penyakit pada tanaman? Jawabannya tentu saja ada. Seperti nan terjadi pada manusia, kadang tanaman juga akan mengalami agresi dari berbagai penyakit jika tak dipelihara dan dirawat dengan baik. Oleh sebab itu, perawatan nan intensif harus senantiasa dilakukan pada setiap tanaman nan tengah Anda pelihara atau budidayakan agar terhindar dari penyakit pada tanaman nan merugikan.

Banyak sekali penyakit nan menyerang pada tanaman. Dampak serangannya itu, tidak sporadis tanaman nan dipelihara atau dibudidayakan akan terganggu. Pada tanaman jeruk misalnya. Kerugian terparah nan dapat disebabkan oleh berbagai penyakit pada tanaman jeruk ialah terganggunya pertumbuhan tanaman jeruk sehingga jumlah prduksi buahnya akan berkurang. Jika hal ini sampai terjadi, sudah niscaya petani nan bersangkutan akan mengalami kerugian.



Penyakit pada Tanaman Jeruk

Nah, agar pembaca, terutama petani jeruk tak mengalami kerugian dampak agresi penyakit ini, ada baiknya Anda mengetahui berbagai penyakit pada tanaman jeruk dan cara mengendalikannya. Untuk itu, pada kesempatan kali ini, penulis akan menyajikan pembahasan mengenai berbagai macam penyakit pada tanaman jeruk dan cara pengendaliannya nan paling efektif. Berikut uraian lengkapnya.



1. Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD)

CVPD merupakan jenis penyakit pada tanaman jeruk nan disebabkan oleh Bacterium Like Organism (BLO). Penyakit ini biasanya akan menyerang berbagai stadium tanaman jeruk, terutama tanaman jeruk keprok. Gejala penyakit ini bisa diidentifikasi melalui berbagai stadium pada tanaman, yakni sebagai berikut.

Pada tanaman muda, gejala ditunjukan dengan adanya pertumbuhan kuncup nan lambat, mencuat ke atas dengan daun-daun kecil dan belang-belang kuning.

Pada tanaman dewasa, gejala akan terlihat pada bagian batang nan diserang penyakit ini. Biasanya daun-daun nan terdapat pada batang nan terserang penyakit akan menunjukkan rona kuning, menjorok ke atas seperti sikat dan sering muncul tunas-tunas baru. Selain itu, biasanya daun akan memiliki ukuran lebih sempit dan lancip dengan adanya rona kuning di sekitar tulang daun.

Jika penyakit ini menyerang buah, maka buah tersebut akan mengalami gangguan perkembangan dan pertumbuhannya menjadi tak normal. Buah biasanya akan memiliki rasa nan asam, rona kulitnya degreening, dan bijinya akan mengalami abortus.

Jika seluruh tanamannya terinfeksi, daun-daun akan gugur sebelum waktunya dan akan menyebabkan munculnya kembang di luar musim.
Pengendalian tanaman nan sudah terserang penyakit CVPD ini bisa dilakukan secara terpadu dengan melakukan berberapa cara, seperti memotong cabang nan terinfeksi atau mancabut tanaman nan sudah terinfeksi parah.

Selain itu, pengendalian pun bisa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida nan efektif membasmi vector penyakit ini, yakni decis 2,5 E atau Curacron 500 EC.



2. Virus Tristeza

Virus Tristeza merupakan penyakit nan menyerang seluruh stadium tanaman jeruk dari mulai bibit hingga tanaman nan sudah tumbuh di perkebunan. Penyakit nan menyerang bibit tanaman jeruk dinamakan Seedling yellow Tristeza. Penyakit nan menyerang bibit ini menyebabkan semai-semai jeruk menjadi kerdil dan berwarna kuning.

Serangan pada daun disebut Vein Clering, yakni ditandai dengan bagian tulang daun utamanya menjadi jelas jika dilihat dengan cara diterawangkan, sedangkan di bawah permukaan tulang daun daun nampak kasap dan memar.

Gejala nan khas dari agresi penyakit ini yaitu berupa celah atau lubang pada bagian cabang atau batang dan terlihat adanya blendok pada celah-celah tersebut.

Penyakit ini bisa dikendalikan secara terpadu, yakni dengan memilih, lalu memotong batang nan terkena penyakit, mengendalikan vector penyebab penyakit ini dengan menyemprotkan insektisida, dan melakukan premunisasi dengan menginfeksi tanamah sehat menggunakan strain lemah virus agar nanti menjadi kebal.



3. Virus Psorosis

Penyakit pada tanaman jeruk nan satu ini bisa terlihat dari gejala berupa Vein Flecking, yakni munculnya titik-titik kecil berwarna pucat di sekeliling tulang daun dan akan menyebar ke bagian lain dan membentuk bercak nan lebih luas. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan menggunakan mata tempel nan tak terinfeksi atau dapat juga dilakukan dengan mengerok kulit buat menghambat perkembangan penyakit.



4. Virus Exocortis

Virus exocortis ialah penyakit pada tanaman jeruk nan menyerang bagian bawah kulit batang. Gejala penyakit ini bisa dilihat dengan munculnya sisik-sisik di bagian bawah batang. Sisisk-sisik ini bisa menjalar dan menyerang sampai ke perakarana tanaman.

Gejala lain terlihat dari tinggi batang dan pohon jeruk nan sedikit lebih pendek atau kerdil dibanding pohon lain. Produksi buah pada tanaman nan terserang penyakit ini pun akan turun.

Pengendalian penyakit exocortis bisa dilakukan dengan cara memotong batang bawah dan tunas sambung nan terkena exocortis dengan menggunakan alat potong nan steril. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan melakukan penyemprotan cairan pestisida nan efektif buat mematikan vector penyakit ini.



5. Busuk Akar dan Pangkal Batang

Penyakit pada tanaman jeruk nan satu ini disebabkan oleh jamur Phytophthora nicotinae var. parasatica . Agresi jamur ini menyebabkan gejala visual seperti daun-daun pada bagian ujung menjadi lebih kecil dan berwarna kuning. Selain itu, cabang-cabang nan terinfeksi menjadi kering dan biasanya tak diikuti dengan pertumbuhan baru.

Jamur ini juga menyebabkan gejala nonvisual nan terjadi di bawah permukaan tanah. Biasanya, pada perakaran primer terdapat luka memanjang dengan pusatnya nan berwarna coklat muda. Dampak luka ini, akar-akar muda akan memiliki kulit nan mudah mengelupas, sehingga pada kayunya terdapat noda tang berwarna abu-abu gelap.

Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan cara memberikan pengairan secara berkala, memperbaiki drainase tanah, dan memangkas bagian tanaman atau akar nan sudah terinfeksi cukup berat.



6. Daun Bertepung Putih

Penyakit pada tanaman jeruk nan satu ini disebabkan oleh cendawan Oidium tingitianum . Gejala agresi penyakit ini bisa terlihat ketika di daun bagian bawahnya sudah muncul bercak kecil nan berlubang. Rona bercaknya ini biasanya putih atau putih kelabu.

Jika dibiarkan, bercak ini akan menyebar dan meluas sehingga membantuk lapisan putih nan menutupi daun. Agresi penyakit ini menyebabkan daun-daun menjadi kering dan mudah rontok dan tanaman secara holistik akan tampak layu dan kerdil.

Pengendalian penyakit daun bertepung ini bisa dilakukan dengan cara sanitasi lingkungan, membuang bagian tanaman nan sudah terinfeksi berat, dan menyemprotkan cairan fungisida nan efektif membunuh jamur tadi. Cairan fungisida nan paling efektif membunuh jamur ini ialah Antracol 70 WP atau Cupravit OB 21.



7. Buah Berkudis

Penyakit buah berkudis merupakan penyakit pada tanaman jeruk nan disebabkan oleh jamur Sphaceloma fawetti. Gejala serangannya berawal dari munculnya bercak kecil jernih pada buah. Bercak-bercak tadi lambat laun berubah menjadi semacam kutil-kutil nan berwana kuning pada kulit buah.

Kutil-kutil tadi kemudian akan membentuk kerak nan keras. Buah-buah nan terserang penyakit ini akan mengalami gangguan pertumbuhan sehingga bentuk buahnya menjadi tak karuan dan penuh dengan kudis.

Pengendalian penyakit buah berkudis ini bisa dilakuakan dengan cara memusnahkan seluruh bagian tanaman nan terinfeksi berat. Selain itu, penyemprotan fungisida nan efektif, seperti Cupravit OB 21 dan Benlate, diyakini bisa menghambat pertumbuhan jamur ini.

Nah, itulah berbagai penyakit pada tanaman jeruk. Jika penyakit-penyakit tadi tak dikendalikan dari awal terlihatnya gejala, maka bersiaplah buat mendapatkan kerugian nan sangat besar. Dengan adanya pembahasan ini, semoga pembaca, khususnya nan sedang membudidayakan jeruk dapat lebih tanggap ketika gejala-gejala nan digambarkan tadi sudah terlihat pada tanaman jeruk Anda.

Semoga bermanfaat!